Judul Buku : Diet Fleksibel - Permanent Weight Loss Solutions
Penulis: Abednego S. Santoso
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Jumlah halaman: 130 halaman
Bahasa : Indonesia
"Life is all about moderation, finding a balance. It’s not just about diet"
Abednego adalah seorang penulis yang lahir di Kota Surabaya. Berawal dari pekerjaannya sebagai distributor suplemen fitness yang menuntut dia memiliki pengetahuan mengenai tip dan trik seputar diet dan latihan, Abednego akhirnya memberanikan diri untuk mendalami lebih lanjut mengenai ilmu nutrisi dan mengambil beberapa sertifikat di bidang tersebut
Buku Diet Fleksibel ini terdiri dari 4 Bab yang mengenai Diet Fleksibel. Pada Bab pertama, Abednego menceritakan pengalamannya saat dirinya mengalami obesitas dan perjuangan dia melakukan berbagai macam diet. Melalui buku ini, dirinya ingin membagikan pengalaman yang telah dilaluinya dan bagaimana mengubah pola pikir mengenai diet itu sendiri.
Terdapat 3 hal yang dapat dipelajari dari buku ini antara lain,
1.
Adopsi program diet yang disukai dan pasti dapat dilakukan secara
konsisten.
Begitu banyak varian atau jenis dari diet yang ada di masyarakat. Banyak
juga orang yang melakukan diet secara ketat dan fokus pada jenis makanan yang
boleh/tidak boleh untuk dikonsumsi. Hal ini yang membuat orang yang menjalankan
akan merasa terbatasi dan merasa bersalah saat memakan makanan yang masuk dalam
kategori tidak boleh dimakan.
Seringkali juga diet yang dilaksanakan bukanlah diet yang dapat
dilakukan secara jangka panjang. Apalagi jika diet itu malah membuat stress,
alhasil kita malah akan tersiksa. Stress akan mempengaruhi keseimbangan hormon
kita, bukan malah kurus bisa jadi malah sakit.
Diet fleksibel adalah metode diet yang dapat dipelihara dan tetap merasa
nyaman. Selain itu tetap dapat mempertahankan bentuk tubuh ideal yang
diidam-idamkan. Diet fleksibel mengubah pola makan kita menjadi 80% makanan
sehat 20% makanan favorit lainnya. Ubah pola diet menjadi sebuah gaya hidup.
Dengan usaha yang minim untuk mendapatkan hasil yang permanen.
2.
Menerapan diet fleksibel
Diet fleksibel pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005 oleh Lyle
McDonald yang merupakan seorang peneliti. Seperti yang sebelumnya dikatakan,
biasanya orang diet akan berfokus pada jangka pendek dan mengharapkan
kesempurnaan. Sedangkan diet fleksibel berfokus pada jangka panjang dan
mengubah pemikiran bahwa tidak ada yang sempurna.
Terdapat 4 elemen penting dalam melaksanakakan diet fleksibel
a.
Memodiifikasi diet berdasarkan kebutuhan pribadi tergantung pada
kesukaan, tujuan, dan toleransi diri.
Setiap orang memiliki pastinya berbeda - beda, dari kebutuhan, kondisi
kesehatannya, pekerjaannya, dll. Akan sulit untuk menerapkan sebuah diet atau
pola hidup yang benar - benar sama satu sama lain. Sebagai contoh saat kita
melihat seseorang melakukan diet dan kita mencoba untuk meniru semua yang
dilakukannya. Bisa jadi diet yang dilakukan belum berhasil di diri kita, karena
perbedaan tersebut. Sehingga kita perlu untuk memodifikasi sesuai dengan diri
kita.
b.
Membiarkan diri anda dapat menikmati makanan yang terlarang dalam
toleransi.
Diet ketat biasanya benar - benar menghindari makanan yang ada di list
terlarang. Namun, sebenarnya tidak apa-apa jika sesekali kita ingin makan
makanan favorit kita yang mungkin tidak sehat. Sesekali mencoba makan seblak
karena kita rindu dengan rasanya. Asalkan tidak berlebihan, saya rasa itu tidak
akan mengganggu pola hidup kita.
c.
Tetap rileks dan fokus pada diet anda, meski makan makanan di luar
daftar anda.
Perbedaan diet ketat dan fleksibel adalah respon kita terhadap makanan.
Pada diet ketat biasanya kita akan merasa bersalah karena hari itu makan
seblak, tetapi dengan diet fleksibel kita akan tetap rileks dan fokus untuk
melaksanakan diet selanjutnya.
d.
Fokus kepada fatloss dan cara mengaturnya dengan benar
Orang yang diet biasanya akan berpatokan pada angka pada timbangan.
