Ilustrasi kamar rumah sakit. Foto by Daan Stevens on Unsplash |
Ini adalah hari ketiga ku di rumah sakit. Semenjak kecelakaan yang menyebabkan tulang kaki ku patah, aku harus di rawat di rumah sakit ini. Kamar rumah sakitku terbilang cukup nyaman, hanya diisi dua orang yaitu aku dan salah satu pasien lainnya, Tomi. Tomi memiliki penyakit yang sepertinya cukup serius, karena pada pagi hari hingga menjelang sore dia akan berada di ruangan lain. Entah melakukan terapi atau sedang di observasi. Begitulah yang diceritakan Tomi kepadaku. Meski tidak ada sanak saudara yang menjaga ku di kala malam, aku tidak pernah kesepian. Tomi selalu mengajakku berbincang hingga aku tertidur. Tomi selalu menceritakan apa yang dilaluinya hari itu, apa yang dilihatnya di luar sana. Karena diriku hanya bisa terbaring di atas tempat tidur.
Semalam Tomi tidak kembali ke kamar, ku lihat tempat tidurnya masih tertata rapi. Tomi memang memberitahuku malam sebelumnya, katanya Rumah Sakit sedang melakukan observasi intens kepadanya untuk melihat apakah ada efek dari terapi yang dirinya lakukan. Mungkin dirinya dipindahkan ke tempat atau kamar yang lebih ekslusif agar memudahkan para dokter dan perawat untuk memantau. Namun, sepertinya aku tetap tidak akan kesepian, karena pagi ini masuk seorang pasien baru yang menempati tempatnya.
Malam ini suasana sepi, pasien yang baru tidak banyak bicara. Akhirnya aku memutuskan untuk mencoba untuk tidur. Ketika mataku sudah mulai terlelap, terdengar suara bisikan - bisikan yang cukup ramai. Aku membuka mataku dan melihat segerombolan orang berada di tempat tidur sebelahku. Aku hanya bisa menatap mereka kebingungan. Salah satunya kemudian berpaling menatapku. Tatapan kami menyatu.
"Tomi!!!" Panggilku.
Dirinya kemudian mendekat dan seketika berdiri di samping tempat tidurku.
"Kau akan jadi korban selanjutnya." Ucapnya.
(aluna)
0 Komentar