Demon Covered in Scars (Original Title: Kizudarake no akuma)| 2017 | 1h 37m
Genre : Drama, Romance| Negara: Japanese
Director: Santa Yamagishi | Writers: Volvox Sumikawa
Pemeran: Haruno Niiyama,
Haruka Imô, Rika Adachi, dll
IMDB : 6.5/10
My Rate : 8/10
Kasai Mai seorang pelajar SMA baru pindah dari Tokyo bertemu
dengan Odagiri Shino yang pernah dibully-nya dan kini situasi berbalik, Odagiri
menuntut balas pada Mai atas penderitaannya.
Sinopsis
Perisakan
terjadi di sebuah sekolah menengah pertama dan dilakukan oleh para pelajarnya.
Meskipun banyak siswa lainnya yang berada di sekolah tersebut tidak ada satupun
yang mau membantu korban. Bahkan para pelaku melakukannya dengan hati yang gembira
dan sambil bersuka cita.
Kasai
Mai (Rika Adachi) seorang pelajar SMA di Tokyo harus ikut dengan keluarganya
pindah ke sebuah SMA di pedesaan. Dirinya memiliki hobi membuat video dan
merekam semua hal yang ada disekitarnya. Kehidupan Mai sebelumnya sangat baik
dan dirinya tidak ingin terlalu mencolok di SMAnya yang baru.
Di
kelas Mai, terdapat segerombolan anak 'popular' yang diketuai oleh Fujitsuka
Yuria (Nakamura Kayano). Dari sekian banyak anak di dalam kelas tersebut hanya
dirinya yang mewarnai rambutnya. Selain itu, sebagian besar pertemanan dalam
kelas tersebut berkelompok - kelompok.
Pembalasan Dendam
Pada
hari pertamanya di sekolah, Mai bertemu dengan Odagiri Shino (Enosawa Manami)
yang ternyata adalah seseorang yang pernah menjadi korban bully teman -
teman Mai semasa SMP. Mai yang ramah disukai oleh para guru karena terlihat
seperti anak baik. Mai juga dapat membaur dengan kelompok Yuria meski di dalam
hati Mai menganggap Yuria terlalu norak.
Mai
merasa semuanya berjalan lancar sesuai dengan keinginannya sampai tiba - tiba
Odagiri berulah. Odagiri tiba - tiba sesak nafas yang membuat temannya
khawatir. Odagiri mengatakan bahwa Mai pernah merisaknya semasa SMP. Semua
orang di kelas lalu mulai melihat Mai dengan pandangan yang berbeda.
Mai
coba mengejar Odagiri yang lari dari kelas untuk menanyakan maksud dari
perbuatannya. Akhirnya Mai menyadari bahwa Odagiri adalah Kumura teman SMPnya
yang menjadi korban bully teman - temannya. Mai menganggap dirinya tidak ikut
campur dalam perisakan yang terjadi. Sedangkan Odagiri merasa meski pun Mai
tidak melakukan secara langsung, tapi dirinya membiarkan Odagiri di risak di
hadapan Mai.
Odagiri yang merasa senang melihat Mai dirisak |
Saat
bersama dengan Mai, Odagiri menjadi pribadi yang berbeda. Odagiri terlihat
'menakutkan' dan berniat untuk membuat Mai juga merasakan apa yang dulu
dirasakannya. Sedangkan jika di hadapan temannya, Odagiri menunjukkan sisi
lemah dan trauma jika berada di dekat Mai. Hal tersebut berhasil membuat teman
- temannya mulai membenci Mai.
Mai
mulai mengalami perisakan oleh kelompok Yuria. Meskipun beberapa teman mereka
juga meragukan cerita Odagiri, tetapi tetap tidak mengambil tindakan melihat
perisakan yang terjadi di hadapan mereka. Makin hari perisakan yang dialaminya
semakin parah, terlebih setelah video buatan Mai yang menjelekkan teman
kelasnya tersebar.
Yuria saat menindas Mai |
Apakah
yang akan terjadi pada Mai, akankah Odagiri berhasil membalaskan dendamnya?
Ulasan
Film
ini diadaptasi dari sebuah webtoon karangan Volvox Sumikawa dengan judul
Kizudarake no Akuma. Ulasan ini akan dibuat berdasarkan hal yang ada di dalam
film tanpa membandingkan dengan manga itu sendiri. Keterbatasan informasi
menjadi salah satu alasan untuk tidak membandingkan dengan manga tersebut.
Ide
cerita yang diambil dalam film ini cukup menarik. Perisakan sering kali kita
temui di sekitar kita. Sehingga mengambil tema cerita ini akan sangat relate
dengan situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Selain itu, tokoh korban yang
di masa lalunya menjadi korban perisakan digambarkan tidak sebagai tokoh yang
lemah, tetapi dengan segala lukanya membuat dirinya malah menjadi 'jahat'.
Cerita
di ambil dari berbagai sudut pandang baik dari korban, pelaku, teman, bahkan
seorang guru dan semuanya masuk ke dalam logika. Semua yang terjadi adalah hal
yang mungkin terjadi juga di dunia nyata. Sehingga banyak pelajaran yang dapat
kita ambil dari film ini. Meski demikian, cerita yang telah terbangun dengan
sangat apik, menurut saya diakhiri dengan cara yang kurang apik. Ada moment
dimana seharusnya akan lebih bagus jika 'pelaku' perisakan tersebut menyadari
kesalahannya dan meminta maaf kepada 'korban'nya.
Kemampuan
akting dari para pemainnya cukup bagus. Latar lokasi dari film ini
diperlihatkan adalah sebuah SMA di pinggiran Jepang dimana pastinya akan
berbeda dengan Tokyo dari segi fashion dsb. Hal tersebut terlihat pula dari
sikap para tokohnya. Dimana tokoh utama yang diperankan oleh Rika Adachi
terlihat lebih 'kota' dibandingkan teman - teman di sekolahnya.
Pemilihan
musik juga cukup menarik. Ada beberapa adegan yang menunjukkan sedikit
kekerasan dalam penindasannya, tetapi lagu yang dipilih bertemakan lagu yang
ceria. Meski demikian, terasa pas dengan suasana yang ada dan tidak membuatnya
menjadi aneh.
Menurut
saya film ini cocok untuk cineas yang menyukai film yang simple tetapi menarik
dan bertemakan sosial. Film ini cukup layak untuk ditonton berulang kali.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini adalah jangan menutup mata dengan
perilaku perisakan yang ada di sekitar kita. Selagi kita bisa melakukan sesuatu
untuk membantu korban terhindar dari perisakan, sebaiknya kita lakukan.
Luka
dan trauma pada korban akan menjadi suatu yang hal mendalam dan bagi sebagian
besar akan mempengaruhi kehidupan mereka ke depannya. Selain itu, sebagai
pelaku juga akan menjadi suatu Aib dan masa lalu yang kelam untuk tindakan
mereka. Suatu waktu jika masa lalu atau aib itu terbuka juga akan bisa
menghancurkan kehidupan yang mereka bangun.
Jangan
pernah melakukan perisakan kepada orang lain, karena kamu tidak akan pernah
tahu apa yang akan terjadi pada hidupmu dan hidup mereka. Selain itu, jika kita
mengetahui adanya perisakan dan hanya berdiam diri, maka secara tidak langsung
kita sama saja dengan pelaku tersebut.
(Aluna)
0 Komentar