Review Film THE ORPHAN (2009) - Harapanmu berubah menjadi ketakutan besar dalam hidupmu

 


The Orphan | 2009 | 2h 3m
 Genre : Horror, Mistery, Thriller | 
Negara: USA |
 
Pemeran: 
 Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman 
IMDB 7/10

Kehamilan bagi seorang wanita adalah berita yang menggembirakan, dimana akan ada harapan baru, bagai cahaya terang yang hadir dalam keluarga mereka. Kelahiran si buah hati amat dinantikan bagi kedua orang tua. Namun, hal ini menjadi suatu kesedihan dan luka yang mendalam, ketika si buah hati tidak jadi hadir di dunia. Entah karena terlahir dalam kondisi tidak bernyawa atau ketika sang ibu mengalami keguguran. Hal ini akan menjadi luka yang amat mendalam terutama bagi sang Ibu dan dapat menyebabkan gangguan mental bagi si Ibu. Hal inilah yang menyebabkan Kate dan John mengadopsi Esther.

Kate mengalami keguguran yang menyebabkan anak yang dikandungnya meninggal. Kehilangan ini menyebabkan kesedihan yang mendalam. Dirinya terus menerus mengalami mimpi buruk hingga harus melakukan konsultansi rutin dengan psikolog untuk mengatasi rasa kehilangannya. Meskipun pada nyatanya Kate telah memiliki dua orang anak yaitu, Daniel dan Max. Max memiliki kekurangan dimana dirinya adalah seorang Tuna Rungu. Sedangkan Kate adalah seorang pianis, dan John, suaminya bekerja di luar rumah. Sehingga Kate lebih banyak di rumah bersama dengan Max.

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Kate sedang memainkan pianonya

Depresi yang dialami Kate semakin parah. Kate dan Max hampir mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang, karena Kate tidak focus dan menjalankan mobilnya di waktu yang tidak tepat. Selain itu emosinya pun menjadi tidak stabil, Kate terkesan menjadi seorang lebih mudah emosional. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak untuk membantu penyembuhan Kate. Kate ingin memberikan cintanya atas anaknya yang meninggal kepada anak yang memang membutuhkan. Mereka pun berkunjung ke sebuah panti asuhan dan disinilah mereka bertemu dengan Esther.

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Kate mendatangi panti asuhan

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
John bertemu dengan Esther yang sedang melukis

Esther berbeda dari anak – anak lainnya. Ketika John dan Kate berkunjung ke panti asuhan tersebut, semua anak sedang bermain di aula. Namun, hanya Esther yang berada sendiri di ruang kelasnya. Saat itu John tidak sengaja melihat Esther sedang melukis dan merasa tertarik dengan lukisannya, akhirnya memutuskan untuk bercengkrama dengannya. Di tempat berbeda, Kate kebingungan mencari John dan tidak sengaja bertemu mereka di ruang kelas tersebut. Kate pula merasa kagum dengan kepintaran dari Esther dan hasil lukisannya. Merasa memiliki chemistry yang kuat, Kate memutuskan untuk mengadopsi Esther.

Sesampainya di rumah, Max menyambut kedatangan Saudari barunya dengan amat baik. Namun berbeda dengan yang ditunjukkan oleh Daniel. Daniel tidak terlalu menyukai keberadaan Esther, karena dirinya merasa perhatian keluarganya kepada dirinya menjadi berkurang. Mengesampingkan hal tersebut, Esther dapat dengan mudah berbaur dan menunjukkan rasa cintanya kepada orang tuanya. Esther juga senang bermain bersama Max dan mulai untuk masuk ke sekolah.

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Burung Dara yang tertembak Daniel

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Esther membunuh Burung Dara tersebut dengan batu dihadapan Max dan Daniel

Keanehan – keanehan atas Esther mulai muncul. Berawal dari dirinya yang tanpa belas kasihan membunuh burung dara yang tidak sengaja tertembak pistol mainan Daniel dihadapan Daniel dan Max dengan menggunakan batu. Kate belum mengetahui hal tersebut dan masih menganggap Esther sebagai gadis yang manis. Mereka pun makin dekat ketika Kate mulai terbuka dengan Esther untuk membuat Esther merasa nyaman di rumah tersebut setelah dirinya mengalami hal tidak terduga di sekolah. Kate menunjukkan buku diarynya dan bunga mawar kesayangannya dimana disitulah tertanam abu anak mereka “Jessica”.

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Esther yang histeris di sekolah karena seseorang memegang pita lehernya

Buku Diary Kate

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Kate dan Esther melihat bunga mawar tempat abu Jessica

Kate mulai merasakan ada yang tidak beres pada diri Esther terutama dengan sikapnya yang impulsive. Banyak kejadian – kejadian dimana terlihat Esther melukai temannya, dll. Hal ini kemudian diperkuat dengan pernyataan dari Suster Abigail terkait hal – hal yang terjadi di keluarga adopsi Esther sebelumnya. Suster Abigail adalah pengelola panti asuhan tempat Esther dirawat. John suami dari Kate tidak mempercayai kecurigaan istrinya dan pernyataan dari Suster Abigail karena menganggap Esther adalah seorang anak biasa. Titik inilah yang akhirnya membawa Kate pada penyelidikannya tentang asal usul Esther dengan harapan dapat melindungi keluarganya. Dimana nyawa Max dan Daniel telah menjadi taruhannya.

