Review Mountains May Depart (2015) - Kebimbangan, Kehilangan, dan Kesendirian

 


Mountains May Depart (Original Title: Shan he gu ren) | 2015 | 2h 6m

Genre : Drama, Romance| Negara: China

Director: Zhangke Jia | Writers: Zhangke Jia

Pemeran: Tao Zhao, Yi Zhang, Jing Dong Liang, dll

IMDB : 6.9/10

My Rate : 6/10

 

Shen Tao harus melewati 3 waktu krusial dalam hidupnya, kebimbangan, kehilangan, dan kesendirian di tanah kelahirannya Fenyang.

 

Shen Tao (Tao Zhao) adalah seorang gadis yang ceria dan terbilang cukup gaul di masanya. Hal tersebut terlihat pada adegan pembuka dimana dirinya dengan lincah memimpin sekelompok remaja untuk menari mengikuti iringan musik. Shen Tao juga amat ramah dengan orang di sekitarnya, dirinya pun aktif untuk ikut kegiatan seperti bernyanyi.


Mountains May Depart
Tao memimpin teman - temannya menari

Tahun 1999, Shen Tao memiliki dua teman pria yang selalu bersamanya, yaitu Jinsheng dan Liangzi. Jinsheng (Yi Zhang) adalah seorang pengusaha pom bensin yang kaya raya, diperlihatkan dengan mobil yang dimilikinya. Sedangkan Liangzi (Jing Dong Liang) hanyalah seorang buruh tambang batu bara yang hidup secara pas - pasan bahkan masuk kategori miskin. Mereka berdua sama - sama memiliki perasaan suka terhadap Shen Tao.


Mountains May Depart
Jinsheng memamerkan mobilnya kepada Tao dan Liangzi
 

Jinsheng yang telah membeli tambang batu bara tempat Liangzi bekerja, mendatanginya untuk mengatakan bahwa dirinya menyukai Tao dan meminta Liangzi untuk menjauh. Namun, Liangzi yang juga menyukai Tao memilih untuk tidak menggubrisnya. Alhasil, dengan kekuasaannya Jinsheng memecat Liangzi dan berencana untuk menyingkirkannya.

 

Kebimbangan ditunjukkan oleh Tao, saat kedua sahabatnya bertengkar untuk mendapatkan kepastian dari Tao. Tao yang juga menyukai Jinsheng akhirnya memutuskan untuk memilih Jinsheng. Liangzi merasa sakit hati, dirinya memilih untuk meninggalkan Fenyang dan pergi merantau ke tempat lain. Sedangkan Tao dan Jinsheng akhirnya menikah dan dikaruniai seorang anak laki - laki yang diberi nama Daole (Dollar).

 

Tahun 2014, Liangzi yang saat itu berada di perantauan tetap bekerja sebagai penambang. Hal ini membuat dirinya menderita penyakit paru - paru. Dokter menyarankan dirinya untuk pergi ke rumah sakit yang lebih besar, tetapi biaya yang dibutuhkan amat besar. Liangzi yang telah memiliki istri dan seorang anak, memutuskan untuk kembali ke Fenyang dengan harapan untuk meminjam uang kepada temannya di tempat tambang yang dahulu.

 

Sesampainya di Fenyang, Liangzi tidak jadi meminjam uang karena saat itu kondisi ekonomi dari temannya pun sedang tidak baik - baik saja. Sehingga dirinya mengurungkan niatnya. Namun, penyakitnya terus semakin parah. Istrinya mengambil inisiatif dengan mendatangi Tao untuk meminjam uang. Tao datang mengunjungi Liangzi untuk memberikan bantuan berupa uang.


