Muallaf | 2008 | 1h 20m
Genre
: Drama | Negara: Malaysia
Director:
Yasmin Ahmad|
Writers: Yasmin Ahmad
Pemeran: Leysha Al-Yahya, Sharifah
Amani, Brian Yap
IMDB: 6.8
My
Rate : 6/10
Brian mulai tergerak hatinya untuk kembali percaya pada agama dan Tuhan setelah bertemu dengan Ana dan Ani, dua bersaudara yang sedang melarikan diri dan bersembunyi dari ayahnya serta ibu tiri yang kejam.
Peringatan:
Terdapat
adegan kekerasan, kata - kata kasar, dan tema berat
Sinopsis :
Rohani
(Sharifah Amani) dan adiknya, Rohana (Syarifah Aleysha) hanya hidup berdua
setelah kematian Ibunya. Mereka memilih untuk bersembunyi dari ayah mereka.
Namun, Rohana di sekolahnya seringkali mendapatkan masalah karena selalu
mengatakan angka-angka yang tidak dimengerti oleh gurunya dan hal itu membuat
gurunya kesal.
Hingga
suatu ketika, gurunya memberikan hukuman padanya karena menganggap bahwa Ana
terus membangkang dan hanya mencari perhatian setelah kematian Ibunya. Brian
(Brian Yap), salah satu guru di sekolah itu akhirnya mengambil tindakan.
Dirinya mencoba untuk membela Ana dan mengantarkan Ana pulang ke rumahnya.
Pihak
sekolah bersama dengan Brian, mengunjungi rumah Ana karena khawatir dengan
kondisi Ana. Ani menjelaskan mengenai angka - angka yang selama ini disebutkan
oleh Ana. Ani mengatakan bahwa angka - angka tersebut merupakan cuplikan dari
ayat - ayat al Quran.
Ibu
mereka sebelumnya memiliki ketertarikan dengan ilmu Agama dan menjadi pengajar
dalam bidang tersebut. Sehingga secara tidak langsung Ana dan Ani pun melakukan
yang sama. Mereka mempelajari ilmu tentang berbagai agama secara otodidak.
Namun, karena tidak ada orang yang mengarahkan, mereka menjadi sedikit
kesulitan.
Brian
yang pertama kali melihat Al Quran, merasa terpesona dan mencoba untuk
mempelajarinya. Pencarian mereka tentang Tuhan akhirnya membuat mereka menjadi
dekat satu sama lain. Namun, masalah mulai muncul setelah ayah Ani dan Ana
mengetahui keberadaan mereka.
Bagaimana
nasib mereka selanjutnya?
Ulasan
:
Muallaf merupakan film yang mungkin
dirasa berbeda dari ekspektasi para penonton saat membaca judulnya. Seperti
yang diketahui secara umum bahwa pemaknaan Muallaf adalah saat seseorang masuk
ke dalam Islam. Namun, kita tidak menemukan hal tersebut secara tersurat di
film ini.
Yasmin mengakui bahwa penggunaan
istilah Muallaf dalam film ini memang memiliki makna yang berbeda. Dimana
dikarenakan tokoh utama memiliki agama Katolik, tetapi tidak menjalankan
agamanya dengan baik karena trauma yang dialaminya di masa lalu. Setelah itu
menjadi lebih baik setelah bertemu dengan dua orang kakak beradik yang menganut
agama Islam dengan pengetahuannya yang memukau.
Ide cerita yang diambil dalam film
ini sebenarnya amat menarik, yaitu tentang pencarian Tuhan. Ketiga tokohnya
menunjukkan caranya masing - masing untuk mencari Tuhan. Namun sayangnya,
eksekusi dari ide cerita masih kurang sempurna.
Konflik dan permasalahan yang
diangkat terlalu dangkal. Pembangunan pondasi cerita dan karakter tokoh juga
kurang kuat. Sehingga cerita yang disajikan tidak terlalu memberikan makna
mendalam bagi penonton. Kurangnya cerita yang benar - benar melekat dalam
ingatan.
Bahkan, tema utama tentang pencarian
Tuhan sebenarnya juga tidak terlalu terlihat dan mendalam. Sehingga penonton
akan sedikit kehilangan fokus mengenai inti cerita yang ingin di angkat
sebenarnya. Apakah pencarian Tuhan, apakah hubungan keluarga, atau tentang
percintaan? Karena semuanya disajikan dengan kedalaman cerita yang dangkal.
Akhir cerita juga masih menimbulkan
pertanyaan tentang penyelesaian dari masing - masing masalahnya. Tidak
diketahui dengan pasti bagaimana saat Ana dan Ani saling bertemu setelah
ayahnya merebut paksa Ana? Hubungan Brian dan Ana yang juga disajikan dengan
ambigu. Penyelesaian seakan terlalu diburu - buru, jika dapat diberikan
beberapa adegan yang membuat cerita lebih mendalam mungkin bisa lebih baik.
Dari segi sistematika cerita, film
ini cukup menyajikan cerita yang sistematis dan mudah dimengerti. Namun, seakan
kurang mengalir, banyak adegan yang rasanya terputus - putus. Transisi yang
menggunakan layar hitam juga membuat hal tersebut semakin parah.
Selain itu, beberapa kelemahan
lainnya dari karakter guru di sekolah dan penggunaan ayat - ayat baik al Quran,
injil, atau lainnya. Karakter guru yang ditunjukkan sama sekali tidak
menunjukkan guru yang baik. Tidak ada satupun guru yang dirasa profesional
dengan tingkah laku dan perkataan yang ditunjukkan.
Penggunaan ayat -- ayat juga seperti
tidak melihat konteks seakan hanya secara asal di tampilkan. Penggunaan angka -
angka dalam mengutip sebuah ayat tanpa menjelaskan isinya, bisa menimbulkan
kebingungan atau kesalahpahaman pada penonton. Terutama bagi penonton yang
mungkin tidak paham dengan hal demikian.
Akting dari para pemain juga tidak
ada yang istimewa. Chemistry antar pemain juga sedikit kurang berasa. Secara
keseluruhan, masih banyak hal yang mungkin bisa dioptimalkan. Terutama mengenai
fokus dan kedalaman cerita. Sehingga alur cerita dapat dirasakan oleh para
penonton dengan lebih baik.
Adegan yang mengesankan:
Brian yang tidak percaya agama, tiba
- tiba merasa terkesima saat pertama kali membaca al Quran dan terjemahannya.
Brian pun menjadi terketuk hatinya dan membuat pikirannya menjadi lebih
terbuka. Dalam adegan ini kita menyadari bahwa, banyak cara Tuhan untuk
mengetuk hati para hamba-Nya.
Dialog
mengesankan:
"Everyone is looking for God in their own way."
Ending:
Cliffhanger
Rekomendasi:
Okay
to watch.
(Aluna)
0 Komentar