Review Film THE PRESTIGE (2006) - Ketika Balas Dendam Berujung Ambisi


 The Prestige | 2006
2hr 10m | Genre : Drama, Mister, Sci-Fi | Negara: AmericaPemeran:  Christian Bale, Hugh Jackman, Scarlett Johansson
IMDB 8.5/10


Sulap merupakan suatu hal yang tidak asing di masyarakat. Seringkali juga disangkutpautkan dengan ilmu hitam/spiritual, karena tricknya yang sulit untuk ditebak. Padahal sulap hanyalah sebuah seni pertunjukan dengan menggunakan trik di setiap penampilannya. Trik tersebut berupa permaianan "kelihaian" tangan, manipulasi, hasil kerja dari suatu perangkat/alat, yang terus dilatih agar dapat terlihat sempurna dan tidak apat ditebak oleh orang lain. Setiap pesulap memiliki teknik dan triknya masing - masing dimana pesulap lain belum tentu mengetahui rahasia dari sulap tersebut. Dahulu kala sulap ditampilkan di theater - theater sebagai lokasi pertunjukannya. Salah satu yang cukup terkenal adalah John Henry Anderson (1814 - 1874) yang merupakan pesulap Skotlandia sukses dan mendapat julukan "The Wizard of The North". Namun akhirnya John bangkrut dan jatuh miskin, karena theater tempat dia tampil terbakar dan menyebabkan dirinya kehilangan hartanya. 

Dalam film ini dijelaskan bahwa terdapat 3 point penting dari sebuah sulap. Pertama, "The Pledge" dimana pesulap meminta orang atau penonton untuk memeriksa barang yang digunakannya untuk memastikan tidak ada trik yang digunakan dalam penampilan tersebut. Kedua, "The Turn" dimana pesulap dengan menggunakan alat tersebut membuat sesuatu yang luar biasa dan di luar dugaan. Namun yang terpenting adalah tahap ketiga, "The Prestige" karena menghilangkan sesuatu saja belum cukup, kita harus dapat memunculkannya kembali. Hal inilah yang menjadi daya tarik dalam surat, bagaian penutup "The Prestige" yang akan membuat para penonton bertepuk tangan secara meriah.

Tema inilah yang diangkat dalam film The Prestige dan dicoba untuk digambarkan oleh Christopher Nolan  dan saudaranya Jonathan Nolan. Film ini diadaptasi dari sebuah novel yang berjudul sama The Prestige  yang ditulis oleh Christopher Priest pada tahun 1995. Novel ini berhasil mendapatkan penghargaan James Tait Black Memorial pada tahun 1996 dan World Fantasy Award tahun 1996. Sejalan dengan novelnya, Film The Prestige juga berhasil menjadi nominasi penghargaan Best Cinematography dan Best Arr Direction pada tahun 2007.

    Film ini berlatar belakang tahun 1980an di London. Adegan dibuka dengan penampilan sulap dari Robert Angier "Great Danton" di atas panggung yang dapat membuat dirinya menghilang dan tampil di tempat yang berbeda. Namun kesalahan fatal terjadi dimana Angier menjatuhkan diri ke bawah panggung dan masuk ke dalam sebuah tangki besar berisi air yang biasa dijadikan perlengkapan sulap lainnya dan terkunci di dalamnya. Alferd Borden yang tidak sengaja turun ke bawah panggung untuk melihat rahasia sulap Angier, malah membuat dia menjadi tertuduh melakukan pembunuhan terhadap Angier. Film ini menggunakan Alur Mundur untuk menceritakan penyebab dari kejadian yang ditampilkan dalam pembuka film ini. Alur Mundur tersebut difasilitasi dengan para tokoh yang saling membaca buku jurnal mereka masing - masing dan divisualisasikan dalam adegan - adegan yang terjadi dalam film tersebut. 

    Kematian robert angier


    Angier dan Borden awalnya merupakan rekan kerja yang bekerja bersama dengan seorang pesulap sebagai asisten, mereka berpura - pura menjadi seorang penonton yang kemudian membantu pesulap untuk melaksanakan sulapnya. Sulap berbahaya yang paling sering dilakukan adalah melepaskan diri dari dalam tangki yang penuh dengan air, dimana asisten yang ada di atas panggung akan diikat pergelangan tangan dan kakinya dan dimasukkan ke dalam tangki air yang dikuncikan. Asisten tersebut adalah Julia yang tidak lain merupakan istri dari Angier. Borden memiliki ambisi yang cukup besar dan ide - ide untuk menciptakan ilusi yang lebih menarik dalam penampilan sulap yang mereka lakukan. Salah satu ide tersebut adalah dengan mengubah simpul tali yang diikatkan kepada Julia menjadi simpul Langford Ganda dan berharap hal tersebut berhasil. Namun sebaliknya, Julia tidak dapat membuka simpul tersebut dan akhirnya meninggal kehabisan nafas di dalam tangki tersebut. 

    Kematian Julia dalam performance sulapnya


    Inilah yang menjadi cikal bakal permusuhan mereka. Rasa sedih kehilangan istrinya membuat Angier marah besar dan mencoba untuk membalas dendam kepada Borden. Terlebih lagi ketika melihat Borden telah memiliki sebuah keluarga kecil dengan istri dan anaknya. Sedangkan dirinya harus hidup dalam kesedihan kehilangan istrinya. Borden kembali menampilkan sulapnya yaitu ide untuk menangkap peluru, tetapi Angier datang dan memasukkan kancing ke dalam pistol yang digunakan yang akhirnya melukai Borden dan menyebabkan dirinya kehilangan 2 jarinya. Selang berapa lama Angier bertemu dengan Cutter untuk kembali menampilkan sulapnya dengan nama "Great Danton". Namun Borden datang dan merusak penampilan Cutter. 

