[CERPEN] WANITA PENGUMPUL LUKA

"Selamat siang, Ibu sekalian. Ini saya ingin memperkenalkan sebuah produk baru. Sebuah produk yang pastinya akan membuat Ibu sekalian takjub. Ajaib, bukan main!! Hanya kepada Ibu - Ibu ini saya tawarkan produk ini. Dijamin ampuh."
Seorang wanita muda, sekitar umur 25 tahunan dengan pakaian dan dandanan yang modis, yang membuat semua mata terpana. Termasuk ibu - ibu yang ada di taman bermain itu, yang sedari tadi merumpi sambil menjaga anak-anaknya bermain dengan sesamanya.

"Ibu - ibu lihat penampilan saya bukan? Dulu saya tidak secantik ini, saya hanya wanita biasa yang bahkan suami saya sendiri tidak mau menatap saya. Namun sekarang, ibu - ibu menjadi saksinya. Saya menjadi sangat cantik dan jelita. Semua pria tidak ada yang melepaskan pandangannya dari saya. Ibu semua tahu rahasianya?" Lanjut wanita itu dengan antusias yang mulai menarik perhatian para ibu hingga menghentikan sejenak obrolan mereka tentang gosip artis semalam.

Dikeluarkannya sebuah botol kecil mungil nan cantik berwarna merah muda berisikan beberapa butir pil yang entah apa dari tas besar yang dibawanya. Dalam tas tersebut tersimpan beberapa botol lainnya yang siap untuk dipindahtangankan kepada ibu-ibu yang sedari tadi makin tertarik dan tak sabar dengan penjelasan selanjutnya.

"Ini dia ibu - ibu, hanya dengan pil ini. Sebuah pil yang akan mengubah nasib ibu sekalian. Tidak akan lagi dipandang remeh oleh suami - suami di rumah, tak hanya dianggap sebagai wanita yang hanya bisa mengurus rumah dan anak, dan membuat ibu sekalian tidak kalah cantik dari para wanita di luar sana yang senang menggoda suami kita." Dengan berapi-api seperti sebuah orasi dirinya menambahkan bumbu-bumbu dalam perkataannya.

"Apa itu?" Salah satu ibu yang hanya mengenakan daster itu mulai melemparkan pertanyaan. "Wah pertanyaan bagus, Bu. Pil ini adalah vitamin yang akan membantu kulit ibu menjadi mulus, membantu tubuh ibu menjadi kurus, dan pastinya membantu ibu menjadi lebih cantik lagi. Jangan khawatir, ini bukan pil aneh-aneh. Pil ini sudah di uji secara klinis dan saya juga telah menggunakannya sebagai bukti." Lanjutnya meyakinkan.

"Lalu bagaimana cara kerjanya? apakah pasti berhasil?" Ibu lainnya mulai tertarik. "Cara kerjanya gampang saja bu, Ibu tinggal meminumnya setiap pagi. Kemudian ibu mandi dengan sabun ini, setelah itu ibu dapat menggunakan lotion ini agar ibu dapat memiliki kulit yang lembut, lotion ini bisa digunakan diseluruh tubuh ibu. Saya jamin ibu akan menjadi cantik jelita dan singset seperti saya."

"Apakah hanya seperti itu saja? Sepertinya mudah untuk dilakukan?" Terdengar beberapa ibu mulai saling berdiskusi tentang khasiat dari obat yang ditawarkan itu. Ada yang telah termakan ucapan wanita itu, ada pula yang masih meragukan tetapi sudah mulai goyah untuk percaya.

"Betul sekali bu. Ada sebuah ritual lain juga yang harus dilakukan." Senyum merekah dari wanita itu. "Ritual???" "Saya tidak mau ikut aliran sesat." Ibu - ibu mulai beranjak ketakutan.

"Wow, tenang Bu. Saya bukan mau mengajak aneh - aneh." Kata wanita itu sedikit terburu-buru, takut calon konsumennya pergi. Ibu - ibu itu pun kembali duduk rapi untuk menyimak. "Ritual yang ibu lakukan cukup menatap cermin setiap pagi dan katakan 'saya cantik, saya sempurna, dan saya berharga.'. Kemudian setiap suami ibu menatap ibu, berikan senyuman terindah. Selain itu, cobalah untuk berkata manis dengan mereka. "

"Barang yang saya tawarkan ini adalah gratis. Cukup ibu gunakan rutin secara sebulan. Jika berhasil ibu dapat membayar kepada saya dengan harga seharusnya. Namun, jika gagal ibu sekalian tidak perlu membayar. Saya akan kembali ke taman ini sebulan lagi. Bagaimana? Menarik bukan?" Senyum wanita itu makin merekah ketika hampir semua ibu termakan ucapannya.

---
Sebulan kemudian wanita itu kembali, terlihat sudah sekumpulan ibu menunggu kedatangan wanita itu dengan wajah yang ceria.
"Mbak, obatnya ampuh. Sangat ampuh. Saya dan suami saya makin lengket nih."
"Saya juga mbak, suami saya jadi sering di rumah."
"Saya juga, saya juga"
Setiap ibu berebut ingin menyampaikan kesannya kepada wanita itu. Wanita itu kemudian tersenyum dan berkata.
"Baik, jika demikian. Silahkan ibu sekalian tidak usah membayar kepada saya. Saya tetap akan memberikan secara gratis dan saya ucapkan selamat atas hasil yang dicapai."

Ibu - ibu itu saling tatap tak percaya. Obat sebagus ini dan berhasil digunakan, tetapi tidak menarik biaya?. Wanita itu menatap mereka yang kebingungan seraya berkata.
"Yang membuat ibu sekalian merasakan kebahagiaan adalah bukan obat yang saya berikan. Tetapi tekad dari diri ibu sendiri yang ingin menciptakan kebahagiaan. Dari setiap luka yang mungkin ibu rasakan, ibu ingin mencoba untuk menyembuhkannya dan mengubahnya menjadi senyuman. Saya hanya memfasilitasi saja."

"Tetapi karena saya rutin meminum obat ini dan melakukan ritual yang disarankan, makanya saya menjadi seperti ini." Kata salah seorang ibu untuk meyakinkan.

Wanita itu kembali tersenyum secara berkata,"Obat yang ibu selama ini minum hanyalah sebuah permen coklat biasa, tidak ada khasiat apapun. Namun, karena kepercayaan ibu terhadapnya lah yang membuat ibu menjadi bahagia. Selain itu, ritual yang ibu lakukan membuat ibu menjadi lebih mencintai dan menghargai diri ibu sendiri. Saya harap meski tanpa obat dari saya, ibu sekalian tetap menjadi wanita yang seperti saat ini."

Wanita itu kemudian pergi sambil melambaikan tangannya setelah berpamitan dengan meninggalkan para ibu yang kebingungan di tengah taman itu.

Jkt, 020120
aluna uwie

Posting Komentar

0 Komentar