Genre : Horror, Mistery, Thriller | Negara: USA |
Pemeran: Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Kehamilan bagi seorang wanita adalah
berita yang menggembirakan, dimana akan ada harapan baru, bagai cahaya terang
yang hadir dalam keluarga mereka. Kelahiran si buah hati amat dinantikan bagi
kedua orang tua. Namun, hal ini menjadi suatu kesedihan dan luka yang mendalam,
ketika si buah hati tidak jadi hadir di dunia. Entah karena terlahir dalam
kondisi tidak bernyawa atau ketika sang ibu mengalami keguguran. Hal ini akan
menjadi luka yang amat mendalam terutama bagi sang Ibu dan dapat menyebabkan
gangguan mental bagi si Ibu. Hal inilah yang menyebabkan Kate dan John
mengadopsi Esther.
Kate mengalami keguguran yang
menyebabkan anak yang dikandungnya meninggal. Kehilangan ini menyebabkan kesedihan
yang mendalam. Dirinya terus menerus mengalami mimpi buruk hingga harus
melakukan konsultansi rutin dengan psikolog untuk mengatasi rasa kehilangannya.
Meskipun pada nyatanya Kate telah memiliki dua orang anak yaitu, Daniel dan Max.
Max memiliki kekurangan dimana dirinya adalah seorang Tuna Rungu. Sedangkan Kate
adalah seorang pianis, dan John, suaminya bekerja di luar rumah. Sehingga Kate
lebih banyak di rumah bersama dengan Max.
Kate sedang memainkan pianonya |
Depresi yang dialami Kate semakin
parah. Kate dan Max hampir mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang, karena
Kate tidak focus dan menjalankan mobilnya di waktu yang tidak tepat. Selain itu
emosinya pun menjadi tidak stabil, Kate terkesan menjadi seorang lebih mudah emosional.
Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak untuk membantu
penyembuhan Kate. Kate ingin memberikan cintanya atas anaknya yang meninggal
kepada anak yang memang membutuhkan. Mereka pun berkunjung ke sebuah panti asuhan
dan disinilah mereka bertemu dengan Esther.
Kate mendatangi panti asuhan |
John bertemu dengan Esther yang sedang melukis |
Esther berbeda dari anak – anak lainnya.
Ketika John dan Kate berkunjung ke panti asuhan tersebut, semua anak sedang
bermain di aula. Namun, hanya Esther yang berada sendiri di ruang kelasnya.
Saat itu John tidak sengaja melihat Esther sedang melukis dan merasa tertarik
dengan lukisannya, akhirnya memutuskan untuk bercengkrama dengannya. Di tempat
berbeda, Kate kebingungan mencari John dan tidak sengaja bertemu mereka di ruang
kelas tersebut. Kate pula merasa kagum dengan kepintaran dari Esther dan hasil
lukisannya. Merasa memiliki chemistry yang kuat, Kate memutuskan untuk
mengadopsi Esther.
Sesampainya di rumah, Max menyambut
kedatangan Saudari barunya dengan amat baik. Namun berbeda dengan yang
ditunjukkan oleh Daniel. Daniel tidak terlalu menyukai keberadaan Esther, karena
dirinya merasa perhatian keluarganya kepada dirinya menjadi berkurang. Mengesampingkan
hal tersebut, Esther dapat dengan mudah berbaur dan menunjukkan rasa cintanya
kepada orang tuanya. Esther juga senang bermain bersama Max dan mulai untuk
masuk ke sekolah.
Burung Dara yang tertembak Daniel |
Esther membunuh Burung Dara tersebut dengan batu dihadapan Max dan Daniel |
Keanehan – keanehan atas Esther mulai
muncul. Berawal dari dirinya yang tanpa belas kasihan membunuh burung dara yang
tidak sengaja tertembak pistol mainan Daniel dihadapan Daniel dan Max dengan
menggunakan batu. Kate belum mengetahui hal tersebut dan masih menganggap Esther
sebagai gadis yang manis. Mereka pun makin dekat ketika Kate mulai terbuka
dengan Esther untuk membuat Esther merasa nyaman di rumah tersebut setelah
dirinya mengalami hal tidak terduga di sekolah. Kate menunjukkan buku diarynya dan bunga mawar kesayangannya dimana disitulah tertanam abu anak mereka “Jessica”.
Esther yang histeris di sekolah karena seseorang memegang pita lehernya |
Buku Diary Kate |
Kate dan Esther melihat bunga mawar tempat abu Jessica |
Kate mulai merasakan ada yang tidak
beres pada diri Esther terutama dengan sikapnya yang impulsive. Banyak kejadian
– kejadian dimana terlihat Esther melukai temannya, dll. Hal ini kemudian
diperkuat dengan pernyataan dari Suster Abigail terkait hal – hal yang terjadi
di keluarga adopsi Esther sebelumnya. Suster Abigail adalah pengelola panti
asuhan tempat Esther dirawat. John suami dari Kate tidak mempercayai kecurigaan
istrinya dan pernyataan dari Suster Abigail karena menganggap Esther adalah
seorang anak biasa. Titik inilah yang akhirnya membawa Kate pada penyelidikannya
tentang asal usul Esther dengan harapan dapat melindungi keluarganya. Dimana nyawa
Max dan Daniel telah menjadi taruhannya.
