Persahabatan
adalah hubungan antar pribadi dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat
penghargaan, afeksi, dan perasaan. Dalam praktiknya, sahabat akan senang dengan
eksistensi satu sama lain, setia, dan seringkali selera mereka akan menjadi
serupa. Sahabat memiliki rasa percaya yang tinggi satu sama lain dimana tidak
akan merugikan atau menyakiti mereka. Ansheng (Zhou Dongyu) dan Qiyue (Ma
Sichun) mulai menjadi sahabat ketika mereka berumur 13 tahun. Takdir membuat
mereka akhirnya menjadi sepasang manusia yang tidak pernah terlepaskan. Namun,
suatu kejadian membuat hubungan mereka tergoyah dan saling melukai.
Cerita
berawal dari sebuah rumah produksi yang ingin membuat sebuah film dari Novel
Online yang ditulis oleh Qiyue. Setiap bab dalam novel tersebut berisikan
moment penting dalam kehidupan Qiyue. Novel tersebut menceritakan bagaimana
dirinya bertemu dengan Ansheng dan semua kejadian yang mereka alami selama
persahabatan. Sutradara itu bertemu dengan Ansheng setelah melakukan riset dan
mencari keberadaan dari Ansheng. Hal itu dilakukan karena tidak dapat
menghubungi Qiyue. Namun, ketika bertemu, Ansheng mengatakan bahwa dirinya
bukanlah tokoh dalam Novel tersebut. Selanjutnya di dalam perjalanan pulang Ansheng
bertemu dengan Su Jiaming, lelaki yang pernah menjadi kekasih Qiyue. Su Jiaming
menanyakan kabar dari Ansheng dan juga Qiyue, karena telah lama tidak bertemu. Selama
ini Su Jiaming mengetahui kabar Ansheng melalui novel yang ditulis oleh Qiyue.
Namun, Ansheng berkata bahwa dirinya belum pernah membaca novel tersebut. Kemudian pergi meninggalkan Jiaming yang penuh
tanda tanya. Sesampainya di rumah, Ansheng kemudian mencari novel online
tersebut dan mulai membaca cerita yang dituliskan di dalamnya. Disinilah kisah
mereka diputar kembali melalui narasi – narasi dan cerita yang ada dalam novel
tersebut.
|
Ansheng bertemu dengan producer film |
|
Ansheng meninggalkan Jiaming saat bertemu
|
|
Ansheng mencari novel mereka di internet |
Bab
1, Bertemu Ansheng. Pada bab ini Qiyue menceritakan bagaimana pertemuannya
dengan Ansheng. Pertemuan mereka terjadi ketika mereka berumur 13 tahun. Saat
itu mereka sedang melakukan baris berbaris di sekolah mereka. Ansheng merupakan
anak pemberontak yang tidak mengikuti peraturan. Dirinya tidak mengikat
rambutnya dan membawa tupai di dalam bajunya. Berbeda dengan Qiyue yang lebih kalem
perawakannya. Beberapa saat kemudian, tupai tersebut kabur dan berlari ke arah
Qiyue. Disinilah pertemuan pertama mereka terjadi. Pelatih mereka yang melihat kejadian
itu, akhirnya memutuskan untuk menghukum mereka dan anggota kelas lainnya. Tidak
ingin di hukum, Qiyue dan Ansheng pergi dan menekan tombol alarm kebakaran yang
akhirnya membuat seluruh sekolah ricuh.
|
Pertama kali Ansheng bertemu dengan Qiyue |
|
Ansheng dan Qiyue menekan alarm kebakaran |
Ansheng
dan Ibunya memiliki hubungan yang tidak baik. Ibunya pun tak pernah ada di
rumah, sehingga Ansheng diperbolehkan oleh orang tua Qiyue untuk menginap di
rumah Qiyue. Terdapat adegan yang menunjukkan ketidakharmonisan Ansheng dan
Ibunya, saat Ibunya menjemput Ansheng di sekolah saat pulang bersama dengan Qiyue.
