Review Film IMPERFECT (2019) - Tidak butuh sempurna untuk bahagia.



IMPERFECT 2019 13+ | 1h 53min | Genre : Comedy, Drama, Family
Sutradara: Ernest Prakasa Penulis: Meira Anastasia (book), Ernest Prakasa 
Produksi: Starvision Negara: Indonesia PemeranJessica Mila, Reza Rahadian, Yasmin Napper, Karina Suwandhi, dll

Seringkali kita mengalami terjebak dalam sebuah standar dan pandangan orang lain atas diri kita. Seringkali kita mendengarkan komentar yang beragam atas diri kita, seperti "Kamu gendutan ya?", "Cantikan pas kamu kurus deh", "Coba pakai lipstik warna lain.", "kamu gak cocok pake baju itu, jelek.", dan masih banyak lagi. Seringkali juga pandangan - pandangan itu yang membuat kita menjadi rendah diri, merasa tidak berharga, terjatuh dan sulit untuk bangkit. Bahkan keseragaman yang dijadikan standar tersebut menyisihkan keberagaman yang indah. Hal ini juga yang dirasakan rere, tokoh utama dalam film ini.

Insecure and Bodyshaming

Pada masyarakat kita kebanyakan tidak menyadari apa itu Body Shaming dan dampaknya kepada seseorang yang mengalaminya. Body shaming adalah perilaku seseorang mengkritik kondisi tubuh seseorang baik diri sendiri maupun orang lain dengan cara yang negatif. Terdapat dampak yang dialami oleh korbannya yang harus diketahui oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh dampak dari ucapan yang disampaikan tersebut beragam, bisa membuat korbannya menjadi minder, menarik diri, mudah tersinggung, pendiam, hingga depresi. Bahkan tidak sedikit juga yang memilih untuk melakukan bunuh diri karena terus menerus merasa tidak berharga dan tidak puas dengan dirinya. 
        
Terlahir dengan kulit hitam manis seperti bapaknya dan tubuh yang sedikit gempal membuat Rara harus menerima banyak sekali kritikan. Bahkan dari ibunya sendiri yang selalu melarang dia untuk makan nasi terlalu banyak, makan coklat, dll agar tubuhnya tidak semakin gemuk. Hal ini semakin parah ketika sang ayah meninggal dunia, karena yang biasa membelanya tidak lagi ada. Perbedaan dirinya dengan sang adik yang memiliki kulit putih dan tubuh yang langsing dijadikan ibunya sebagai pembanding. Bahkan teman - teman ibunya ikut membandingkan dirinya dengan sang adik. Terus menerus menerima kritikan pedas, Rara pun terluka dan menjadi rendah diri. 
    
Hal serupa terjadi di kantornya, bekerja di perusahaan kosmetik menuntut dirinya untuk berpenampilan menarik. Sedangkan gaya berpakaian dan kondisi dirinya dianggap kurang menarik bahkan oleh atasannya yang membuat dirinya hampir kehilangan kesempatan untuk naik pangkat. Banyak perlakuan yang tidak baik dan hinaan yang diterimanya dari rekan kerjanya. Namun dirinya lebih memilih untuk tidak menanggapi, karena takut dibilang baper. 

Standar kecantikan ini, ternyata tidak hanya terjadi pada Rara. Sang adik, Lulu, yang dianggap Rara sangat sempurna, ternyata juga mengalami hal yang sama. Lulu adalah seorang selebgram yang juga memiliki pacar seorang selebgram. Statusnya tersebut dan keaktifannya di media sosial membuat tangan - tangan gatal para netizen sering mengomentari penampilannya. Lulu selalu tidak nyaman dengan bentuk wajahnya. Netizen berkomentar jahat dengan mengatakan dirinya jelek, pipinya tembem, mukanya bulat, dsb. Pacarnya pun selalu memaksanya untuk menutupi rambutnya dengan rambut agar tidak terlihat bulat. Hal ini membuat Lulu menjadi minder dan tidak percaya diri. 

Beda orang beda kasus. Terdapat beberapa bentuk bodyshaming dan rasa insecure yang digambarkan di dalamnya. Maria, Neti, Endah, Prita, yang merupakan anak - anak kos yang tinggal di rumah Dika, pacarnya Rara juga memiliki masalah yang membuat dirinya tidak percaya diri. Maria dengan rambutnya yang ikal, Neti dengan tubuhnya yang gempal, Endah dengan giginya yang menurut dirinya 'keriting', dan Prita yang memiliki tompel di jidatnya. 

Family, love, and friendship

Meski dengan segala kekurangan yang dimilikinya, Rara memiliki orang - orang yang juga memberikan komentar positif kepadanya dan membuat dirinya bisa sedikit memiliki keberanian diri. Bapaknya yang selalu membesarkan hati Rara terkait penampilannya, meski akhirnya Bapaknya meninggal dalam kecelakaan yang akhirnya membuat Rara kehilangan. Dika, pacarnya yang tidak menuntut adanya perubahan dari diri Rara baik dari segi fisik ataupun sikap, karena Dika mencintai Rara apa adanya. Fey, sahabatnya di kantor yang menemaninya selama di kantor. 

