Review Film Sehidup Semati (2024)

 

Review Film Sehidup Semati (2024)

Sehidup Semati (Another Title : Till Death Do Us Part) | 2024 | 1h 48m
Genre : Horror/Thriller| Negara: Indonesia
Director: Upi Avianto | Writers:  Upi Avianto 
Pemeran: Laura Basuki, Ario Bayu, Asmara Abigail
IMDB: 6.3
My Rate : 10/10

Renata yang hidup dalam pernikahan yang penuh kekerasan dan kecurigaan akan suaminya yang berselingkuh, bertemu dengan Asmara, tetangga apartementnya yang membawa perubahan dalam kehidupan Renata.  

 

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan, kata-kata kasar, topik sensitif, rokok, dan minuman keras

 

Sinopsis Sehidup Semati:

Renata (Laura Basuki) hidup dalam pernikahan yang penuh dengan kekerasan. Suaminya, Edwin (Ario Bayu), awalnya terlihat begitu mencintai Renata hingga Renata pun memutuskan untuk menikah dengannya. Namun, ternyata bayangan tentang pernikahan yang bahagia itu hancur. Edwin berubah dan sering kali main tangan dengannya. Hal ini diperparah dengan kondisi Renata yang tidak dapat memberikan anak dalam pernikahan tersebut.

Review Film Sehidup Semati (2024)

Renata yang memang terlahir dari keluarga yang tidak baik - baik saja, selalu melihat ibunya diperlakukan yang sama oleh ayahnya. Namun Ibunya selalu berpesan, bahwa seorang wanita harus tetap mencoba untuk mempertahankan rumah tangganya. Dogma ini pun terus didengarnya dari kotbah-kotbah agama yang diputar di televisi atau gereja, dimana seorang wanita harus tunduk kepada suami apapun yang terjadi.

Atas semua prinsip yang didengarnya, Renata tetap memilih menjaga rumah tangganya meski banyak perlakuan tidak baik diterimanya. Terlebih, Edwin terlihat memiliki wanita lain dalam hidupnya yang dicurigai disembunyikan dalam apartemen mereka. Renata beberapa kali mendengar senandung dari kamar tersebut dan juga melihat beberapa barang yang berpindah tempat. Walau Edwin mengatakan bahwa semua itu hanya ilusi dari Renata.

Renata bertemu dengan Asmara (Asmara Abigail), yang berpenampilan seksi. Asmara amat bertolak belakang dengan Renata. Dirinya memilih untuk hidup bebas dan tidak peduli dengan pandangan masyarakat terhadap dirinya. Asmara sedikit kasian dengan keadaan Renata dan menyesalkan mengapa Renata tetap bertahan dalam pernikahan yang toxic tersebut.

Renata mulai sedikit membuka diri kepada Asmara dan menceritakan masalah yang selama ini dialaminya termasuk suara - suara yang di dengarnya di apartemennya. Serta kecurigaannya pada Ana, wanita yang saat itu dalam pencarian Ibunya karena dikabarkan menghilang tanpa kabar. Renata curiga bahwa Ana adalah selingkuhan Edwin dan saat ini berada di apartemennya.

Hubungan Renata dan Asmara semakin dekat, perubahan sedikit demi sedikit mulai terlihat di diri Renata. Akankah Renata dapat mempertahankan rumah tangganya?

 

Ulasan Sehidup Semati:

Sehidup semati mengangkat tema yang cukup menarik dan related dengan pemahaman yang beredar di kalangan masyarakat. Beberapa kalangan masyarakat masih memiliki pemahaman patriarki yang kuat dimana wanita dianggap sebagai seorang yang lebih rendah dari pria. Sehingga banyak pria atau suami yang kemudian menjadi sewenang - wenang terhadap pasangan atau istri mereka.

Di sisi lain, wanita dituntut untuk bertahan di segala kondisi pernikahan karena pemahaman bahwa pernikahan itu sekali seumur hidup hingga maut memisahkan 'sehidup semati'. Perceraian masih dianggap suatu hal yang memalukan bagi wanita. Sehingga para wanita bertahan dalam rasa sakit dalam pernikahan walau mengalami KDRT fisik ataupun mental.

Tema tersebut disajikan dengan amat baik dan artistik. Banyak analogi - analogi, simbol - simbol, dan dialog tidak langsung yang digunakan untuk menjelaskan kondisi dan situasi yang dialami tokohnya. Bahkan pikiran - pikiran tokoh yang diungkapkan dengan cara yang unik.

Banyak dialog yang mungkin menggunakan kata - kata kasar, terutama yang diutarakan oleh tokoh Asmara. Namun, hal itu tidak dirasa berlebihan dan keluar konteks. Malah menambah dalam makna dari dialog yang disampaikan. Selain itu, sesuai dengan karakter dari tokoh tersebut.

Hanya saja, tema ini menjadi sedikit sensitif karena menitikberatkan dari sudut pandang salah satu agama. Bisa jadi hal ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat terutama dari umat agama tersebut. Perlu disikapi dengan pikiran yang lebih terbuka agar tidak tersulut emosi.

Pemilihan musik, teknik pengambilan gambar, teknik editing, dan komposisi warna amat menarik. Seperti perbedaan dekorasi dan warna di apartemen Renata dan Asmara. Hal ini memperlihatkan bagaimana perbedaan karakter kedua tokoh tersebut.

Cerita disajikan secara sistematis dengan cerita yang tidak mudah ditebak. Mungkin akan sedikit membingungkan  bagi beberapa orang. Namun, plottwist yang disajikan menjadi suatu daya tarik tersendiri dari film ini. Sehingga dalam menonton film ini, para penonton harus menonton dengan serius untuk bisa memahami yang terjadi.

Akting dari para pemain amat baik. Laura dapat merepresentasikan tokoh Renata dengan amat baik. Totalitas juga ditunjukkan oleh Laura dimana mengondisikan penampilannya sesuai dengan karakternya. Chemistry antara Laura dan Asmara juga amat baik. Semuanya terlihat alami dan tidak kaku. Penyampaian dialog dari masing - masing pemain juga amat baik.

Bisa dibilang film ini adalah film Thriller Indonesia yang cukup berhasil menyajikan sisi horror yang berbeda. Bukan dengan hantu - hantu atau suara effect yang mengagetkan. Namun, membangun situasi dimana rasa horror itu menjadi suatu ketakutan muncul dari fikiran dan mental. Amat direkomendasikan bagi sineas yang menyukai film dengan tema Psikologi Thriller.

 

Adegan yang mengesankan:  

Renata memberanikan diri untuk berkunjung ke apartemen Asmara untuk bercengkrama. Renata pertama kali yang ingin melepas kecemasannya mencoba segelas meminum minuman keras yang ditawarkan Asmara. Namun, berakhir dengan Renata yang meminum keseluruhan minuman dari botol dan melepaskan sisi lain dari dirinya yang dipendam selama ini.

Dalam adegan ini terlihat bagaimana perubahan karakter Renata yang terkenal pendiam, lembut, dan penuh dengan ketakutan terlepas dan menjadi seseorang yang penuh dengan warna. Hal ini memperlihatkan bagaimana seseorang seringkali mencoba untuk menahan emosi dalam diri mereka hanya untuk terlihat baik - baik saja. Namun, ternyata diri tetap membutuhkan trigger untuk bisa lepas dari kekangan.

 
Dialog mengesankan:

"Apapun yang terjadi, saya harus mempertahankan rumah tangga saya."

 

Ending:

Twist Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar