Review Film Lovely Luna (2004)

 

Review Film Lovely Luna (2004)

Lovely Luna | 2004 | 1h 32m
Genre : Drama/Romance| Negara: Indonesia
Director: Lasja Fauzia| Writers: Upi Avianto
Pemeran: Herjunot Ali, Shareefa Daanish, Davina Veronica
IMDB: 5.8
My Rate : 9/10

Persahabatan antara Luna, Desta, Abi, dan Bobo sedikit goyah karena Desta yang tergila - gila dengan Angel mengoyak persahabatan mereka dan membuat Luna yang diam - diam mencintainya, terluka.

Peringatan:

Terdapat adegan kata - kata kasar, kekerasan, minuman keras, dan sensual.

 

Sinopsis :

Luna (Shareefa Danish) memiliki 3 sahabat yang telah bersahabat sejak SMP, yaitu Desta (Herjunot Ali), Abi (Radhit Syaharzam), dan Bobo (Denny Aditya WS). Mereka berada di satu kampus yang sama, hanya saja Luna mengambil jurusan kuliah yang berbeda. Meski demikian, persahabatan mereka tetap terjalin dengan baik. Luna yang sedikit tomboy membuat mereka tidak segan untuk berinteraksi dengannya.

Desta menyukai Angel (Davina Veronica) yang merupakan wanita terpopular di kampus tersebut. Mereka pun memandang skeptis hal tersebut. Namun, Desta percaya bahwa dirinya bisa mendapatkan hati Angel. Meski beberapa kali Desta tidak mendapatkan respon yang positif dari Angel. Hingga suatu hari, Desta mendapatkan tugas kelompok bersama dengan Angel dan gengnya.

Angel mengetahui bahwa Desta menyukainya dan menjadikan rasa suka tersebut sebagai senjatanya. Angel memanfaatkan Desta untuk menyelesaikan tugas tersebut. Angel seakan - akan menunjukkan rasa suka yang berbalas terhadap Desta. Hal ini membuat Desta menelantarkan persahabatannya demi bisa bersama Angel.

Luna, Abi, dan Bobo merasakan perubahan pada Desta. Bahkan Desta mulai mengabaikan mereka dan janji - janji yang mereka buat. Bahkan hari penting dimana Luna ingin mentraktir makan atas gaji pertamanya, Desta pun tidak hadir. Luna adalah pihak yang paling terluka karena rasa suka yang selama ini dipendamnya.

Akankah Desta menyadari perasaan Luna terhadapnya?

 

Ulasan :

Lovely Luna diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karangan Upi. Ide cerita yang diangkat cukup simple dan mudah dimengerti yaitu tentang cinta dan persahabatan. Tema ini merupakan tema yang cukup relate dengan kehidupan remaja pada umumnya. Disajikan dengan amat baik dan ringan untuk ditonton.

Film ini tidak seharusnya mendapat penilaian yang buruk terlebih di bawah 7 karena tidak seburuk itu. Alur cerita yang disajikan cukup jelas, pembangunan karakter tokohnya, latar belakang cerita, pembangunan konflik, dan penyelesaian dapat dikatakan cukup baik. Terdapat beberapa adegan yang cukup menghibur yang membuat film tidak membosankan. Namun, memang bukan tanpa cela.

Akting dari para pemain cukup natural dan chemistry cukup baik. Didukung dengan pemilihan musik dan sound effect yang tepat di tiap adegannya. Pengambilan gambar juga cukup baik, hanya saja pada saat akhir cerita agak sedikit mengganggu dengan properti yang menutupi wajah dari Luna.

Kekurangan yang mungkin terlihat adalah terdapat beberapa karakter pembantu atau figuran yang tidak jelas fungsinya. Karakter tersebut muncul seakan tanpa fungsi yang jelas dan sekadar muncul. Terdapat beberapa dialog yang juga sedikit kurang pas penempatannya. Sehingga jika dievaluasi kembali, hal - hal tersebut rasanya tidak akan menghilangkan esensi film jika dihilangkan.

Secara keseluruhan, film ini cukup menarik dan dapat menjadi salah satu pilihan film yang ditonton dikala membutuhkan film yang ringan. Cerita menarik menjadi pilihan untuk masuk daftar tonton ulang.

 

Adegan yang mengesankan:  

Luna yang telah lama menyimpan perasaannya kepada Desta akhirnya tertumpahkan dengan tangisan yang disaksikan oleh Abi dan Bobo. Mereka pun menyadari bahwa Luna yang selama ini tomboy ternyata memiliki hati yang lembut juga. Mereka mencoba untuk menenangkan dan membantu Luna untuk mendapatkan Desta.

Dalam adegan ini kita menyadari bahwa seringkali saat cinta tumbuh dalam persahabatan, hal itu menjadi hal yang sulit diutarakan. Banyak orang yang akhirnya menyembunyikan karena khawatir persahabatan tersebut akan rusak. Terlebih saat sahabat pria tersebut tidak melihat kita sebagai seorang 'wanita'.

 

Dialog mengesankan:

"Siapapun entar yang jadi cowo loe, pasti dia beruntung."

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar