Ketika rasa melakukan kontribusinya
untuk membolak balikkan hati, membuat yang tadinya mencinta jadi membenci dan
begitu sebaliknya. Seringkali kita tidak menyadari seberapa berharga seseorang
hingga seseorang itu menyerah dan pergi dari kehidupan kita. Hal ini yang
dirasakan oleh Juli Baker (Madeline Carroll) dan Bryce Loski (Callan McAuliffe).
Pertemuan antara keduanya dan kejadian yang dialami mereka membantu mereka
untuk memahami perasaaan yang sebenarnya ada di hati mereka.
Juli Baker adalah seorang anak perempuan
yang saat itu tidak memiliki teman bermain yang seumuran dirinya di lingkungan
tempat tinggalnya. Kepindahan Bryce dan keluarganya membuat Juli amat senang
karena merasa akan memiliki teman baru yang dapat diajak bermain. Tatapan
mereka bertemu ketika mobil Bryce memasuki lingkungan dan Juli sedang duduk di
halaman rumahnya seakan-akan menanti kedatangan mereka. Tatapan mata Bryce kala
itu memancarkan cahaya yang membuat Juli terpesona, begitu yang dikatakannya.
Julie Baker ketika pertama melihat Bryce |
Interaksi di antara keduanya tidak
perlu menunggu waktu yang lama. Ketika Bryce dan ayahnya sedang menurunkan
barang – barang dari mobil angkut mereka, Juli tiba-tiba ikut naik ke mobil
angkut tersebut untuk menawarkan bantuan kepada mereka. Ayah Bryce, Steven,
tidak menyukai kedatangan Juli karena dianggap mengganggu pekerjaannya. Steven
berusaha mengusir Juli dengan mengatakan bahwa Ibu Juli kemungkinan sedang
mencarinya, kotak yang ada disitu adalah barang pecah belah, tetapi semua itu
tidak berhasil. Akhirnya Steven meminta Bryce untuk masuk ke dalam rumah
membantu Ibunya di dalam berharap hal itu akan membuat Juli pulang.
Ayah Bryce mencoba mengusir Julie dari Truk Barangnya |
Bryce yang coba melarikan diri tidak sengaja menggenggam Julie |
Bryce mengetahui maksud dari ayahnya
dan dia pun ikut serta dalam permainan tersebut. Bryce berpura-pura pergi untuk
masuk ke dalam rumahnya. Namun, Juli menarik Bryce dari belakang dan berharap
Bryce akan bermain dengannya. Bryce menghempaskan tangan Juli dari pundaknya,
entah bagaimana caranya tangan Bryce berakhir dalam genggaman tangan Juli.
Ketika itu Juli merasa bahwa Bryce menyukainya dan saat itu adalah saat dimana Juli
akan mendapatkan ciuman pertamanya. Namun hal tersebut tidak terwujud, karena
Ibu Bryce muncul dari dalam rumah mereka. Sedangkan dari sudut pandang Bryce
hal tersebut merupakan awal dimana ketidakberuntungannya terjadi.
Saat memulai persekolahan mereka,
Bryce yang saat itu masuk di kelas yang sama dengan Juli tidak menyangka bahwa
Juli akan menyambutnya dengan amat gembira. Juli memeluknya dengan erat dan
menunjukkan rasa senangnya di tengah-tengah kelas. Semua teman – teman Bryce
akhirnya mengejeknya karena hal tersebut. Hal ini tidak membuat Juli menjauhi
Bryce, dirinya tetap mendekati Bryce kemanapun dirinya pergi.
Julie yang senang melihat Bryce di kelasnya |
Sejalannya waktu pertambahan umur
mereka, Juli tidak lagi seterbuka sebelumnya. Perasaan itu masih ada dimana
dirinya menganggap Bryce sebagai seseorang yang bersinar dimatanya. Namun
dirinya mencoba untuk bertahan dan tidak terlalu memperlihatkannya lagi. Bryce
yang mencoba untuk membuat Juli menjauhinya, membuat sebuah rencana dimana
dirinya mendekati seorang gadis di kelasnya yang juga tidak disukai oleh Juli.
Namun, hal tersebut tidak bertahan lama saat gadis itu mengetahui maksud dari
Bryce dan akhirnya pergi meninggalkannya. Juli kembali mendekat.
Ayah Juli merupakan seorang pelukis,
dirinya mengajarkan pada Juli untuk melihat sesuatu dengan pandangan yang lebih
luas tidak hanya dari serpihan kecil saja. Hal ini awalnya tidak dipahami oleh
Juli apalagi jika dikaitkan dengan cara dirinya memandang Bryce. Hingga suatu
ketika dirinya tidak sengaja melihat pemandangan kotanya dari atas pohon sycamore.
Berawal dari dirinya yang membantu Bryce untuk mengambil layangannya di pohon
tersebut, membuat Juli mencintai pohon tersebut. Juli tidak terlalu
memperdulikan Bryce seperti dahulu karena begitu banyak hal baru yang
mengalihkannya. Salah satunya adalah pohon sycamore tersebut. Bryce yang dahulu
seakan tidak peduli dengan Juli mulai memperhatikan hal-hal yang dilakukan
Juli.
Ayah Julie menasehatinya |
Julie di atas pohon Sycamore |
Hubungan mereka tidak selalu
berjalan dengan baik, konflik – konflik terus bermunculan. Bukan hanya akibat interaksi
antar keduanya, tetapi juga terkait masalah keluarga dimana Steven menganggap
rendah keluarga Juli. Terlihat dari dirinya yang tidak mau memakan telur yang
diberikan keluarga Juli, mengatai halaman rumah mereka, mengatai saudara ayah
Juli yang memiliki keterbelakangan mental, dsb yang seakan – akan membuat
keluarga Juli selalu salah dimata keluarga Bryce. Hanya saja hal ini tidak
berlaku untuk Kakek Bryce. Kakek Bryce amat menyukai Juli dan keluarganya,
karena Juli mengingatkannya pada istrinya yang sudah meninggal.
Bryce melihat kedekatan kakeknya dengan Julie melalui jendela kamarnya |
Bryce tidak menyukai kedekatan kakeknya dengan Juli, karena dirinya menganggap kakeknya lebih menyukai Juli dari pada dirinya. Namun karena kakeknyalah akhirnya dirinya dapat melihat Juli dari sisi yang berbeda. Kejadian pohon sycamore menjadi perbincangan di seluruh kota, hingga masuk halaman depan surat kabar. Profil Juli terpampang dalam halaman surat kabar tersebut. Bryce mencoba membacanya atas saran dari kakeknya. Semua kemudian serasa terbalik. Perasaan dari kedua sisi seakan berpindah posisi. Flipped.
Film ini diadaptasi dari Novel dengan
judul yang sama Flipped karangan Wendelin Van Draanan. Film ini dirasa amat
baik menyampaikan pesan yang ada di dalam Novel tersebut. Sensasi romantisme
yang di dapat ketika membaca novel tersebut, digambarkan dengan baik dalam Film
tersebut. Seringkali film yang diadaptasi dari sebuah novel akan kehilangan
beberapa ‘feel’ yang didapat dari membaca novel. Saat membaca novel, pembaca
akan memiliki imajinasi yang bebas atas bacaannya yang seringkali akan berbeda
dengan interpretasi sutradara atau penulis skrip sebuah film. Namun terkait
dengan film ini dapat dikatakan berhasil menginterpretasikan dengan baik dan
tersampaikan kepada penonton.
Terdapat beberapa detail yang memungkin
sedikit berbeda atau tidak ditampilkan dalam versi Film. Namun hal tersebut
tidak menghilangkan esensi sebenarnya dari alur cerita yang disampaikan. Kisah
yang diambil juga cukup ringan dimana menceritakan perasaan yang dirasakan atas
rasa suka/cinta dari seorang remaja. Perasaan yang dibuat juga tidak monoton, perasaan
tersebut terus tumbuh dewasa bersamaan dengan para pemainnya. Konflik dan lika –
liku yang terjadi juga menjadi satu kesatuan yang membuat cerita bermakna.
