Kingdom (Original title: Kingudamu)
| 2019 | 2h 14m
Genre
: Action Epic/Historical Epic/Action/Hystory/War | Negara: Japan
Director:
Shinsuke Satô|
Writers: Yasuhisa Hara,
Tsutomu Kuroiwa, Shinsuke Satô
Pemeran: Kento Yamazaki, Ryô
Yoshizawa, Masami Nagasawa
IMDB: 6.7
My
Rate : 9/10
Shin dan Hyou, budak yatim piatu yang bermimpi untuk mengubah takdirnya dengan pedang, harus terjebak dalam pertarungan perebutan kembali kekuasaan Raja Eisei yang berakibat kehilangannya nyawa Hyou. Pertarungan pun terjadi dengan ancaman yang mengerikan, serta proses Diplomasi untuk mendapatkan kembali kepercayaan klan yang merasa dikhianati.
Peringatan:
Terdapat
kekerasan dan kata kasar
Sinopsis Kingdom (2019) :
Shin
(Kento Yamazaki) dan Hyou (Ryo Yoshizawa) merupakan anak yatim piatu yang
dipekerjakan sebagai budak. Mereka tinggal dan bekerja bersama. Hyou mengatakan
bahwa mereka dapat mengubah nasib dengan pedang mereka. Dari situlah mereka
terus berlatih pedang bersama secara mandiri dan memiliki impian untuk menjadi
jenderal terhebat di kerajaan tersebut. Hingga suatu hari, Shoubunkun (Masahiro Takashima), salah satu
jenderal di Qin membawa Hyou untuk bekerja di kerajaan dan meninggalkan Shin
sendiri.
Shin tidak menyerah dan terus
berlatih bahkan lebih keras agar bisa mengejar ketinggalannya dan menjadi lebih
kuat. Namun, kejadian mengejutkan terjadi saat Hyou kembali dalam keadaan
sekarat hingga menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan Shin. Sebelum
kematiannya Hyou memberikan sebuah peta. Shin pun langsung menuju ke tempat di
peta tersebut hanya untuk mendapati seorang yang terlihat mirip dengan Hyou di
tempat itu.
Shin akhirnya mengetahui jika selama
ini Hyou dipekerjakan sebagai tokoh pengganti Eisei untuk menjaga keamanan
Eisei. Eisei sedang dalam bahaya karena Seikyou, saudara tirinya, sedang
berusaha untuk merebut kekuasaannya dan seluruh pejabat juga berada di sisinya.
Melihat hal tersebut, meski masih marah dengan kematian Hyou, Shin tetap
membantu Eisei untuk merebut kembali kekuasannya.
Keputusan tersebut membuat Shin
berada dalam berbagai pertarungan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
beda. Dirinya akhirnya dapat menggunakan kemampuannya untuk menghadapi berbagai
macam musuh dan bahaya yang sesungguhnya. Namun, kemenangan adalah suatu hal
yang harus diwujudkan meski tantangan sulit menghalangi.
Akankah mereka berhasil
mengembalikan kembali kerajaan pada Eisei?
Ulasan Kingdom (2019) :
Kingdom
merupakan film adaptasi dari serial manga karya Yasuhisa Hara dengan judul yang
sama. Berlatar belakang cerita mengenai masa peperangan di China dan uniknya
beberapa karakternya benar - benar berada di dalam sejarah. Sehingga membuat
cerita menjadi menarik untuk ditonton. Film ini juga telah diadaptasi dalam
serial anime dengan judul yang sama.
Pastinya
tidak akan mudah untuk merepresentasikan tokoh manga ke dalam live action.
Sebab akan ada ekspektasi yang tinggi dari penonton atas kesamaan karakter dari
live action dengan penggambaran dan imajinasi yang mereka dapatkan selama
membaca manga tersebut. Sebab pastinya tidak akan sama seratus persen
penggambaran tersebut. Saya sendiri belum pernah membaca manga tersebut,
sehingga review ini akan murni berdasarkan filmnya saja. Namun, bisa dikatakan
film ini menunjukkan totalitas yang benar - benar tidak diragukan.
Ide
cerita yang disajikan dalam film ini amat menarik. Kita dapat menyaksikan
berbagai adegan yang bertemakan ambisi, persaudaraan, kesetiaan, dan impian.
Dengan berbagai adegan yang menyentuh, menghibur, dan menegangkan. Film Kingdom
pertama ini berfokus dengan hubungan antara Shin dan Eisei yang terjalin secara
tidak sengaja dan perjuangan mereka untuk mengambil kembali kekuasaan Eisei di
kerajaannya.
Latar
belakang cerita dibangun dengan pondasi yang kuat. Berawal dengan perkenalan
tokoh utama, Shin, yang menemukan impiannya setelah melihat Ouki, jenderal
terhebat, di dalam perjalanannya. Selanjutnya, tokoh lain muncul yang merupakan
teman sesama budak yaitu Hyou yang membuat pola pikir Shin berubah dan membuat
dirinya memiliki impian yang sama untuk menjadi jenderal terhebat. Hingga
perpisahan mereka saat Hyou harus mengabdi kepada raja. Perubahan besar yang
menjadi latar belakang perubahan hidup Shin disajikan dengan cukup jelas yaitu
dengan kematian Hyou dan pertemuannya dengan Eisei.
