Review Film MONSTER (2003) - Mereka Menyebutnya Pembunuh Berantai Wanita Pertama

 

 
Monster | 2003 | 1h 49m
 Genre : Drama, Biography, Crime| 
Negara: USA - Germany|
 
Pemeran: 
 Charlize Thero, Cristina Ricci
IMDB 7.3/10

Pembunuhan berantai terjadi saat seseorang melakukan pembunuhan terhadap 3 orang atau lebih secara berturut – turut. Perbuatan ini bukan tidak tanpa alasan, seringkali kejahatan ini dilakukan akibat adanya dorongan atau motivasi psikologis tertentu. Salah satu pelaku kejahatan tersebut yang disebutkan oleh media sebagai pelaku pembunuhan berantai adalah Aileen “Lee” Carol Wuornos. Aileen adalah seorang pekerja seks yang akhirnya karena suatu trauma yang dirasakannya, dirinya melakukan pembunuhan terhadap beberapa pria yang oleh media dirinya disebut sebagai “First Female Serial Killer”. Cerita ini yang kemudian diangkat dalam bentuk sebuah Film berjudul Monster.

Berlatar belakang Florida 1989, dimana kejadian pembunuhan tersebut terjadi. Aileen yang merupakan pekerja seks dengan trauma masa lalu yang dirinya pikul. Masa lalunya yang dipenuhi dengan penyiksaan, pelecehan, pemerkosaan bahkan oleh orang yang dikenalnya. Aileen bertemu dengan Selby Wall di sebuah bar secara tidak sengaja. Pada kisah nyatanya, kekasih dari Aileen bernama Tyra Moore bertemu di sebuah Bar di Dayton pada tahun 1986 sebelum akhirnya Aileen tertangkap tahun 1991. Selby Wall yang ternyata adalah seorang lesbian, tidak memiliki teman di lingkungannya. Penggambaran karakter Tyra Moore dalam Selby Wall tidak sepenuhnya tepat, lebih banyak perbedaan dari Tyra Moore yang nyata. Melihat Aileen yang sendirian, Selby Wall memberanikan diri untuk mendekatinya. Disaat itulah hubungan mereka berkembang menjadi hubungan yang lebih intim antara satu dan lainnya. Di awali dengan minum bersama hingga akhirnya Aileen menginap di rumah Selby Wall. Namun, keluarga bibinya tidak suka dengan Selby Wall yang membawa Aileen ke rumah. Mereka meminta untuk Selby Wall menjauhi Aileen, dan berencana untuk mengembalikan Selby Wall ke ayahnya.

Aileen melakukan pekerjaannya dengan meminta tumpangan kepada pria yang lewat bersama mobilnya. Aileen menceritakan cerita palsu dimana dirinya sedang berusaha mencari uang agar bisa bertemu dengan anak – anaknya. Aileen akan mengeluarkan sebuah foto anak kecil dari sakunya. Hingga akhirnya transaksi tersebut terjadi. Pada prakteknya Aileen akan banyak bertemu dengan berbagai macam bentuk pria yang menjadi risiko dari pekerjaannya. Bisa jadi mendapatkan pria yang baik atau buruk. Keberuntungan tidak selalu datang kepadanya saat melakukan pekerjaannya.

Pembunuhan di awali sebagai sebuah pembelaan diri, dimana dirinya bertemu dengan Mallory seseorang yang melakukan kekerasan seksual terhadapnya di hari dimana seharusnya Aileen bertemu dengan Selby Wall. Aileen mengambil senjata di dalam tasnya dan menembakkan ke tubuh Mallory hingga tewas. Aileen selanjutnya membawa mobil pria tersebut dan memenuhi janjinya untuk bertemu dengan Selby Wall dan mengajaknya untuk ikut serta dengan dirinya. Aileen yang jatuh cinta dengan Selby Wall berharap dapat memperbaiki hidupnya. Dirinya pun berupaya untuk mencari pekerjaan baru. Dengan bermodal nekat dirinya mendatangi beberapa perusahaan dengan melamar pekerjaan. Namun, tidak ada respon positif yang diterimanya karena status pendidikannya, sifat, sikap, dan pengalaman bekerja yang tidak baik. Hingga akhirnya dirinya mendapatkan pelecehan lagi dari seorang polisi.

Aileen yang merasa kecewa karena keinginannya untuk berubah tidak didukung oleh alam semesta. Terlebih lagi tuntutan Selby Wall untuk memenuhi kebutuhannya. Alasan Selby Wall mengikuti Aileen karena merasa Aileen dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini yang membuat dirinya makin tertekan dan akhirnya kembali menjalani pekerjaan lamanya sebagai pekerja Seks. Pembunuhan pun kembali terjadi. Pemikiran yang tertanam di dalam diri Aileen bahwa semua pria yang ingin bersamanya adalah laki – laki brengsek yang mencoba untuk memperkosanya. Sehingga dirinya akhirnya melakukan pembunuhan tersebut dan membawa barang – barang dari para korbannya untuk bertahan hidup. 

Film ini meraih berbagai nominasi dan penghargaan, antara lain salah satunya pemeran utamanya yaitu Charlize Theron sebagai the Academy Award for Best Actress, the Golden Globe Award for Best Actress in a Motion Picture – Drama, the Screen Actors Guild Award for Outstanding Lead Actress, the Critics' Choice Movie Award for Best Actress, the Independent Spirit Award for Best Female Lead, and also the Independent Spirit Award for Best First Feature (Patty Jenkins). Menurut penulis, totalitas acting dari Theron dalam memerankan Aileen patut diancungi jempol. Berdasarkan informasi yang penulis kumpulkan, Theron menaikkan berat badannya hingga 14 kg, mencukur alis matanya, dan menambahkan gigi tambahan. Hal ini membuat penampilan Theron berubah drastic dan amat mirip dengan Aileen yang asli. Bahkan dari sikap dan cara dirinya berbicara amat mirip, yang membuktikan bahwa dirinya melakukan pendalaman dan riset atas peran yang dirinya ambil.

