Rumah Tanpa Jendela (Alternate
Title:The House Without a Window | 2011 | 1h 40m
Genre
: Drama/Family/Fantasy/Musical | Negara: Indonesia
Director:
Aditya Gumay |
Writers: Adenin Adlan,
Aditya Gumay, Asma Nadia
Pemeran: Emir Mahira, Dwi Tasya,
Raffi Ahmad
IMDB: 7.3
My
Rate : 9/10
Rara yang bermimpi untuk memiliki rumah dengan jendela tidak sengaja berteman dengan Aldo, anak berkebutuhan khusus yang kaya raya tetapi amat baik dan membuat Rara bisa merasakan banyak hal baru. Namun, kebahagiaan tidak berlangsung lama saat api melahap rumah Rara dan Aldo yang terluka karena dianggap aib bagi keluarganya.
Peringatan:
Terdapat
adegan kata - kata kasar.
Sinopsis :
Rara
(Dwi Tasya) tinggal di sebuah pemukiman pemulung dengan rumah yang terbuat dari
kardus. Dirinya tinggal bertiga bersama dengan ayah (Raffi Ahmad) dan si Mbok (Inggrid Widjanarko). Dengan
kondisi ekonomi yang terbatas tidak membuat Rara patah semangat. Dirinya tetap
rajin pergi ke sekolah bersama dengan teman - temannya dan memiliki impian yang
ingin diwujudkan.
Rara
sangat ingin memiliki rumah dengan jendela. Kondisi mbok yang sakit - sakitan,
membuat Rara merasa jendela dapat menjadi penyelesaian akan masalah tersebut.
Sebab dengan ada jendela, Rara percaya bahwa aliran udara akan menjadi lebih
baik dan cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah. Namun, impian tersebut
sebenarnya sedikit sulit untuk diwujudkan karena kondisi ekonomi mereka.
Suatu
hari, Rara berkenalan dengan Aldo (Emir Mahira) seorang anak berkebutuhan
khusus yang memiliki kemampuan ekonomi yang cukup baik. Rara terkesan dengan
lukisan Aldo yang menggambarkan rumah dengan banyak jendela. Mereka pun
akhirnya menjadi teman baik, setelah Aldo dan neneknya menyelamatkan Rara yang
terluka karena tidak sengaja terserempet mobil.
Aldo
merupakan anak yang baik dan dermawan. Dirinya menyumbangkan beberapa buku
miliknya dan keluarganya ke sekolah Rara. Aldo juga tidak malu mengajak teman -
teman Rara untuk berenang dan bermain bersama dengannya di rumah. Namun,
ternyata hal tersebut tidak disukai Ibu dan Kakak perempuannya.
Kondisi
Aldo yang berkebutuhan khusus membuat Kakak perempuannya (Maudy Ayunda) merasa
malu dan menyembunyikannya dari teman - temannya. Ditambah dengan Aldo yang
senang bermain dengan para anak pemulung membuat dirinya makin malu. Ibunya pun
sedikit merasa keberatan dengan hal yang dilakukan Aldo. Meski demikian, Aldo
mendapat dukungan dari nenek dan kakak laki - lakinya.
Masalah
tiba - tiba muncul, api melahap rumah milik Rara dimana Mbok berada di dalamnya
dalam keadaan pingsan. Ayah Rara yang mencoba menyelamatkan si Mbok ikut
terluka parah. Sedangkan di sisi lain, Aldo dan Rara mendapatkan masalah karena
dianggap telah mengacaukan pesta ulang tahun kakak perempuannya.
Akankah
Rara dan Aldo dapat mengatasi masalah mereka?
Ulasan :
Rumah Tanpa Jendela adalah film
musikal yang diadaptasi dari cerita pendek karya Asma Nadia berjudul Jendela
Rara. Film ini memiliki kisah yang sederhana tetapi dapat disajikan dengan amat
menarik. Ditambah dengan musikalisasi yang menyatu dengan jalan cerita sehingga
tidak terlihat aneh.
Cerita yang disajikan memiliki makna
pesan yang mendalam. Disajikan secara sistematis dan mudah untuk dipahami.
Memperlihatkan dua sisi dunia yang bertolak belakang dan berbeda, yaitu Rara
yang miskin dan Aldo yang kaya raya. Namun, ternyata keduanya dapat berteman
meski dengan berbagai masalah serta kesulitan mereka masing - masing.
Pembangunan latar belakang cerita
dan tokoh dilakukan dengan baik. Penonton dapat dengan jelas memahami masing -
masing cerita dari tokoh. Konflik pun muncul dengan apik, dengan beberapa clue
yang dimunculkan sepanjang pembangunan konflik. Meski terdapat dua konflik
dalam cerita, tetapi tidak saling tumpang tindih. Penyelesaian juga dilakukan
dengan cukup baik dan tidak terburu - buru.
Teknik pengambilan gambar, komposisi
warna, dan pergerakan camera dilakukan dengan baik. Namun, beberapa transisi
yang menggunakan dip to black membuat transisi terlihat tidak halus. Meski
demikian secara keseluruhan dapat dinikmati dengan baik.
Pemilihan lagu soundtrack juga
dilakukan dengan baik. Setiap lagu memiliki musikalisasi dan makna lirik yang
baik. Sesuai dengan cerita yang disajikan dan dapat menambah kesan pada adegan
yang ditampilkan.
Akting dari para pemain amat baik.
Terutama Emir yang berhasil memerankan Aldo dengan amat baik dan meyakinkan,
padahal dengan umurnya yang masih amat muda. Emir dapat menunjukkan kualitas
akting yang menawan, wajar jika dirinya mendapatkan penghargaan atas aktingnya
tersebut.
Pemain lain tidak kalah baiknya.
Pemilihan aktor - aktor baru yang berasal dari sanggar teater, merupakan
pilihan dan keputusan yang amat baik. Sebab dipastikan bahwa mereka memiliki
kualitas akting yang tidak asal - asalan. Jam terbang dan juga latihan terpancar
dari akting yang natural yang mereka tampilkan.
Secara keseluruhan film ini cukup
ringan untuk ditonton sebagai film keluarga. Pesan mendalam yang disampaikan
dalam film ini dapat menjadi hal yang baik untuk diajarkan pada anak - anak
kita.
Adegan yang mengesankan:
Rara dan Aldo masuk ke dalam rumah
kosong untuk beristirahat disana. Saat makan bersama, Aldo mengatakan bahwa
dirinya berterima kasih Rara masih mau berteman dengannya meski dengan
kondisinya yang sedikit berbeda. Sebab Aldo merasa keluarganya merasa malu
memiliki anak dan adik yang berkebutuhan khusus seperti dirinya.
Dalam adegan ini kita melihat
bagaimana cara kita memperlakukan orang lain dapat berdampak pada emosional
mereka. Kita mungkin saja menggoreskan luka saat kita bersikap tidak baik dan
diskriminatif pada orang lain. Terutama bagi mereka yang memiliki kebutuhan
khusus. Sedangkan mereka sama - sama manusia seperti pada umumnya.
Dialog mengesankan:
"Gak papa punya cita - cita yang tinggi"
Ending:
Happy
Ending
Rekomendasi:
Must
Watch
(Aluna)
0 Komentar