Film ini menurut penulis memiliki ending plot twist yang cukup menarik. Jalan cerita yang digambarkan tidak akan membuat penonton berfikir bahwa akhir dari cerita akan berakhir seperti demikian. Esther yang diperankan oleh Isabelle Fuhrman berhasil direpresentasikan dengan amat baik. Isabelle yang saat itu masih berumur 12 tahun dapat memerankan tokoh utama dengan karakter psikopatnya tanpa terlihat canggung sama sekali. Tokohnya terlihat meyakinkan dan terlihat tanpa belas kasihan. Disini penulis perlu mengacungkan jempol untuk acting yang dipertunjukkan. Alur cerita cukup menegangkan dan terbangun dengan apik.

Adegan yang amat berkesan bagi penulis adalah adegan dimana Max meminta Kate untuk menceritakan sebuah cerita sebelum dirinya pergi tidur. Kate menceritakan sebuah kisah dimana seorang bayi meninggal dan kemudian terbang ke langit menjadi seorang malaikat kecil di surga. Pada adegan ini Kate menceritakan dengan raut wajah yang sedih karena teringat dengan Jessica anaknya yang meninggal. Max dengan kepolosannya bertanya kepada Kate, “Apakah Jessica menjadi seorang malaikat?”. Pada adegan ini rasa kehilangan yang dirasakan oleh Kate amat terpancar dan dapat menggugah perasaan para penonton.

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Max yang minta diceritakan dongeng tidur

Sedangkan bagian yang tidak terlalu penulis sukai adalah dimana terdapat kejanggalan pada karakter John yang digambarkan. John terlihat memiliki kepercayaan yang tidak masuk akal kepada Esther yang pada dasarnya baru ditemuinya dan masuk menjadi anggota keluarga mereka. Sedangkan kejadian yang terjadi ada yang berlangsung tepat di depan wajahnya, ketika Esther melukai temannya. Kate juga telah menunjukkan bukti – bukti untuk membuat John percaya, tetapi semua itu tidak di gubrisnya. Kejanggalan lainnya adalah keterbatasan informasi di panti asuhan tempat Esther di adopsi. Suster Abigail tidak tahu menahu terkait latar belakang Esther dan bahkan tidak memiliki data kesehatannya. Pada awal sebelum melakukan adopsi, Suster Abigail mengatakan bahwa Esther anak yang baik, tetapi kemudian berubah ketika dirinya mendatangi rumah Kate dan mengatakan Esther anak yang kurang baik.

Vera Farmiga, Peter Sarsgaard, Isabelle Fuhrman
Esther setelah menyelakai temannya

Suster Abigail yang datang ke rumah mereka untuk memberi peringatan

Sehingga Penulis melihat ada detail – detail pada alur yang menjadi kontradiksi dan tumpang tindih. Hal ini juga yang menjadi kritik pada saat film ini awal di rilis pada tahun 2009. Kontroversi lainnya datang dari beberapa kalangan yang menganggap kisahnya terlalu cliché.

Ketika penonton melihat film ini akan timbul perasaan takut dimana khawatir kejadian tersebut bisa saja menjadi suatu kenyataan. Dimana ketika kita memasukkan seseorang dalam keluarga dan menjadikannya bagian dalam keluarga, kita tidak terlalu mengetahui dengan pasti latar belakang dari seseorang tersebut. Apakah dirinya memiliki latar belakang yang baik atau tidak? Namun bukan berarti kita menjadi paranoid dan menganggap semua orang sama.

Penonton dapat mengambil pelajaran bahwa dalam memutuskan seseorang masuk dalam kehidupan kita, perlu adanya penyelidikan terlebih dahulu terkait latar belakang mereka. Kita harus dapat menilai dengan mata dan pikiran yang terbuka dan melihat dari berbagai sisi. Hal ini tidak hanya berlaku seperti kasus dalam film tersebut, tetapi juga dapat berlaku ketika kita menjalin hubungan dengan seseorang seperti memilih seseorang untuk menjadi pacar, istri, atau suami kita. Selain itu, kita juga harus bisa melihat tanda – tanda tidak baik yang mungkin muncul dalam hubungan kita, jangan sekali – sekali membenarkan atau menutup mata atas apa yang terjadi pada sekitar kita dan diri kita. Hal tersebut hanya akan memberikan hasil yang tidak baik.

Untuk kamu para pencinta film Pshychology Thiller, penulis akan merekomendasikan film ini menjadi salah satu film yang patut untuk di tonton. Terlebih lagi Film ini direncanakan akan dibuatkan Sequelnya yang akan menceritakan asal mula dari terbentuknya karakter Esther. Sequel ini menjadi suatu yang menarik untuk dinanti dan memuaskan rasa penasaran para cineas tentang awal cerita dari kejadian ini.

***

My Rate: 8/10

 (aluna)

 

Posting Komentar

0 Komentar