Review Film 8 YEARS OF ENGAGEMENT (8-nengoshi no Hanayome: Kiseki no Jitsuwa) (2017) - Mampukah Kau Mempertahankan Perasaanmu?


8 YEARS OF ENGAGEMENT (8-nengoshi no Hanayome: Kiseki no Jitsuwa)  
| 2017 | 1h 59m
 Genre : Drama, Romance | Negara: Japanese|
 Pemeran:  Takeru Sato, Tao Tsuchiya, dll
IMDB 6.7/10

Dalam sebuah hubungan, tidak hanya kebahagiaan tetapi juga terdapat hambatan – hambatan yang timbul dan mempengaruhi hubungan tersebut. Kesetiaan dan komitmen menjadi suatu faktor yang amat penting untuk menjaga kelangsungan hubungan dalam waktu yang lama. Namun, apakah kita dapat menjaga kesetiaan dan komitmen terhadap pasangan kita, ketika kita dihadapkan pada suatu ketidakpastian yang diluar dari kendali kita? Inilah yang harus dilalui oleh Hisashi Nishozawa (Takeru Sato). Kesetiaan dan komitmennya diuji ketika Mai Nakahara (Tao Tsuchiya), kekasih yang dicintainya, mengalami kondisi koma dan tidak diketahui waktu pasti dirinya akan tersadar dari komanya.

Hisashi adalah seorang mekanik di sebuah bengkel di Okayama. Suatu ketika dirinya diajak oleh rekan kerjanya untuk menghadiri sebuah pesta makan dimana dirinya bertemu dengan Mai Nakahara. Kondisi kesehatan Hisashi saat itu tidak begitu baik, perutnya sakit sejak sebelum pergi ke pertemuan tersebut. Dengan kondisinya, Hisashi terlihat tidak menikmati pertemuan tersebut dengan terlihat hanya berdiam diri dan tidak berbincang seperti rekannya yang lain. Mai yang terus memperhatikan sikap Hisashi merasa terganggu. Setelah makan malam tersebut, rekan – rekannya berencana untuk berkaraoke. Namun, Hisashi berpamitan pulang. Mai kemudian menyusulnya dan mengutarakan ketidaksukaannya terhadap sikap Hisashi. Hisashi dengan tatapan yang bingung karena secara tiba – tiba dimarahi oleh Mai, mencoba menjelaskan bahwa dirinya sedang dalam keadaan tidak sehat. Mendengar hal tersebut, Mai merasa bersalah dan malu, dengan tertawa kemudian dirinya meminta maaf dan berpamitan untuk pergi ke tempat karaoke. Selang beberapa saat Mai kembali lagi dan memberikan penghangat kepada Hisashi. 

Hisashi di tempat kerjanya

Hisashi ketika makan bersama

Mai yang memperhatikan sikap Hisashi


Mai yang memarahi Hisashi ketika pergi dari restoran

Mai yang memberikan penghangat kepada Hisashi

Kejadian tidak disengaja yang terjadi dengan diawali kesalahpahaman tersebut menjadi awal hubungan mereka. Mereka kemudian bertemu untuk saling mengenal, hingga berkunjung ke rumah orang tua Mai yang berjarak dua jam perjalanan. Disanalah Hisashi mulai mengenal orang tua Mai dan terjalin kedekatan. Selang berapa lama, akhirnya Hisashi memberanikan diri untuk melamar Mai. Dirinya memberikan sebuah cincin dan mengajaknya untuk menikah saat sedang berada di suatu tempat dengan pemandangan suasana malam kota. Mai pun dengan bahagia menerima lamaran tersebut. Dalam perjalanan, mereka melihat sebuah Gedung dimana sedang ada prosesi pernikahan. Mai mengatakan bahwa dirinya sangat ingin menikah di tempat tersebut, tanpa pikir Panjang Hisashi menemui pengelola Gedung dan memesan Gedung tersebut pada tanggal 17 Maret sebagai tanggal pertama kali mereka bertemu.

Hisashi berkunjung ke rumah orang tua Mai

Mai menyadari Hisashi memberikan cincin kepadanya

Lamaran Hisashi diterima

Namun, manusia berencana Tuhan yang menentukan. Mai terkena penyakit kanker ovarium yang menyebar dan mengenai fungsi otaknya. Penyakit tersebut membuat dirinya kehilangan sebagian ingatan, yang kemudian memberikan sakit yang amat parah hingga harus dibawa ke rumah sakit. Dalam pemeriksaannya, Mai yang sedang dalam kondisi tak sadarkan diri mengalami serangan jantung yang berakibat Mai berada dalam kondisi Koma. Tidak ada satupun yang menyangka hal tersebut dapat terjadi. Kejadian ini memberikan pukulan yang amat kuat kepada orang tua Mai dan juga Hisashi. Mai pun dirawat secara intensif di rumah sakit dengan menggunakan alat bantu pernafasan dan alat lainnya yang digunakan di tubuhnya.