Konflik
muncul dengan cukup cepat terutama setelah kematian Hyou dan pertemuan dengan
Eisei. Ketegangan terus meningkat dengan beberapa pertarungan yang menarik.
Konflik internal terlihat dalam diri Shin yang masih tidak terima alasan
kematian Hyou yang ternyata digunakan sebagai tokoh pengganti Eisei. Namun,
dirinya juga ingin membantu Eisei untuk merebut kembali kekuasaannya. Konflik
eksternal juga muncul dimana kekuatan yang dimiliki Eisei tidak begitu besar
hingga dirinya harus bisa meminta bantuan dari klan yang selama ini menaruh
dendam pada Qin Kingdom. Konflik terus berkembang secara konsisten hingga
klimaks yang makin meningkat ketegangannya.
Penyelesaian
dilakukan dengan amat baik juga. Kita dapat melihat perkembangan karakter dari
masing masing tokoh terutama Shin dan Eisei. Shin terlihat semakin kuat dalam
pertarungannya mengingat dirinya hanya belajar pedang secara otodidak.
Sayangnya, pertarungan akhir Eisei dengan Seikyou terasa begitu mudah dan
kurang dramatisasi. Apalagi setelah pertarungan sebelumnya yang cukup intens.
Mungkin jika ada sedikit perlawanan dari Seikyou akan sedikit lebih menarik,
sebab secara logika, Seikyou digambarkan sebagai seorang yang cukup 'kuat'
hingga bisa melakukan trik untuk menggulingkan kekuasaan Eisei.
Film
ini memiliki banyak adegan yang mengesankan dan dialog yang juga penuh makna.
Salah satunya saat Jenderal Ouki bertanya kepada Eisei mengenai perwujudan raja
seperti apa yang ingin ditampilkannya. Sebab sebelumnya Eisei digambarkan tidak
memiliki kekuatan dan hanya dijadikan 'raja boneka'. Hal ini penting, karena
memimpin sebuah negara bukan perkara gampang. Kesejahteraan negara atau
kerajaan akan tergantung dari pemimpinnya.
Adegan
terakhir yang memperlihatkan Eisei, Shin, dan Ten yang berdiri bersama dan
mengutarakan impiannya masing - masing menjadi penutup cerita yang begitu
sempurna dan penuh makna. Setelah semua kejadian yang mereka alami untuk sampai
di titik tersebut. Sehingga adegan ini memberikan penyelesaian yang cukup
halus.
Akting
dari para pemain amat baik. Terutama Ryo Yoshizawa yang dapat menunjukkan
akting dalam dua karakter yang berbeda dan dapat menunjukkan perbedaan
tersebut. Tidak heran jika dirinya mendapatkan penghargaan sebagai pemain
pendukung terbaik.
Di
sisi lain, akting Kento Yamazaki juga cukup menawan. Secara pribadi, saya tidak
menyangka Kento dapat menunjukkan berbagai adegan action yang cukup intens.
Sebab beberapa film yang pernah saya tonton sebelumnya yaitu L.DK (2014) dan
Orange (2015) yang merupakan
film dengan genre romance. Banyak yang merasa akting dari Kento terlalu
berlebihan dari segi ekspresi dan cara dirinya merepresentasikan karakter Shin.
Namun, jika kita melihat latar belakang karakter Shin yang merupakan seorang
budak yang tidak terpelajar, hal tersebut sesuai dengan penggambarannya.
Film ini digarap dengan totalitas
dan keseriusan yang tinggi. Terlihat dari jumlah pemain yang digunakan, setting
tempat, kostum yang digunakan, dan riasan yang juga sesuai dengan keadaan dalam
adegan. Pengambilan gambar juga dilakukan dengan amat baik dengan
memperlihatkan tiap detail gerakan dan ekspresi yang penting dalam cerita.
Pemilihan musik dan sound efek juga sesuai dan dapat membangun suasana dalam
adegan dengan cukup baik.
Secara keseluruhan, film ini wajib
ditonton bagi para sineas yang menyukai film adaptasi manga bertemakan
peperangan. Serta bagi para pencinta film action, karena kamu akan menemukan
banyak adegan menegangkan di dalamnya.
Adegan yang mengesankan:
Shin hampir kalah saat melakukan
pertarungan dengan Jenderal Saji di ruangan raja, karena ketidakseimbangan
kekuatan yang mereka miliki. Namun, ingatan tentang mimpinya dan kenangannya
bersama Hyou membuat Shin kembali bangkit dan berjuang sekuat tenaga. Adegan
ini memperlihatkan bagaimana impian yang kita miliki bisa menjadi penyemangat
saat kita merasa benar - benar terpuruk dan jatuh.
Dialog mengesankan:
"We'll go on even if we lose arms and blood"
Ending:
Happy
Ending
Rekomendasi:
Must
Watch
(Aluna)
0 Komentar