Lingkungan yang positif membuat dia tidak terlalu minder dan merasa percaya diri dengan penampilannya meski banyak komentar negatif yang diterimanya. 

Hilangnya jati diri

Karena tuntutan pekerjaannya yang menyaratkan dirinya untuk mengubah penampilannya untuk dapat naik jabatan. Akhirnya Rara berusaha untuk melakukan diet ketat dan membuat dirinya mengalami penurunan berat badan yang drastis selama sebulan. Dirinya juga belajar untuk menggunakan make up dari sang adik, Lulu. Perubahan yang drastis tersebut tidak sia - sia. Dirinya terpilih untuk menjadi seorang Manajer. 

Awalnya tidak ada yang berubah, Rara tetap menjadi dirinya yang dahulu. Namun, perubahan akan bentuk fisiknya mengubah pola pikir dan pergaulannya. Rara mulai berubah dengan lebih mengutamakan penampilannya. Hubungannya dengan Dika pun ikut terpengaruh karena Dika merasa Rara berubah dan tidak sesuai dengan sifatnya yang dahulu. Terlebih lagi Rara lebih memilih untuk bersama dengan teman - teman barunya dibanding menepati janjinya dengan Dika.  Hubungan dengan Fey, sahabatnya juga mulai merenggang. Rara lebih sering mengomentari penampilan Fey yang tomboy dan meminta dirinya untuk berubah. Lelah dengan perlakukan Rara, Fey lebih memilih untuk menghindar.

"lo boleh kejer semua yang lo mau, tapi inget ra! lo juga bisa kehilangan semua yang udah lo miliki"

Perubahan sikapnya juga memperburuk hubungannya dengan keluarganya. Dipicu dari kecemburuan Rara ketika melihat Dika dekat dengan adiknya. Padahal saat itu kondisi Lulu sedang melakukan pemotretan dengan Dika yang memiliki profesi sebagai potographer untuk ikut serta dalam lomba. Hadiah lomba tersebut diharapkan dapat membantu Dika menutupi utang - utang almarhum Ayahnya. Kecemburuan itu juga ditimbulkan dari rasa insecure yang dipendamnya yang akhirnya memuncak. 

The happy ending

Dengan kondisi buruk yang dialaminya, Rara menumpahkan kekesalannya dengan sang ibu yang dianggap terlalu menganakemaskan adiknya karena kondisi tubuh mereka yang berbeda. Akhirnya terungkap alasan sang ibu bersikap keras terhadap penampilan Rara. Profesi ibunya yang sebelumnya seorang model yang menuntut penampilan untuk diutamakan membuat sang ibu berusaha agar anaknya memiliki penampilan yang baik. Trauma pada masa lalunya saat melahirkan Rara dan meninggalkan bekas luka di perutnya, membuat Ibunya kehilangan pekerjaannya. Hal tersebut membuatnya berusaha agar anak - anaknya tidak merasakan hal yang sama. 

Dengan adanya keterbukaan satu dan lain membuat hubungan keluarga tersebut makin erat dan akhirnya menerima kekurangan dari masing - masing. Setelah mendengarkan nasehat Ibunya, Dika akhirnya meminta maaf kepada Rara untuk memperbaiki hubungan yang mereka miliki. 

"Kalau menjadi sempurna bisa bikin kamu bahagia, tolong kasih aku waktu untuk belajar menerima itu. Karena aku terlanjur mencintai ketidaksempurnaan kamu"

***

Dalam film ini diperlihatkan alur antara pembukaan, klimaks, dan anti klimaks yang halus. Diawali dengan penjelasan mengenai permasalahan yang ada pada tokoh utama dan tokoh pendukung lainnya yang juga memiliki masalah yang serupa. Permasalahan yang timbul terus naik, yang membuat tokoh utama mengambil suatu langkah drastis yang mengubah hidupnya 180 derajat. Perubahan tersebut menggiring kita kepada klimaks dengan bentuk konflik yang timbul dalam diri si tokoh utama baik dengan dirinya sendiri atau dengan tokoh lainnya dalam film tersebut. 

Pemaparan permasalahan tokoh pendukung terlihat, tetapi tidak menjadi tumpang tindih sehingga membuat bias dengan kisah tokoh utama. Akan tetapi, lebih menjadi penguat dari penggambaran rasa insecure yang diciptakan dalam cerita. Tidak banyak plot yang diambil, tetapi tetap kisah yang disampaikan tetap padat dan jelas. 

Anti klimaks saat tokoh utama kembali menemukan jati dirinya dan menyadari perubahan pola pikirnya merupakan hal yang salah. Selain itu, penerimaan tokoh utama terhadap dirinya membuat tokoh utama memiliki ide untuk dapat menginspirasi orang sekitarnya untuk melakukan hal yang sama.

"Menerima diri mereka dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta setiap wanita memiliki standar kecantikannya masing - masing dan bebas memilih."

***
My rate: 8/10


(aluna)



Posting Komentar

0 Komentar