Ketika Mai mengalami sakit pada kepalanya

Kondisi Mai ketika koma

Hisashi berkunjung tiap pagi ke rumah sakit dengan menggunakan motornya dengan menempuh jarak 2 jam dari apartementnya. Rekan kerjanya pun mengetahui hal tersebut dan terus memberikan semangat kepadanya. Hisashi merekam video dalam ponselnya dan mengirimkannya kepada Mai, agar Mai ketika tersadar tidak merasa kesepian dan dapat melihat kejadian – kejadian yang di alami oleh Hisashi dan kebersamaan mereka selama Mai tertidur Panjang. Selain itu, dirinya juga datang ke Gedung tempat mereka akan menikah dan mencoba untuk menegosiasi agar tanggal yang dipesan tidak dibatalkan dan berjanji akan memesan tanggal yang sama di tiap tahunnya jika pada tahun tersebut tidak dapat digunakan, mengingat kondisi Mai yang masih koma. Awalnya hal itu sulit dilakukan, tetapi pengelola tempat tersebut akhirnya mencoba untuk membantu mewujudkannya.

Hisashi dalam perjalanan ke rumah sakit

Hisashi selalu merekam moment di dalam handphonenya

Hisashi mencoba untuk mereshedule gedungnya

Tahun demi tahun berlalu, hingga suatu ketika orang tua Mai dihadapkan pada pilihan yang sulit. Untuk membatasi penyebaran penyakitnya, dokter menyarankan dilakukan operasi pengangkatan ovarium. Hisashi saat itu memberikan pendapatnya bahwa tidak berkeberatan dengan operasi tersebut. Namun, ibu Mai menolak karena akan berdampak pada Mai yang tidak dapat memiliki anak. Setelah diskusi dengan suaminya, orang tua Mai kemudian mengajak Hisashi untuk bertemu. Ayah Mai mengatakan Hisashi dapat bebas untuk meninggalkan dan melupakan Mai. Ayah Mai tidak ingin Hisashi menyia-nyiakan waktunya dalam ketidakpastian dan mempengaruhi jalan hidupnya. Hisashi menolak hal tersebut, tetapi orang tua Mai masih bersikeras.

Orang tua Mai meminta Hisashi melupakan Mai

Hisashi merasa amat terpukul, hal ini pun dirasakan oleh rekan kerjanya ketika Hisashi langsung datang ke bengkel untuk bekerja, sedangkan seharusnya dia pergi ke rumah sakit. Rekan kerjanya mengajak Hisashi untuk pergi mengantarkan mobil ke sebuah pulau. Disana dirinya menonton pertunjukan hingga malam hari, tetapi selama menonton pikirannya selalu tertuju pada Mai. Hisashi memutuskan akan tetap berjuang dan memperjuangkan Mai meskipun orang tua Mai menyuruhnya untuk pergi. Pagi hari, ibu Mai mendapati Hisashi yang tertidur di rumah sakit sambil memegang tangan Mai. Hal tersebut membuat Ibu Mai berterima kasih karena Hisashi masih bersedia bersama dengan Mai.

Hisashi yang kembali ke rumah sakit

Apakah Mai akan tersadar? Apa saja yang harus dilalui oleh Hisashi dan Mai selanjutnya? Bagaimana dengan kisah cinta dan hubungan mereka?

Kisah yang digambarkan dalam film ini merupakan kisah nyata yang di ambil dari sebuah buku dengan judul yang sama. Selama menonton film ini, saya ikut merasakan besarnya rasa cinta Hisashi kepada Mai. Ketika menonton film ini pula saya berpikir mengenai wujud setia yang ditunjukkan Hisashi dengan ketidakpastian yang dihadapinya. Padahal dirinya bisa saja menyerah dan pergi meninggalkan Mai begitu saja. Namun dirinya tetap memilih bertahan dan menjaga janjinya kepada Mai. Pengorbanan baik waktu dan materi yang diberikannya bertahun-tahun amat menyentuh untuk disaksikan.

