Review Film My Neighbors The Yamadas (1999)

 

Review Film My Neighbors The Yamadas (1999)

My Neighbors The Yamadas (Original title: Hôhokekyo tonari no Yamada-kun)| 1999 | 1h 44m
Genre : Anime/Computer Animation/Slice of Life/Animation/Comedy/Family | Negara: Japan
Director: Isao Takahata| Writers: Hisaichi Ishii, Isao Takahata
Pemeran: Yukiji Asaoka, Tôru Masuoka, Masako Araki
IMDB: 7.1
My Rate : 9/10

Kehidupan yang menarik dari keluarga Yamada dengan segala keunikannya dimana terdapat pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan.   

Peringatan:

Terdapat kata - kata kasar, minuman keras, rokok

 

Sinopsis My Neighbors The Yamadas:

Keluarga Yamada terdiri dari Takashi (ayah), Matsuko (Ibu), Shige (Nenek), Noboru, Nonoko, dan Pochi anjing mereka. Mereka menjalani kehidupan yang penuh dengan kejutan. Cerita terbagi menjadi beberapa kisah dengan kejadian yang unik. Dimulai dari bagaimana keluarga tersebut terbentuk. Meski terkadang terdapat perselisihan dan kebodohan yang terjadi, tetapi kehangatan tetap terasa di keluarga tersebut.


Ulasan My Neighbors The Yamada:

My Neighbors The Yamadas merupakan film yang memiliki banyak pesan di dalamnya. Di sajikan melalui beberapa kisah ringan yang relate dengan kehidupan rumah tangga pada umumnya. Cerita disajikan secara sistematis dari pernikahan, memiliki keturunan, dan beberapa masalah yang timbul dalam rumah tangga tersebut. Perkenalan masing - masing tokoh dilakukan dengan sangat baik di awal film.

Berbeda dengan film Studio Ghibli lainnya, film ini memiliki style yang unik dan estetik, berbeda dengan style anime tradisional lainnya. Gambar yang simple berfokus pada masing - masing tokohnya. Pewarnaan yang lembut serta hangat membuat suasana hangat dalam keluarga dan kisah tersebut tersampaikan dengan baik kepada penonton. Pemilihan musik dan lagu juga cukup menarik.

Secara keseluruhan, film ini amat cocok ditonton bersama dengan keluarga dengan ceritanya yang ringan tetapi penuh makna. Banyak pesan yang dapat kita ambil dan dijadikan pelajaran untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari - hari. Masing - masing tokoh memiliki peranan yang saling mendukung satu sama lain.

 

Adegan yang mengesankan:  

Keluarga Nonoko yang sedang dalam perjalanan tidak menyadari bahwa Nonoko tertinggal di Swalayan. Namun, Nonoko yang notabene masih berumur 7 tahun tidak merasa panik. Malah dirinya menolong seorang anak kecil yang kehilangan ibunya. Nonoko membawa anak itu ke pusat informasi untuk mencari keberadaan Ibunya. Sedangkan Nonoko dengan santainya mengatakan bahwa dirinya kehilangan seluruh keluarganya.

Dari adegan ini kita dapat mengetahui bahwa mengajarkan seorang anak untuk tidak panik dan berpikir jernih itu penting. Terlihat Nonoko mengetahui apa yang harus dilakukannya disituasi tersebut.

 

Dialog mengesankan:

"Acceptance is the only way out of totally unacceptable situations."

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar