[MINI STORY] KEKASIH

lustrasi pasangan kekasih. Foto: Unsplash/Alex Iby
I

Malam itu suasana amat romantis. Kami berdua duduk di sebuah restoran pinggir pantai sambil menikmati hembusan angin malam dan suara deburan ombak yang menenangkan. Dirinya terus menatapku dengan tatapannya yang lembut. Membuat degupan jantungku tidak beraturan. Rasanya kejadian malam ini ingin terus menerus ku lalui tanpa henti. Agar rasa hangat dalam jiwa ini terus terpatri. 

Tidak ada satu patah katapun yang terlontar dari bibirnya. Kami seperti menikmati keberadaan dalam keheningan. Dirinya kembali menatapku yang terlalu larut menatap kejauhan lautan di depan sana. Namun tatapan matanya kusadari semakin sayu, seperti terdapat kesedihan dalam matanya. Aku menatapnya kembali.

"Ada apa sayang? Kenapa kau terlihat sedih?" ucapku khawatir

Dirinya hanya tersenyum, menggenggam tanganku dan meletakkan sebuah surat dan kotak kecil di tanganku. 

"Buka" katanya sambil beranjak pergi berjalan ke arah pantai.

Aku menatapnya dengan bingung. Dengan hati tak karuan ku buka surat itu, ucapan cinta yang romantis tertulis disana. Namun, akhir kalimat yang membuatku bingung dimana dia menyatakan akan tetap mencintaiku dan menantiku di tempat yang indah. Kubuka kotak yang diberikannya, sebuah cincin emas dengan bentuk bulan sabit di atasnya. Aku tersenyum dan segera menggunakan cincin itu di jari manisku dengan hati penuh kebahagiaan

Ku alihkan pandanganku dari surat dan cincin yang telah berada di jariku. Ku cari dirinya di kegelapan malam. Saat itu dirinya terus berjalan ke arah pantai. Aku berlari mengejarnya dan memanggil namanya. Namun dirinya tidak berhenti dan terus meneruskan langkahnya. Hingga tengah laut dirinya membalikkan badannya dan melambaikan tangannya kepadaku, seraya memberikan isyarat bahwa dirinya amat mencintaiku. 

Aku menjerit dan menangis dengan kencang melihat dirinya hilang bersama deburan ombak. 

"Sekarang buka matanya nay." 

Aku membuka mataku yang telah dibanjiri air mata. 

"Kembalilah ke kamar mu, beristirahatlah dan berusahalah untuk bisa melepaskan. Sesi hari ini sampai disini dulu. Sesi akan terus berlanjut hingga kamu bisa melepaskan."

Sepasang suster berbaju putih membantuku bangkit dan menuntunku kembali ke kamar. Tanganku tidak lepas memainkan cincin yang melingkar di jemariku. 

"Tunggu aku" kataku dalam hati. 

(aluna)

Posting Komentar

0 Komentar