Namun ada yang namanya fatloss dan weightloss. Sehingga bisa jadi angka pada
timbangan kita tidak berubah, bukan berarti diet kita gagal. Karena dengan
ditambah olahraga biasanya massa otot kita akan bertambah. Hal ini bisa berakibat
pada angka timbangan yang tidak berubah.
3.
Catat dan trace proses diet yang dijalani
Dalam buku ini diajarkan tahapan dan cara untuk melakukan diet
fleksibel. Terdapat 3 tahap yang dilakukan selama 3 bulan, masing - masing
tahap dilaksanakan selama 1 bulan. Sebelum akhirnya diri kita dengan otomatis
akan menerapkan pola hidup tersebut. Dari 3 tahapan tersebut, ada 3 hal yang
menarik perhatian saya, yaitu:
a.
Memilih makanan yang lebih baik terutama bukan makanan instan.
Perubahan yang pertama diubah adalah mengetahui tujuan kita dan mengubah
makanan yang kita konsumsi. Frozen food atau makanan kemasan biasanya menjadi
alternatif bagi yang kesulitan untuk masak. Namun, memilih makanan yang lebih
segar ternyata lebih baik untuk tubuh kita.
Perubahan tersebut kita lakukan secara bertahap, karena tidak ada
kebiasaan yang dapat diubah dalam waktu semalam.
b.
Catat makanan yang dimakan.
Tindakan ini membantu kita untuk mengevaluasi diet yang kita lakukan.
Sehingga kita tahu makanan apa yang berpengaruh baik/buruk pada diet kita. Saya
biasanya memfoto makanan yang saya makan dan mempostingnya dalam virtual diary
yang saya posting secara harian.
c.
Jangan lakukan cheat day.
Beberapa orang sering melaksanakan diet ketat beberapa hari, selanjutnya
membuat satu hari sebagai cheat day, biasanya pada weekend untuk bisa makan
yang disukai. Metode ini bisa berdampak buruk, malah membuat diet kita pada
hari sebelumnya akan sia-sia. Sehingga disarankan untuk melakukan freemeal.
Freemeal dapat dilakukan kapan saja tanpa menentukan hari yang khusus. Biasanya saya melakukan ini jika menginginkan makan sesuatu. Namun, bukan berarti seharian saya makan tidak sehat, tetapi hanya sekali misalnya sekali dalam sehari dan tidak tiap hari. Dalam buku ini disarankan untuk merencanakan waktu untuk melakukan freemeal tersebut.
Bagaimana kita menerapkan 3 hal tersebut dalam kehidupan kita?
Pelajaran yang kita dapat adalah bahwa diet haruslah berfokus pada jangka panjang yang selanjutnya dapat dijadikan sebuah pola dan gaya hidup sehat. Bukan memilih sebuah diet yang menyiksa dan menjanjikan hasil instan. Hasil yang didapatkan dengan menerapkan pola hidup tersebut menjadi lebih permanen, meski waktu yang dibutuhkan lebih lama.
Bisa dikatakan diet adalah sebuah proses lari maraton, perlahan tetapi pasti sampai tujuan. Bukan sebuah lari jarak pendek, karena tubuh kita adalah hasil investasi tahunan dari pola hidup yang tidak sehat. Sehingga amat tidak mungkin dapat kita capai dengan waktu semalam.
Diet fleksibel ini sendiri sudah saya terapkan pada metode diet saya. Dimana saya berfokus untuk mengubah pola hidup saya dengan perbanyak makan sayur dan buah, serta mengurangi yang manis. Karena berdasarkan evaluasi diri saya, saya menyadari bahwa faktor yang banyak mempengaruhi kenaikan berat badan saya adalah kebiasaan saya untuk makan manis dan nyemil. Apalagi makanan yang saya makan juga tidak ada unsur seratnya. Sulit rasanya untuk mencintai sayur.
Dengan menerapkan diet fleksibel ini saya merasa lebih nyaman. Progress penurunan berat badan pun terlihat. Saya juga tetap dapat memakan makanan favorit saya, hanya saja dalam jumlah yang terbatas atau tidak bisa semena-mena seperti dahulu. Diet fleksibel juga mempermudah kita dalam bersosialisasi, karena kadang kita ada jamuan dengan klien, keluarga, atau teman yang tidak mungkin dapat kita tolak. Dengan mengadaptasi dan menyesuaikan metode diet kita, hubungan kita dengan orang lain juga tetap terjaga.
Intinya lakukan diet yang tidak membuatmu tersiksa dan dapat dijadikan
sebagai pola hidup yang diterapkan untuk jangka waktu yang panjang. Sehingga
dengan sendirinya kita dapat menjaga kesehatan dan berat badan kita.
(aluna)
0 Komentar