Melihat hal tersebut, membuat mereka menjadi dekat satu sama lain dan tidak
terpisahkan seperti bayangan hingga 3 tahun lamanya. Persahabatan mereka terus
berlanjut meski harus terpisah karena berada di sekolah yang berbeda ketika
SMA. Suatu ketika Qiyue bercerita kepada
Ansheng, bahwa terdapat seorang pria yang disukainya di sekolahnya. Qiyue juga
merasa bahwa pria tersebut menyukai dirinya. Pria tersebut bernama Su Jiaming. Mendengar
cerita tersebut, terdapat perasaan aneh yang dirasakan Ansheng.
|
Ibu Ansheng saat bertengkar di sekolah saat menjemput |
|
Ansheng dan Qiyue selalu bersama |
|
Qiyue menceritakan tentang Jiaming kepada Ansheng |
Ansheng
saat ini telah memiliki seorang anak yang tinggal bersamanya. Sepulang bekerja dirinya
kemudian meneruskan kembali untuk membaca novel yang ditulis oleh Qiyue.
Bab
2, She, Her and Him. Qiyue menceritakan hubungan mereka bertiga, Ansheng,
dirinya dan Jiaming. Setelah mendengar nama Su Jiaming dari Qiyue. Ansheng
memutuskan untuk datang ke sekolah Qiyue untuk melihat langsung pria tersebut
dan memastikan bahwa pria tersebut adalah pria baik – baik. Saat bertemu,
Ansheng langsung mencerca Jiaming dengan banyak pertanyaan. Pertemuan tidak
terduga tersebut membuat Jiaming merasa tertarik dengan Ansheng. Di sisi lain, Qiyue
memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Jiaming. Mereka pun menjadi
sepasang kekasih. Qiyue pun mengajak Jiaming pergi ke club tempat Ansheng
bekerja untuk memperkenalkan mereka, tanpa mengetahui bahwa Jiaming dan Ansheng
telah saling bertemu sebelumnya. Terdapat suasana awkward antara keduanya.
Ketika itu, gitaris dari band yang tampil dalam club tersebut menyukai Ansheng
dan menyanyikan sebuah lagu untuknya. Namun, raut wajah Jiaming terlihat tidak
terlalu menyukai hal tersebut.
|
Ansheng menemui Jiaming di sekolahnya |
|
Qiyue mengutarakan perasaannya kepada Jiaming |
|
Pertemuan antara Ansheng, Qiyue, dan Jiaming |
Qiyue
tidak memiliki kecurigaan sedikitpun kepada Jiaming dan Ansheng. Mereka bertiga
pun akhirnya selalu bersama. Suatu ketika, mereka bertiga mendaki gunung untuk
pergi ke sebuah kuil yang berada pada gua di atas gunung. Dikatakan jika berdoa
di kuil tersebut, maka harapan mereka akan terwujud. Dalam perjalanan ke atas,
Qiyue yang merasa keletihan memilih untuk beristirahat. Ansheng memilih untuk
meneruskan perjalanannya ke kuil tersebut dengan meninggalkan Qiyue dan
Jiaming. Namun, Qiyue meminta Jiaming untuk pergi menyusul Ansheng. Ansheng dan
Jiaming kemudian berdoa di kuil tersebut. Diketahui bahwa Jiaming memiliki
sebuah kalung pelindung bertali merah dengan liontin kepala Budha. Ansheng
mengetahui hal tersebut dari Qiyue, yang akhirnya membuat Jiaming
menunjukkannya. Ansheng mencoba untuk melihat kalung tersebut lebih dekat. Pada
moment ini, timbullah perasaan saling ketertarikan antara mereka. Saat keluar
dari kuil tersebut, mereka terkejut karena Qiyue telah duduk dipintu gua,
menunggu mereka.