    Hingga satu titik dimana Borden membuat sebuah ilusi menghilangkan dirinya dan muncul ditempat berbeda. Bukan lagi karena keinginannya untuk membalas dendam, Angier yang sudah diselimuti ambisi untuk menjadi pesulap terhebat melakukan segala cara untuk mengetahui rahasia dibalik ilusi yang dilakukan oleh Borden. Dirinya mengirimkan mata mata ke tempat Borden, hingga mencari Tesla seorang peneliti untuk membuatkan dirinya sebuah mesin yang dapat membuat dirinya berpindah tempat. 

    Robert Angier dan Mesin Tesla


    The Prestige adalah film yang sulit ditebak untuk akhir ceritanya. Penonton harus menonton dari awal hingga akhir untuk dapat memahami hubungan antar kisahnya. Pada film ini, kemampuan akting dari Christian Bale patut untuk diancungi jempol. Hal ini disebabkan karakter yang dirinya bangun menurut penulis bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan. Selain itu, Hugh Jackman juga dapat merepresentasikan dengan baik ambisi dan rasa dendam yang dimilikinya dengan sikap yang ditunjukkannya terlebih lagi tokoh yang dimainkannya mungkin dapat dikatakan cukup "licik", tetapi dirinya dapat menyelubungi kelicikan tersebut. 

    Secara keseluruhan dari segi pengambilan gambar, cerita, penokohan dapat dikatakan film The Prestige termasuk dalam kategori film yang penulis rekomendasikan untuk dapat ditonton. Bahkan tidak akan timbul rasa bosan untuk menonton film ini berkali kali. Meskipun kita telah mengetahui akhir ceritanya, akan tetapi rasa penasaran tetap akan timbul ketika menonton film ini. Setiap adegan didalamnya dipenuhi misteri dan hal inilah yang penulis sukai dari film ini. 

    Dalam film ini pula penulis mendapatkan pelajaran dimana ambisi yang berlebihan akan sesuatu dapat membahayakan diri kita dan juga orang lain. Karena suatu ambisi yang berlebihan akan membuat kita melakukan berbagai macam cara untuk mewujudkannya. Serta tidak peduli pengorbanan apa yang akhirnya kita lakukan dan seberapa besar kehilangan yang kita terima. Namun sisi positifnya adalah kita diajarkan untuk terus berkarya dan tidak menyerah meski banyak orang yang menjatuhkan kita atau mengatakan bahwa kita tidak akan berhasil. Mungkin ketika kita menyampaikan sebuah ide, maka tidak semua orang dapat menerima ide yang kita berikan. Mereka akan menganggap kita aneh atau gila. Namun ketika kita berhasil mereka akan mengakui dan berusaha untuk meniru apa yang kita lakukan. 

    Terdapat sedikit perbedaan sudut pandang dan jalan cerita antara film dan novel menurut penulis. Dimana pada novel diceritakan bahwa pada masa depan dimana great-grandchildren dari Borden dan Angier, Kate Angier dan Andrew Westley (terlahir dengan nama Nicholas Borden) bertemu karena permasalahan di masa lalu leluhurnya mempengaruhi kehidupan mereka. Andrew Westley yang terlahir sebagai anak tunggal, tetapi merasa memiliki kembaran yang terus menerus berbicara melalui telepati kepadanya. Hal ini yang akhirnya membawanya bertemu dengan Kate Angier. Kisah antara Kate dan Andrew menjadi sarana novel ini menyajikan cerita utama yaitu perselisihan antara Angier dan Borden dengan menampilkan catatan diary mereka pada bab yang ada di dalam novel tersebut. Kejadian yang dialami oleh Andrew ternyata dipengaruhi oleh alat Tesla yang ditinggalkan oleh leluhur Kate. Hal ini pula yang menjadi perbedaan besar antara akhir cerita dari film dan Novel yang membuat makna "The Prestige" antara keduanya berbeda. Namun secara garis besar cerita yang disampaikan serupa, hanya perbedaan dari segi penutup cerita yang berbeda. 

    Film ini penulis rekomendasikan untuk para sineas yang memiliki ketertarikan pada dunia persulapan dan misteri. Alur yang ditampilkan memang berrjalan agak lambat hingga film ini memakan wakty 2 jam 10 menit. Buat penonton yang tidak terlalu suka berlama - lama mungkin akan terasa membosankan. Namun patut dicoba untuk ditonton, karena sensasi yang diberikan akan membuat kamu merasa penasaran. Lets try.
     
    ***


    ***
    My Rate: 10/10

    (aluna)

    Posting Komentar

    6 Komentar

    1. Balas dendam memang tidak baik ya makanya kalo dilakukan bakalan berujung merugikan hehe

      BalasHapus
      Balasan
      1. gak akan pernah puas kalau terkait balas dendam ya kan.

        Hapus
    2. Menariiiik loh temanya :D. Tapi terlebih pemain2nya aktor dan aktris kawakan semuaaa ! Aku udh yakin pasti bagus. Sepertinya bakal aku cari ntr filmnya mba :). Pemasaran sih Ama endingnya, dan aku berharap bisa happy :D

      BalasHapus
      Balasan
      1. coba baca novelnya juga kak, linknya ada di postingan. Beda endingnya sama di filmnya dan bakal jadi kayak plottwist banget.

        Hapus
    3. wiih mantep nih kak, makasih yaa udah dibikin reviewnya

      BalasHapus