Mountains May Depart
Istri liangzi (kiri) menemui Tao (kanan)

 

Tao saat itu telah menjadi seorang yang kaya raya dengan mengelola pom bensin. Status sosialnya terlihat saat dirinya memberikan hadiah berupa handphone Iphone di sebuah pernikahan. Namun, kehidupan asmaranya tidak semulus ekonominya. Ternyata pernikahannya dengan Jinsheng telah berakhir. Jinsheng bersama Daole dan istri barunya menetap di Shanghai. Sedangkan Tao memilih untuk tetap tinggal di Fenyang. Tao menyerahkan hak asuh Daole kepada Jinsheng dengan harapan, Daole dapat memperoleh pendidikan yang lebih baik.

 

Tahun itu, Ayah Tao meninggal dunia saat sedang menunggu temannya di stasiun untuk merayakan ulang tahun teman pensiunnya. Tao langsung menyusul untuk menjemput jasad ayahnya dengan menggunakan kereta. Tao mencoba menghubungi Jinsheng agar bisa kembali ke Fenyang untuk memberikan penghormatan terakhir pada ayahnya. Namun, Jinsheng hanya mengirimkan Daole yang saat itu berumur 7 tahun sendirian ke Fenyang.


Mountains May Depart
Tao menjemput Daole di bandara

 

Saat Daole berada di Fenyang, Tao merasa cemburu dengan kedekatan Daole dengan Ibu tirinya. Tao pun akhirnya mengetahui bahwa Jinsheng akan membawa Daole untuk pergi ke Australia dan menetap disana. Meskipun Tao merasa sedih, tetapi dirinya tidak menahan kepergian Daole. Tao merasa Daole akan lebih bisa berkembang jika pergi kesana.

 

Tao menikmati hari - hari terakhir bersama dengan Daole dengan memasakkan pangsit dan mengantarkannya ke bandara. Dalam perjalanan menggunakan kereta, Tao memberikan satu set kunci rumahnya kepada Daole. Dirinya memberitahukan kepada Daole bahwa dia bisa pulang kapan saja ke Fenyang.

 

"Kamu harus memiliki satu set kunci ke rumahmu. Kamu akan selalu disambut disana."

 

Tahun 2025, Daole yang telah berumur 18 tahun tengah belajar di sekolahnya di Australia. Daole sama sekali tidak pernah berhubungan dengan Tao. Daole hanya hidup bersama dengan Jinsheng. Meskipun mereka termasuk kategori kaya raya, tetapi hidup Jinsheng berantakan. Terlihat dari gaya berpakaian dan perawakannya yang terlihat tidak terurus.

 

Daole saat itu sedang masa memberontak, dirinya tidak ingin melanjutkan kuliah karena merasa tidak ada yang menarik minatnya. Dirinya ingin bekerja dan mencoba banyak hal terlebih dahulu. Hal ini membuat Jinsheng marah, bukan hanya karena apa yang disampaikan Daole, tetapi karena dirinya salah memahami maksud yang disampaikan Daole.

 

Selanjutnya apa yang akan terjadi pada Tao, Daole, dan Jinsheng?

 

Ulasan:

 

Film ini diputar di Cannes Film Festival dan Toronto International Film Festival pada tahun 2015. Dengan mengangkat permasalahan ekonomi yang terjadi di china pada waktu itu. Gap antara si miskin dan si kaya begitu terlihat dari gaya berpakaian, gaya bicara, dll. Bagaimana Jinsheng terlihat begitu perlente, sedangkan Liangzi yang terlihat sedikit kumuh.

 

Film ini bercerita mengenai 3 kurun waktu yaitu 1999, 2014, dan 2025. Perkembangan ekonomi diperlihatkan juga melalui detail telepon genggam yang digunakan. Tahun 1999, telepon yang digunakan masih berbentuk telepon lipat biasa. Tahun 2014, menggunakan Iphone sebagai indikator perkembangan jaman. Tahun 2025, digambarkan telah menggunakan tablet yang berbentuk transparan dan canggih.