Setiap hasil pasti ada sebabnya. Hal itulah yang digambarkan dalam film ini.
Monolog dari masing – masing pemain
utama dan pengambilan gambar dari sisi yang berbeda dapat menggambarkan sudut
pandang dari masing – masing pemain. Penonton dapat masuk ke dalam masing –
masing pikiran pemain. Meski adegan yang ditampilkan sama, tetapi penonton
tidak merasa hal itu menjadi suatu yang berulang. Hal ini disebabkan pengambilan
angle yang berbeda dan baik.
Adegan yang saya sukai adalah ketika
Juli berada di atas pohon Syacamore dan memahami makna bahwa perlu untuk
melihat dari sudut pandang yang luas untuk bisa memutuskan hal tersebut indah
atau tidak. Dari atas pohon itu dirinya memahami banyak hal dan membuat Juli
menjadi sosok yang lebih dewasa. Sikap yang ditunjukkan Juli dalam menyelesaikan
masalah – masalahnya juga terlihat membangun karakternya dengan baik.
Sedangkan adegan yang kurang saya
sukai adalah sikap Steven, ayah Bryce yang terlihat amat membenci dan
merendahkan keluarga Juli. Pada film dikatakan bahwa terdapat hal yang
disembunyikan oleh Steven yang membuat dirinya bersikap demikian. Namun,
menurut saya hal ini kurang tergambarkan. Terdapat kepingan yang hilang.
Menurut saya alasan atau latar belakang dari sikap Steven tidak terlalu
terlihat jelas. Hanya terkesan sebagai seorang yang memang memiliki emosional
yang tinggi, sombong, dan menyebalkan. Padahal ketika makan bersama dengan
keluarga Juli, ada waktu ketika Steven terlihat sedih. Namun hingga akhir film
tidak ada penjelasan pasti kenapa Steven amat membenci keluarga Juli. Sedangkan
anggota keluarga lainnya tidak berpendapat yang sama dengan dirinya.
Pelajaran yang dapat kita ambil dari
Film ini adalah penting bagi kita untuk dapat menghargai apapun yang ada di
dalam lingkungan kita, seperti teman, keluarga, dll. Penyesalan akan datang
belakangan ketika hal tersebut hilang dari hidup kita. Selain itu, untuk
menyimpulkan sesuatu tersebut indah atau seseorang itu baik atau tidak, kita
harus bisa melihat dalam gambaran yang luas. Perlu bagi kita untuk melihat
suatu hal dari segala sisi, sehingga kita dapat melihat gambaran utuh atas
sesuatu. Jangan hanya terpaku pada satu sisi yang amat kita sukai. Bisa jadi
sisi yang lain dapat menjadi bagian yang amat kita benci. Jangan pula kita
memandang sebelah mata terhadap seseorang tanpa kita mengenal mereka lebih
jauh.
Film ini saya rekomendasikan bagi
cineas yang menyukai film romantis dengan tema romantika remaja yang ringan
untuk ditonton dan dipahami. Film ini juga amat cocok untuk menjadi tontonan
keluarga, karena ceritanya yang juga menyangkut masalah keluarga dan kehidupan,
tidak hanya masalah percintaan semata. Banyak pelajaran yang dapat diambil
dalam film ini.
My Rate: 8/10
(Aluna)
2 Komentar
Waaah nostalgia banget pas baca postingan ini 😊 dulu pertama kali baca pas masih SMA dan jujur ga paham maksud jalan ceritanya. Pas nonton yang ke-2 kalinya baru ngeh kalo ternyata mereka saling suka disaat yang berbeda. Lucu sih dan gemesin gitu sebenernya karena mungkin ceritanya masih di sekitaran anak sekolahan. Tapi, aku baru tau ternyata film ini diadaptasi dari novel ya...
BalasHapusterima kasih sudah mampir untuk membaca, senang bisa berbagi. Coba deh baca novelnya juga bisa bikin senyum-senyum sendiri.
Hapus