 

Depan (Aileen Wuornos), Tengah dan Belakang (Theron)


Penulis awal mula tidak menyukai pemeran dari Selby Wall “Christina Ricci” yang menurut penulis kurang berkarakter. Dibandingkan dengan pemeran utama yang memiliki karakter kuat dalam perannya. Hal ini terjadi karena Ricci memiliki keterbatasan informasi mengenai bagaimana karakter dari Tyra Moore, kekasih Aileen di dunia nyata. Keterbatasan informasi tersebut yang mungkin membuat dirinya sulit untuk menciptakan karakter yang tepat atas peran tersebut. Sehingga tidak terlalu dapat menyajikan karakter yang kuat.

Adegan yang amat berkesan adalah ketika Aileen yang saat itu baru lolos dari pemerkosaan tetap berusaha menyempatkan diri untuk memenuhi janjinya bertemu dengan Selby dirumahnya. Selain itu, dirinya juga menunjukkan kesungguhannya dan rasa cintanya untuk bisa bersama dengan Selby yang akhirnya membuat Selby luluh dan memutuskan untuk pergi bersama dirinya.

 

Aileen yang menemui Selby setelah pembunuhan

Adegan yang tidak terlalu penulis sukai adalah ketika Aileen mengatakan dirinya akan berhenti menjadi pekerja seks dan Selby seakan-akan menganggap keputusan tersebut salah. Selain itu segala usaha yang dilakukan Aileen untuk bersama dirinya dan memenuhi kebutuhannya seperti dianggap sesuatu yang tidak ada harganya. Dibuktikan dimana Selby malah memilih untuk pergi bersama dengan teman – teman barunya yang di temuinya di Bar dan mengabaikan Aileen. Pada posisi ini terlihat bahwa rasa cinta Aileen lebih besar dibandingkan Selby. Namun Selby juga tetap bertahan meski mengetahui bahwa Aileen telah membunuh beberapa orang.

 

Ketika selby bersama dengan teman - teman barunya

Berdasarkan perbandingan dengan kisah nyatanya, terdapat beberapa perbedaan jalan cerita yang pada detail cerita seperti adalah bagaimana dirinya dapat terdeteksi dan dicurigai oleh pihak kepolisian, bagaimana latar belakang dari Tyra Moore, jumlah korban, dan identitas korban terakhir mereka. Berdasarkan film, mereka terdeteksi setelah salah seorang melaporkan kendaraan mereka saat mereka mengalami kecelakaan dan masuk ke sebuah perkarangan rumah. Sedangkan pada kisah nyatanya adalah mereka terdeteksi karena telah melakukan penjualan atas barang curian yang dibawa dari korbannya. Selain itu pula, dalam kenyataannya kendaraan mereka setelah mengalami kecelakaan ditinggalkan begitu saja, sedangkan dalam film kendaraan tersebut digunakan kembali untuk melarikan diri. 

Dalam film ini mengajarkan bahwa kepribadian dan cara berpikir seseorang akan dipengaruhi oleh masa lalu mereka, apa yang mereka alami, dan trauma apa yang mereka rasakan. Seringkali hal – hal ini yang akhirnya membuat seseorang melakukan suatu tindakan criminal yang bahkan dirinya pun tidak sadar bahwa tindakan tersebut salah. Hal ini seringkali dilakukan untuk melakukan balas dendam atas masa lalunya. Sebagai contoh Aileen yang mengalami kekerasan sejak kecil akhirnya menganggap bahwa semua pria akan melakukan hal yang sama ke semua wanita. Hal ini yang membuat dirinya membunuh para korban dengan pola pikir yang tertanan dalam dirinya tersebut. 

Seringkali masyarakat akan mengucilkan orang - orang yang dinilai mereka tidak baik, tanpa memperdulikan latar belakang dari diri mereka. Hal ini membuat mereka menjadi semakin kecewa dan kehilangan dirinya dan terus menerus mencari pembenaran atas kejahatan yang mereka lakukan. Sehingga perlunya kita untuk dapat mencoba berempati kepada orang lain atas apa yang mereka alami. Hal ini dapat mempengaruhi mereka dalam melihat kehidupan. Bisa jadi pembunuhan tersebut tidak akan pernah terjadi, bunuh diri tidak akan pernah terjadi, dan mereka dapat menjalani hidup yang lebih baik.

Film ini penulis rekomendasikan untuk cineas yang menyukai kisah – kisah berdasarkan kisah nyata. Film ini tidak terlalu berat, tetapi tetap menyajikan sesuatu cerita dengan makna yang mendalam. Overall, film ini amat bagus dari segi jalan cerita, pengambilan gambar, alur, dsb hingga amat rekomended untuk ditonton. Selain itu juga film ini juga dapat merepresentasikan dokumentasi yang sesuai dengan kenyataannya dan tidak terlalu berlebihan yang mungkin dapat membuat jalan cerita yang berbeda. 

***

Aileen mengijinkan seorang Phyllis Chesler untuk menuliskan kisah hidupnya dalam sebuah buku yang berisikan autobiographynya berdasarkan pernyataan langsung dari dirinya. Buku tersebut berjudul Dear Dawn. Dawn Botkins adalah teman masa kecil Aileen. 

***

My Rate: 9/10

(aluna)


Posting Komentar

2 Komentar

  1. What's a good review of a kind of good movie? I'll keep the link and watch it later.
    Thanks for sharing.

    BalasHapus