Film ini menurut penulis memiliki
ending plot twist yang cukup menarik. Jalan cerita yang digambarkan tidak akan
membuat penonton berfikir bahwa akhir dari cerita akan berakhir seperti
demikian. Esther yang diperankan oleh Isabelle Fuhrman berhasil direpresentasikan
dengan amat baik. Isabelle yang saat itu masih berumur 12 tahun dapat
memerankan tokoh utama dengan karakter psikopatnya tanpa terlihat canggung
sama sekali. Tokohnya terlihat meyakinkan dan terlihat tanpa belas kasihan.
Disini penulis perlu mengacungkan jempol untuk acting yang dipertunjukkan. Alur
cerita cukup menegangkan dan terbangun dengan apik.
Adegan yang amat berkesan bagi
penulis adalah adegan dimana Max meminta Kate untuk menceritakan sebuah cerita
sebelum dirinya pergi tidur. Kate menceritakan sebuah kisah dimana seorang bayi
meninggal dan kemudian terbang ke langit menjadi seorang malaikat kecil di surga.
Pada adegan ini Kate menceritakan dengan raut wajah yang sedih karena teringat
dengan Jessica anaknya yang meninggal. Max dengan kepolosannya bertanya kepada
Kate, “Apakah Jessica menjadi seorang malaikat?”. Pada adegan ini rasa
kehilangan yang dirasakan oleh Kate amat terpancar dan dapat menggugah perasaan
para penonton.
Max yang minta diceritakan dongeng tidur |
Sedangkan bagian yang tidak terlalu
penulis sukai adalah dimana terdapat kejanggalan pada karakter John yang digambarkan.
John terlihat memiliki kepercayaan yang tidak masuk akal kepada Esther yang
pada dasarnya baru ditemuinya dan masuk menjadi anggota keluarga mereka. Sedangkan
kejadian yang terjadi ada yang berlangsung tepat di depan wajahnya, ketika Esther
melukai temannya. Kate juga telah menunjukkan bukti – bukti untuk membuat John
percaya, tetapi semua itu tidak di gubrisnya. Kejanggalan lainnya adalah
keterbatasan informasi di panti asuhan tempat Esther di adopsi. Suster Abigail
tidak tahu menahu terkait latar belakang Esther dan bahkan tidak memiliki data kesehatannya.
Pada awal sebelum melakukan adopsi, Suster Abigail mengatakan bahwa Esther anak
yang baik, tetapi kemudian berubah ketika dirinya mendatangi rumah Kate dan
mengatakan Esther anak yang kurang baik.
Esther setelah menyelakai temannya |
Suster Abigail yang datang ke rumah mereka untuk memberi peringatan |
Sehingga Penulis melihat ada detail –
detail pada alur yang menjadi kontradiksi dan tumpang tindih. Hal ini juga yang
menjadi kritik pada saat film ini awal di rilis pada tahun 2009. Kontroversi lainnya
datang dari beberapa kalangan yang menganggap kisahnya terlalu cliché.
Ketika penonton melihat film ini
akan timbul perasaan takut dimana khawatir kejadian tersebut bisa saja menjadi
suatu kenyataan. Dimana ketika kita memasukkan seseorang dalam keluarga dan
menjadikannya bagian dalam keluarga, kita tidak terlalu mengetahui dengan pasti
latar belakang dari seseorang tersebut. Apakah dirinya memiliki latar belakang
yang baik atau tidak? Namun bukan berarti kita menjadi paranoid dan menganggap
semua orang sama.
Penonton dapat mengambil pelajaran bahwa
dalam memutuskan seseorang masuk dalam kehidupan kita, perlu adanya penyelidikan
terlebih dahulu terkait latar belakang mereka. Kita harus dapat menilai dengan
mata dan pikiran yang terbuka dan melihat dari berbagai sisi. Hal ini tidak
hanya berlaku seperti kasus dalam film tersebut, tetapi juga dapat berlaku
ketika kita menjalin hubungan dengan seseorang seperti memilih seseorang untuk
menjadi pacar, istri, atau suami kita. Selain itu, kita juga harus bisa melihat
tanda – tanda tidak baik yang mungkin muncul dalam hubungan kita, jangan sekali
– sekali membenarkan atau menutup mata atas apa yang terjadi pada sekitar kita
dan diri kita. Hal tersebut hanya akan memberikan hasil yang tidak baik.
Untuk kamu para pencinta film Pshychology
Thiller, penulis akan merekomendasikan film ini menjadi salah satu film yang
patut untuk di tonton. Terlebih lagi Film ini direncanakan akan dibuatkan
Sequelnya yang akan menceritakan asal mula dari terbentuknya karakter Esther. Sequel
ini menjadi suatu yang menarik untuk dinanti dan memuaskan rasa penasaran para cineas
tentang awal cerita dari kejadian ini.
***
My Rate: 8/10
(aluna)
0 Komentar