Mountains May Depart
Tablet transparan yang digunakan tahun 2025


Selain itu, dari segi make up dan pemilihan pakaian, amat baik dengan menyesuaikan tiap waktunya. Semuanya terlihat begitu apik dan alami. Sehingga perubahan waktu tersebut juga dapat dirasakan oleh para penonton. Perkembangan dari tampilan para tokohnya memperkuat perubahan waktu di dalam film tersebut.

 

Pemilihan sound dan editing juga sangat baik. Tidak terjadi tumpang tindih dan sesuai dengan tiap adegannya. Sehingga mendukung suasana di tiap adegan dan cerita. Meskipun ada adegan dimana Tao melihat foto anaknya di tab, foto tersebut terlihat sekali editannya.

 

Namun, dari segi narasi cerita atau skrip cerita menurut saya kurang baik dan masih bisa di optimalkan. Seperti yang diketahui bahwa film ini dibagi menjadi 3 bagian waktu, untuk bagian 1 dan 2 kita masih bisa melihat nilai moral dari film ini dan keterkaitan antara satu sama lain. Namun, dibagian 3 menurut saya kurang penting untuk diperlihatkan atau dijadikan sebuah cerita. Sehingga endingnya pun kurang mengena di hati atau kurang berkesan.

 

Pokok utama dari cerita ini sedikit blur dan kurang jelas. Terlebih banyak cerita yang menurut saya kurang lengkap, seperti terpotong - potong. Alur menjadi lompat antara satu kejadian ke kejadian lainnya. Tidak mengalir dan memperlihatkan secara mendalam kehidupan dari masing - masing tokohnya. Sehingga membuat penonton tidak terlalu ikut masuk dalam emosional tokohnya. Banyak hal yang harusnya bisa diperinci agar cerita menjadi suatu kesatuan utuh.

 

Beberapa adegan juga kurang penting untuk dimasukkan dan kurang masuk akal. Sebagai contoh saat seorang pelanggan datang ke toko Tao untuk melihat - lihat radio. Pelanggan tersebut datang dan ingin mencoba radio tersebut dan dirinya telah membawa sebuah CD untuk diputar. Setelah memutar CD tersebut, pelanggan tersebut langsung pergi begitu saja tanpa ada perkataan apapun. Terdapat kejadian pula yang ingin memperlihatkan suasana politik saat itu, tetapi kesannya seperti hanya ditempelkan saja. Adegan tersebut pada saat ada pesawat jatuh tiba - tiba di hadapan Tao.


Mountains May Depart
Pesawat jatuh tiba - tiba di hadapan Tao

 

Di dalam film ini pula diperlihatkan kemampuan para pemainnya dalam berbahasa inggris. Daole yang menetap dan sekolah di Australia menggunakan bahasa Inggris dengan cukup lancar dan tidak terlihat kaku. Namun, yang tidak masuk akal adalah Jinsheng yang sudah sekian lama tinggal di Australia masih belum bisa menggunakan bahasa Inggris. Padahal Jinsheng juga melakukan bisnis disana. Hal ini tidak masuk akal bagi saya.

 

Selepas dari hal tersebut, kita masih bisa mengambil pelajaran dari film ini yaitu dalam kehidupan ini kita semua memang ditakdirkan untuk berpisah satu sama lain. Setiap keputusan yang diambil akan berdampak pada hidup kita. Tao yang memutuskan untuk menikah dengan Jinsheng harus berpisah dari Liangzi atau saat Tao harus berpisah dari Daole. Kehidupan ini seperti sebuah roller coaster, ada kala naik ada kala turun. Suatu ketika mungkin kita akan pergi jauh dari rumah dan kampung halaman demi mengejar karir dan cita - cita. Namun hal yang perlu kita ingat adalah ada waktu kita untuk kembali pulang.

 

Film ini saya rekomendasikan untuk kamu yang menyukai film drama dengan alur lambat. Serta menyukai film - film dengan tema - tema 90 an.

 

(aluna)


Posting Komentar

0 Komentar