|
Mereka dalam perjalanan ke kuil di gunung |
|
Saat Ansheng melihat kalung yang digunakan Jiaming |
|
Ansheng dan Jiaming di dalam gua |
Ansheng
harus pergi meninggalkan Qiyue untuk berpetualang dengan gitaris yang
sebelumnya menyatakan cinta kepadanya. Qiyue mengantarkannya ke stasiun, bahkan
berlari mengikuti kereta ketika kereta telah berjalan. Ansheng mengeluarkan separuh
badannya keluar jendela kereta dan terus melambaikan tangannya kepada Qiyue. Hal
tak terduga terjadi, Kalung yang dimiliki oleh Jiaming saat itu berada di leher
Ansheng. Qiyue berhenti mengejar kereta dan menatap Ansheng dengan perasaan
yang bergejolak di dalam hatinya. Hari itu Qiyue terluka oleh sahabatnya
sendiri. Saat itu, Qiyue merasa kecewa pada dirinya sendiri karena merasa tidak
semua hal dapat dibagikan kepada sahabatnya.
|
Ansheng menggunakan kalung Jiaming |
|
Qiyue yang merasa kecewa setelah melihat kalung tersebut |
Bab
3, Regards to Jiaming. Ansheng memulai petualangannya dengan gitaris tersebut.
Namun, petualangannya tidak berjalan dengan mulus. Dirinya terus menerus
dikecewakan dan merasakan pedihnya kehidupan. Ansheng menyampaikan cerita – ceritanya
kepada Qiyue melalui sebuah kartu pos yang dikirimkan kepada Qiyue. Namun, setiap
akhir dari kartu pos tersebut, Ansheng selalu menuliskan “titip salam untuk
Jiaming”. Qiyue juga menuliskan kartu pos untuk membalas Ansheng dengan
menuliskan juga kehidupannya. Qiyue menceritakan saat dirinya masuk universitas
dan kehidupan perkuliahan Jiaming dan dirinya. Qiyue juga bercerita tentang
rencana dirinya dan Jiaming untuk masa depan mereka, pekerjaan yang di
dapatnya. Hingga Jiaming memutuskan untuk menunda pernikahannya dengan Qiyue
dan memilih untuk bekerja di Beijing.
|
Qiyue melepaskan Jiaming untuk pergi ke Beijing |
|
Ansheng kembali setelah petualangannya |
Qiyue
akhirnya dapat menerima keputusan Jiaming untuk pergi ke Beijing dan
mengantarkan kepergiannya. Meskipun dirinya menyimpan kesedihan teramat dalam.
Saat kembali ke rumah, Ansheng telah menunggu Qiyue di depan pintu rumah Qiyue
dan merekapun saling berpelukan. Pelukan tersebut memiliki banyak makna, mereka
menangis dengan lukanya masing masing dalam pelukan. Kembalinya Ansheng disambut
baik oleh keluarga Qiyue dengan mengajak dirinya makan bersama, tetapi tidak
dengan Qiyue. Luka lama yang disimpan jauh di lubuk hatinya kembali ke
permukaan, saat Qiyue melihat Ansheng yang masih menggunakan kalung pemberian
Jiaming.
|
Qiyue yang melihat kalung Ansheng |
Akankah
persahabatan mereka akan terus bertahan sampai akhir hayat? Ataukah akan
berakhir dengan penuh luka di antara mereka?
Film
ini mendapatkan beberapa nominasi penghargaan untuk jalan ceritanya. Bahkan kedua
pemeran utama dalam film ini, Zhou Dongyu dan Ma Sichun, keduanya mendapatkan
penghargaan Best Actress di waktu yang bersamaan dimana hal ini jarang terjadi.
