I am What I am (Original title: Sobakasu) | 2022| 1h 44m
Genre : Drama,
LGBTQ+| Negara: Japan
Director: Shinya Tamada | Writers: Atsushi Asada
Pemeran: Toko Miura, Marika Itô, Takumi Kitamura, Atsuko Maeda
IMDB: 6,9
Tomatometer : -
My Rate : 10/10
Kasumi tidak memiliki ketertarikan dalam hubungan romantis dan hanya ingin dipahami mengenai kondisinya, tetapi orang tuanya terus menerus mendesaknya untuk menikah bahkan menjebaknya dalam sebuah perjodohan.
Peringatan:
-
Sinopsis:
Sobata Kasumi (Toko Miura) belum juga memiliki pacar atau calon suami. Sedangkan adiknya telah
menikah dan sebentar lagi akan memiliki anak. Ibunya khawatir dengan keadaan
Kasumi dan terus mendesaknya untuk mencari pasangan hidup. Padahal Kasumi sama
sekali tidak ada ketertarikan dalam hubungan romantis.
Ibunya melakukan
segala cara untuk mencarikan Kasumi jodoh. Bahkan merencanakan perjodohan tanpa
sepengetahuan Kasumi. Namun, ternyata pria yang dijodohkan dengannya, Kogure
(Kuu Izima), belum memiliki ketertarikan untuk pernikahan, dirinya masih ingin
fokus mengejar karirnya. Kogure adalah pemilik kedai ramen tempat Kasumi biasa
makan siang. Pertemuan tidak direncanakan tersebut membuat mereka menjadi
sahabat.
Perjodohan yang direncanakan Ibunya |
Setelah menjalin
pertemanan beberapa saat, ternyata timbul rasa suka di hati Kogure. Kogure
mencoba menyatakan cintanya kepada Kasumi. Namun, Kasumi menolaknya, karena
tidak memiliki rasa apapun terhadapnya. Kasumi tidak memiliki ketertarikan
'romantis' terhadap pria atau pun wanita. Namun, amat sulit mengatakan hal
tersebut kepada keluarganya terutama ibunya yang terus mendesaknya. Hingga
menimbulkan suatu kesalahpahaman dan konflik di keluarganya.
Akankah keluarga
Kasumi dapat menerima keadaan Kasumi?
Ulasan:
Film I am What I am
memiliki ide cerita yang cukup menarik dan menitikberatkan pada topik atau isu
mengenai 'ketertarikan seksual'. Dalam masyarakat, seakan masih menjadi hal
yang memalukan saat seseorang belum juga menikah di umur tertentu. Sehingga pastinya
baik dari keluarga, teman sejawat, dan pihak lainnya sering kali menuntut dan
memaksa seseorang untuk segera menikah. Padahal hal itu sebenarnya bukanlah
suatu kewajiban dan orang dapat memilih cara dirinya menjalani kehidupan.
Tema ini bukan suatu
tema yang banyak diangkat di perfilman. Terlebih mungkin masih dianggap
'menyimpang' dari pemahaman yang umum di masyarakat. Permasalahan ini juga
ditampilkan di dalam salah satu adegan dimana Kasumi yang mencoba mengutarakan
idenya mengenai 'hubungan romantis' melalui cerita yang ditayangkannya di
hadapan para anak. Namun, cerita tersebut mendapatkan kecaman dan penolakan
dari orang - orang, serta dianggap menjadi suatu pemahaman yang buruk.
Cerita disajikan
dalam bentuk sederhana dalam bentuk cerita keseharian yang dilalui oleh Kasumi.
Serta tidak dilakukan secara berlebihan. Jalan cerita yang sedikit lambat
mungkin akan membuat beberapa orang merasa bosan. Ditambah lagi jeda dari tiap
dialog cukup panjang. Namun, penonton dapat merasakan ketulusan dalam tiap
tokohnya yang membuat film ini cukup berkesan.
Akting dari para
pemain juga cukup menarik dan baik. Pemilihan komposisi warna juga cukup
menarik. Pemilihan lagu amat mendukung tiap adegan yang ditampilkan. Namun,
terdapat beberapa adegan dimana pengambilan gambar sedikit goyang.
Secara keseluruhan
film ini cukup menarik untuk ditonton dan dinikmati.
Adegan yang mengesankan:
Adegan mengesankan saat keluarga Kasumi mulai membuka diri dan mencoba
memahami keadaan Kasumi. Meski tidak diucapkan dengan kata-kata, sikap dan
interaksi yang ditunjukkan lebih bermakna dan membekas di hati penonton. Dimana
mereka dapat tertawa bersama seakan telah menerima keadaan yang telah terjadi.
Dialog mengesankan:
"It's your choice. I respect it."
Ending:
Happy Ending.
Rekomendasi:
Must watch!
(Aluna)
0 Komentar