Review The Miracles of the Namiya General Store (2017) - Sebuah keajaiban yang menghangatkan hati




The Miracles of the Namiya General Store (Original title: Namiya Zakkaten no kiseki) | 2017 | 2h 9m

Genre : Drama, Fantasy | Negara: Japanese

Director: Ryûichi Hiroki | Writers: Keigo Higashino, Hiroshi Saitô

Pemeran: Masato Hagiwara, Kento Hayashi, Mugi Kadowaki, dll

IMDB : 6.7/10

My Rate : 10/10

 

Atsuya dan kedua temannya yang dalam pelarian bersembunyi di sebuah toko tua yang tidak berpenghuni, hingga tiba - tiba sebuah surat misterius muncul yang ternyata dari masa lalu yang mengharapkan jawaban atas pertanyaannya. 

 

Sinopsis

 

Seorang Kakek bernama Namiya (Toshiyuki Nishida) memiliki sebuah toko kelontong yang diberi nama Toko Namiya. Banyak orang yang datang ke toko tersebut dari anak - anak hingga orang dewasa. Toko tersebut terkenal karena para konsumen dapat mengirimkan surat yang berisi permasalahannya dan Namiya akan menjawab serta memberikan saran atas permasalahan tersebut.


The Miracles of the Namiya General Store (2017)
 

32 tahun kemudian, Atsuya (Ryosuke Yamada), Shota (Nijiro Murakami), dan Kohei (Kanichiro) melarikan diri dari sebuah rumah setelah melakukan perampokan. Mobil yang dikendarai mereka tidak dapat menyala sehingga mereka mencari tempat persembunyian lain. Shota mengusulkan agar mereka bersembunyi di Toko Namiya yang telah terbengkalai.

 

Sebuah Keajaiban Terjadi

 

Saat mereka berada di dalam toko tersebut, tiba - tiba sebuah surat muncul dari celah pintu toko tersebut. Mereka pun pergi keluar untuk melihat siapa yang mengirimkannya. Namun, tidak ada satu orang pun berada di sekitar tempat tersebut.

 

Shota tidak sengaja menemukan informasi mengenai Toko Namiya dari majalah tua yang ditemukannya. Mereka akhirnya mengetahui bahwa pemilik sebelumnya sering menerima sering menerima surat dari para konsumennya dan meletakkan surat balasannya di kotak susu sebelah tokonya di pagi hari.

 

Mereka pun memutuskan untuk membaca surat yang mereka terima. Mereka pun kaget karena ternyata surat tersebut berasal dari tahun 1980 sedangkan saat ini mereka berada di tahun 2012. Atsuya menganggap surat itu bisa jadi adalah jebakan orang untuk menangkap mereka. Atsuya pun mengajak mereka untuk pergi dari toko tersebut.

 

The Miracles of the Namiya General Store (2017)


Setelah melakukan pelarian yang dirasa cukup jauh, tetapi mereka ternyata hanya pergi berputar-putar. Dengan kebingungan, tiba - tiba mereka kembali ke toko tersebut secara ajaib. Akhirnya mereka kembali masuk dan tinggal di dalam toko itu.

 

Kohei yang merasa tertarik dengan isi surat tersebut mencoba untuk menuliskan surat jawabannya. Surat tersebut dikirimkan oleh seseorang 'musisi' yang hidup tahun 1980 an. Saat itu dirinya sedang mengalami masalah dan membutuhkan pendapat. Meskipun saat itu toko Namiya telah terbengkalai, dirinya tetap mencoba untuk mengirimkan surat melalui celah pintu toko.

 

Musisi tersebut tidak mengetahui bahwa suratnya telah terkirim ke masa depan dan diterima oleh Atsuya dan teman - temannya. Atsuya dan teman - temannya dimasa itu tidak memiliki pandangan baik mengenai kehidupan. Sehingga jawaban yang diberikannya tidak sebijaksana jawaban yang disampaikan Namiya.

 

Apakah jawaban mereka akan mengubah kehidupan musisi tersebut?

 

Ulasan

 

The Miracles of the Namiya General Store merupakan film jepang yang diadaptasi dari sebuah Novel berjudul  Miracles of the Namiya General Store (ナミヤ雑貨店の奇蹟, Namiya Zakkaten no Kiseki) tahun 2022 yang ditulis oleh Keigo Higashino. Novel ini juga telah diadaptasi ke beberapa penampilan teater yaitu tahun 2013, 2016, dan sebuah musikal tahun 2017. Selain di adaptasi menjadi sebuah film di Jepang, di tahun yang sama, novel ini juga diadaptasi dalam sebuah film Chinese dengan dibintangi oleh Jackie Chan.

 

Terdapat beberapa film yang memiliki ide cerita yang serupa yaitu perjalanan waktu sebagai contoh The Lake House dimana surat yang dikirimkan akan tiba di tempat yang memiliki waktu yang berbeda. Namun, Film ini memiliki cara yang menarik untuk mengembangkan ide cerita tersebut menjadi sesuatu yang unik. Meski mungkin penonton akan kesulitan mengikuti timeline waktu dari film ini.

 

Perjalanan waktu dalam film ini tidak hanya satu arah, misalkan dari masa depan ke masa lalu. Namun juga terdapat waktu dari masa depan ke masa lalu dengan timeline waktu yang berbeda. Perbedaan waktu tersebut amat terlihat dari setting tempat, suasana yang terbangun, pakaian yang digunakan, dsb. Sehingga saya rasa tim film tersebut sangat baik untuk memperlihatkan perbedaan tersebut.

 

Pondasi cerita juga dibangun dengan sangat apik. Penulis bisa membuat suatu koneksi yang menyatukan semua kepingan cerita menjadi sesuatu yang masuk akal. Di akhir film ini penonton akan bisa memahami dengan baik keseluruhan ceritanya dan membuat penonton merasakan 'keajaiban' yang ditawarkan dalam film ini.

 

Selain itu, banyak pelajaran hidup yang dapat diperoleh selama menonton film ini. Dimana saat kita mendengar permasalahan yang dialami oleh para tokohnya dan perkataan bijak dari pak Namiya yang membantu memberikan saran atas permasalahan tersebut. Hal itu yang bisa membuat kita mempelajari banyak hal dalam hidup.

 

Beberapa hal tersebut terutama dari cerita yang berkesan membuat film ini amat melekat di ingatan. Memungkinkan bagi saya untuk kembali menonton film ini demi merasakan 'keajaiban' yang menghangatkan tersebut. Sehingga saya merekomendasikan film ini untuk para cineas yang suka dengan film dengan tema yang sama.

 

Pelajaran yang dapat kita ambil adalah bagaimana setiap orang di dunia ini pastinya memiliki masalah yang dihadapinya. Saat seseorang telah berputus asa, dirinya akan mencoba untuk mencari saran atau pendapat orang lain atas permasalahan tersebut. Bagi seorang yang dimintai saran, penting baginya untuk melihat permasalahan tersebut dari berbagai sisi termasuk dari sisi sang peminta saran.

 

Saran yang kita sampaikan kepada orang lain akan mempengaruhi hidup mereka. Bisa jadi saran tersebut membuat hidup mereka menjadi semakin baik. Namun, bisa juga membuat dirinya menjadi mendapatkan masalah yang lebih serius. Berhati-hatilah dalam memberikan saran atas permasalahan orang lain, jangan sampai permasalahan pribadi kita mempengaruhi apa yang kita ucapkan.

 

(Aluna)

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar