Gie | 2005 | 2h 27m
Genre : DocuDrama/Period
Drama/Biography/Drama/History | Negara: Indonesia
Director: Riri Riza| Writers: Riri Riza
Pemeran: Nicholas Saputra, Jonathan Mulia, Thomas Nawilis
IMDB: 7.6
My Rate : 9/10
Berdasarkan jurnal milik Soe Hok Gie, mengisahkan tentang perjuangan Gie dan rekannya dalam menegakkan keadilan bagi masyarakat di tengah politik Indonesia melalui berbagai aksi berisiko yang berbahaya.
Peringatan:
Terdapat adegan kekerasan, kata-kata kasal,
rokok, sensual, dan isu sensitif
Sinopsis :
Gie (Jonathan Mulia) adalah sosok remaja yang kritis. Ayahnya yang seorang penulis memberikan banyak pengaruh kepada jalan pikirannya. Gie yang amat suka membaca menjadi sedikit arogan dan merasa telah mengetahui segalanya. Dirinya sering kali beradu argumen dengan gurunya di sekolah.
Gie bersahabat dengan Han (Christian Audi) dan mereka selalu bersama. Bahkan mereka pernah mencoba untuk mencelakai guru mereka, saat Gie mendapatkan nilai yang tidak sesuai. Meski hal tersebut tidak jadi dilakukan karena melihat keluarga dari guru tersebut. Namun, Han tiba - tiba harus pergi bersama dengan tantenya dan membuat Gie kehilangan.
Beranjak dewasa, Gie (Nicholas Saputra) mencoba untuk menggunakan pendekatan lain untuk menyampaikan pola pikirnya ke masyarakat terutama ke para mahasiswa. Dirinya tidak menyukai keberpihakan pada politik dan mencoba untuk menjadi seorang yang netral. Gie banyak melakukan diskusi dengan para mahasiswa melalui perfilman, dirinya pun sering mendaki gunung dengan para rekannya.
Namun, politik sudah mulai memasuki dunia kampus. Dirinya tidak dapat hanya diam melihat hal tersebut. Gie dan rekan lainnya pun mencoba untuk menjaga agar kampus tidak dimanfaatkan oleh para politikus. Gie pun aktif untuk menyampaikan pendapatnya melalui laman surat kabar. Hingga politik semakin memanas dan mulai membahayakan dirinya.
Akankah Gie berhasil dengan misinya?
Ulasan :
Gie merupakan film yang didasarkan pada
buku Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie. Buku ini merupakan buku
harian beliau yang diterbitkan tahun 1983. Pastinya menghidupkan sosok karakter
dan membangun cerita dari sebuah catatan harian memiliki kesulitannya masing -
masing. Interpretasi ke dalam naskah skenario film dan ke layar menjadi suatu
hal yang penting.
Akting dari para pemain amat baik, tidak hanya tokoh utama tetapi juga para
tokoh pendukung. Jalan cerita juga tersusun dengan rapi, meski kisah cinta
romantisme yang diselipkan di dalam terasa kurang pas. Sebab sejak awal, tokoh
Gie telah dibentuk menjadi tokoh dengan karakter yang keras dan kritis.
Terlihat bagaimana Gie remaja yang memberontak saat diberi nilai jelek oleh
gurunya. Namun, karakter Gie menjadi sedikit rancu saat dewasa dan terasa
kurang kuat.
Penggunaan bahasa yang baku tidak membuat film ini menjadi kaku, malah menambah estetika dari film ini sendiri. Komposisi warna yang digunakan dan pergerakan kamera dilakukan dengan cukup baik. Setiap detail dari adegan tersajikan dengan cukup baik. Pemilihan wardrobe dan juga pemakaian make up sesuai dengan plot waktu yang digunakan. Ditambah dengan pemilihan musik dan lagu yang sesuai di tiap adegannya. Original soundtrack yang diciptakan memberikan makna yang mendalam di tiap adegan.
Penonton akan melihat berbagai macam emosi dalam adegan yang disajikan, seperti kehangatan, sedih, dan menegangkan. Namun, dirasa terdapat beberapa adegan yang dirasa tidak cukup penting untuk ditampilkan seperti saat Sinta berbicara kepada Ira tentang Gie. Beberapa adegan juga perlu diperkuat hingga kita mengetahui dengan pasti pesan utama yang ingin di tampilkan dalam film tersebut.
Secara garis besar, film ini cukup menarik
untuk ditonton secara berulang. Jalan cerita dan akting dari Nicholas Saputra
memang patut di acungi jempol.
Adegan yang mengesankan:
Han yang sejak dahulu sangat ingin pergi ke pantai tetapi belum juga
berhasil kesana, akhirnya berhasil melihat pantai. Namun, tidak disangka bahwa
kesempatan tersebut menjadi kesempatan pertama dan terakhir baginya. Hal ini
cukup meninggalkan kesan mendalam, dimana Han menghembuskan nafas terakhirnya
di tempat yang amat diimpikannya.
Dialog mengesankan:
"Lebih baik saya diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."
Ending:
Sad Ending
Rekomendasi:
Must Watch
(Aluna)
0 Komentar