Alur cerita film ini adalah maju – mundur – maju yang diperlihatkan dengan
narasi – narasi novel yang menceritakan terkait dengan kehidupan sebelumnya. Zhou
Dongyu dan Ma Sichun memberikan performa yang amat baik. Emosi yang ditunjukkan
mengalir begitu saja dan terlihat natural. Jalan cerita yang disampaikan juga menarik
dan tidak mudah untuk ditebak. Selain itu, akhir cerita yang penuh dengan
misteri juga menjadi salah satu keunggulan dari film ini. Konflik yang timbul
disajikan dengan takaran yang pas, cukup untuk membuat para penonton merasakan
pula perasaaan saat konflik tersebut terjadi.
Hal
yang penulis sukai dari film ini, seperti yang penulis katakan sebelumnya,
penyajian cerita yang tidak seperti kebanyakan. Cerita muncul saat tokoh Ansheng
membaca novel online tersebut dan terdapat narasi – narasi yang menambah rasa
emosional ketika menonton film tersebut. Sedangkan adegan yang amat melekat adalah
saat Qiyue bertengkar dengan Ansheng di sebuah restaurant. Saat itu Ansheng bertaruh
dengan bartender disana untuk mendapatkan minuman gratis. Qiyue yang
menyaksikan hal tersebut tidak menyukainya. Mereka pun bertengkar karena
Ansheng merasa Qiyue memberikan batasan atas dirinya dan Qiyue. Permasalahan
tersebut membuat, Qiyue mengutarakan semua amarah yang dipendamnya termasuk
ketidaksukaannya saat Ansheng mengenakan kalung pemberian dari Jiaming. Pada
adegan tersebut, kedua sahabat tersebut tanpa sadar telah saling melukai. Namun,
masih terlihat jelas betapa mereka berdua menyayangi satu sama lain.
|
Pertengkaran antara Qiyue dan Ansheng |
Dalam
film ini tidak dapat ditentukan siapa yang benar ataupun siapa yang salah
sehingga membuat persahabatan mereka retak atau tergoyahkan. Tidak dapat ditentukan siapa yang memegang peran sebagai antagonis dalam film ini. Apakah kesalahan
Qiyue yang menceritakan bahwa ada pria yang disukainya kepada sahabatnya?
Apakah kesalahan Ansheng yang bertemu dengan Jiaming secara tiba-tiba untuk
memastikan bahwa lelaki yang disukai Qiyue adalah lelaki yang baik? Apakah
kesalahan Jiaming yang tidak bisa menentukan hatinya dan bertindak tegas dalam
pilihannya? Karena dalam hal ini yang penulis lihat hanyalah rasa persahabatan
antara mereka yang menimbulkan kasih sayang yang tulus dan berusaha untuk
melindungi satu sama lain, malah berakhir dengan banyaknya kesalahpahaman dan
saling melukai. Hal ini sering terjadi dalam sebuah persahabatan di dunia
nyata. Komunikasi dan keterbukaan pikiran satu sama lain merupakan suatu hal
yang penting, untuk meminimalisir semua ini terjadi. Selain itu, batasan dalam
persahabatan juga perlu diperhatikan sehingga tidak melampaui ruang privat satu
sama lain.
Film
ini penulis rekomendasikan untuk kamu pencinta kisah – kisah drama. Kisah yang disampaikan
amat berkesan dan mendalam, gejolak emosi yang timbul juga tersampaikan dengan
baik kepada penonton. Terlebih akhir cerita yang diluar prediksi menambah hal
menarik dari film ini. Sehingga film ini patut masuk dalam daftar tontonan kamu
***
My
Rate: 9/10
(aluna)
4 Komentar
Film yang sangat menarik, sering terjadi di kehidupan nyata.. :D
BalasHapusterima kasih sudah mampir.
HapusGejolak emosi di dalam film ini juga sangat berasa, worth it untuk ditonton
Sungguh saya sangat tersentuh dengan kisah persahabatan mereka. Kisah yang menarik, mengingatkan sahabat2 kita dimasa yang lampau, meski berakhir dengan kesedihan dan pilu.
BalasHapusterima kasih kak sudah mampir
Hapus