Selain itu, apresiasi tinggi saya berikan kepada Tao Tsuchiya yang memerankan tokoh Mai. Menurut saya, meskipun separuh film tersebut Tao hanya memerankan Mai yang dalam kondisi koma, tetapi effort yang ditunjukkan amat besar. Mengingat dirinya harus menggunakan alat bantu pernafasan dan harus dapat menyampaikan pesan kepada penonton dengan hanya melalui gerakan – gerakan kecil. Kesulitan ini yang menurut saya patut untuk diberikan penghargaan. Selain itu, acting dari pemain lainnya juga amat baik. Kesedihan dari orang tua Mai tertangkap dengan baik, gejolak hati Hisashi juga tergambar dengan baik. Alur cerita yang menggunakan alur maju membuat penonton mudah untuk memahami.

Peran dari masing – masing pemain ternyata juga diakui oleh penikmat film jepang dengan kesuksesannya di Japanese Box Office dan masuknya para actor dalam  dalam 41st Japan Academy Prize, yaitu Takeru sebagai Best Actor Nominee, Tao sebagai Best Actress Nominee, Hiroko sebagai Best Supporting Actress Nominee, dan Takatsugu sebagai Best Music Nominee. Selain itu, Tao dan Hiroko juga masuk dalam nominasi Best Actress dan Best Supporting Actress dalam NETPACAward.

Hal yang saya sukai selama menonton film ini adalah Kesetiaan Hisashi, terutama pada adegan dimana dia harus merelakan Mai hanya karena tidak ingin Mai mengalami penderitaan lagi. Selain itu pula, ketika adegan Hisashi melamar Mai dimana Hisashi adalah sosok yang pemalu. Saat itu Hisashi memberikan cincin kepada Mai tanpa Mai sadari. Setelah beberapa saat Mai baru menyadari bahwa Hisashi melamarnya. Menurut saya, adegan tersebut terkesan simple, tetapi tersirat hal yang romantis melihat sifat Hisashi yang pemalu.

Hisashi meminta Mai menjalani hidupnya

Hal yang saya kurang sukai dan mengganjal dalam pikiran saya selama menonton film ini adalah ketika Ibu Mai harus membawa banyak barang di tangannya ketika mengantar Mai. Sedangkan pada saat yang sama, terdapat Hisashi atau ayah Mai bersama dengan Ibu Mai. Namun kenapa Ibu Mai yang merupakan perempuan, yang harus membawa semua barang bawaan. Hal ini yang mengganjal dalam pikiran saya, tetapi saya tidak dapat memberikan asumsi karena kurangnya pengetahuan saya yang mungkin bisa berkaitan dengan perbedaan kebiasaan dan budaya dengan Indonesia.

Ibu Mai membawa barang bawaan Mai

Pelajaran dan nilai yang kita ambil dari film ini adalah jangan mudah menyerah dan putus asa pada keadaan, karena pasti selalu ada secercah harapan atas segala permasalahan yang ada. Selain itu, kesetiaan adalah suatu hal yang berharga dari perwujudan rasa cinta kita kepada pasangan kita. Sehingga jika kita benar – benar mencintai dan menyayangi pasangan kita, apapun halangan dan rintangan yang dihadapi, apapun kondisi dari pasangan kita, kita harus dapat menerima dan bertahan serta berjuang bersama untuk menjaga agar hubungan tersebut tetap berjalan dengan baik. Cinta itu bukan hanya mengenai rasa, tetapi mengenai menghargai, memahami, dan komitmen. 

Saya merekomendasikan film ini untuk dinikmati bagi kawula muda, bisa juga dengan para pasangan mereka. Sehingga memiliki pemahaman yang sama mengenai pentingnya suatu hubungan yang terjalin. Karena dalam suatu hubungan kita tidak dapat menentukan takdir apa yang telah dituliskan Tuhan kepada kita dalam menjalaninya. Serta kita dapat mengambil beberapa hikmah untuk bisa kita terapkan dalam kehidupan kita. Nilai yang ada di IMBD memang hanya 6.7/10. Namun, menurut saya nilai tersebut tidak sesuai diberikan untuk film ini. Dari komentar yang saya baca, kebanyakan yang memberikan nilai rendah hanyalah mengomentari fisik dari pemain. Sedangkan menurut saya yang harus dinilai adalah jalan cerita dan pesan yang disampaikan dari film tersebut.

***

My Rate : 8/10

***

(aluna)

 

 

 

 

 

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Sudah kebayang pasti ini nontonnya harus nyiapin tisu, baru baca ini aja udah sedih rasanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener banget,,, aku nontonnya aja mpe nangis,,,

      Hapus