Review Film Tell Me Who I am (2019)

 

Review Film Tell Me Who I am (2019)

Tell Me Who I am | 2019 | 1h 26m
Genre : Crime Documentary/Documentary/Drama/Mistery | Negara: UK
Director: Ed Perkins
Pemeran: Alex Lewis, Marcus Lewis
IMDB: 7.6
My Rate : 9/10

Alex kehilangan ingatannya setelah kecelakaan yang dialaminya pada umur 18 tahun, satu-satunya orang yang dikenali hanyalah saudara kembarnya, Markus. Alex mempercayai semua yang dikatakan Markus tentang dirinya hingga dirinya menyadari, terdapat kebohongan dan rahasia besar yang disembunyikan oleh Markus tentang masa kecil mereka yang kelam.

Peringatan:

Adegan penggambaran kekerasan seksual dan tema berat

 

Sinopsis Tell Me Who I am (2019) :

Alex mengalami kecelakaan motor tunggal yang menyebabkan dirinya kehilangan seluruh ingatannya. Hal ini terjadi sebab, helm yang dikenakannya terlepas yang membuat kepalanya menghantam jalanan. Satu - satunya orang yang dikenalinya hanyalah Markus, saudara kembar identiknya.

Alex menggantungkan ingatannya pada Markus dan mempercayainya seratus persen. Markus perlahan memberitahukan kepingan - kepingan ingatannya. Pertama memperkenalkan rumah dan seisinya, termasuk dimana tempat mereka tidur. Selanjutnya Markus juga memperkenalkan teman - teman mereka kepada Alex hingga tidak ada satupun yang mengetahui bahwa Alex telah hilang ingatan.

Berjalannya waktu, Alex mulai menanyakan hal yang lebih mendalam terutama mengenai keluarganya. Markus tidak sepenuhnya berbohong, tetapi juga tidak mengatakan kebenaran. Dirinya menyembunyikan beberapa hal yang merupakan bagian masa lalu yang kelam bagi keduanya terutama yang berkaitan dengan Ibu mereka.

Hingga saat ayah dan ibunya meninggal. Alex menemukan sebuah rahasia tersembunyi di kamar ibunya dan hal tersebut membuat dirinya menyadari bahwa Markus menyembunyikan sesuatu. Alex pun mulai mempertanyakan kebenaran dari ingatan yang dimilikinya. Hal itu juga membuat hubungan keduanya merenggang.

Akankah kenyataan tersembunyi tersebut dapat memperbaiki hubungan mereka?

 

Ulasan Tell Me Who I am (2019) :

Tell Me Who I Am mengangkat tema yang bisa dikatakan amat personal. Sebab cerita tersebut menyangkut aib yang merupakan kisah nyata dari kehidupan mereka. Keputusan mereka untuk mengungkap hal tersebut ke publik baik melalui buku yang mereka tulis sendiri atau melalui film dokumentasi ini pastinya sudah mereka pikirkan dengan cukup matang. Mengingat hal tersebut mungkin selain menerima pujian pastinya juga kritikan yang negatif. Sebab tidak hanya akan mempengaruhi mereka berdua secara pribadi, tetapi masing - masing keluarga mereka dan keluarga besar mereka.

Cerita disajikan dengan sistematis dan mudah dipahami. Dengan membaginya menjadi tiga bagian dengan menitikberatkan pada masing - masing POV merupakan cara penyajian yang cukup pintar untuk dilakukan. Selain itu dengan cara penyajian, editing, dan penggunaan simbol - simbol serta ilustrasi yang tepat membuat cerita menjadi dapat dibayangkan dengan cukup baik.

Pembangunan pondasi cerita dilakukan dengan amat baik. Meski tidak dijelaskan mengenai siapa kedua tokoh ini hingga menjadi suatu hal yang menarik atau pantas untuk kisahnya dibuat dalam bentuk film dokumentasi. Namun, untuk latar belakang kisah sendiri dijelaskan dengan amat baik. Dengan memperlihatkan awal mula kejadian dimana terjadi kecelakaan yang membuat dirinya menjadi lupa ingatan. Kalimat pembuka di awal film juga memberikan kesan yang cukup kuat untuk pembangunan pondasi tersebut.

Konflik muncul dengan perlahan dimana mulai adanya indikasi dimana Markus membuat cerita masa lalu yang tidak sepenuhnya benar. Terlebih saat beberapa tahun kemudian, Alex merasa ada sedikit kejanggalan terutama dengan interaksi Markus dan orang tuanya. Puncaknya saat Alex menemukan rahasia ibunya.

Diagram konflik disajikan dengan amat baik dan membuat penonton dapat memahami ketegangan yang terjadi di antara mereka. Emosi dari masing - masing tokoh terlihat dengan amat jelas dan tersampaikan dengan cukup baik ke penonton. Ditambah dengan simbolisasi suasana di dalam kamar mereka yang menunjukkan perubahan dari suasana yang terjadi. Seperti saat Alex tidur sendiri, lalu tidur bersama dengan saling memunggungi, hingga keduanya tidak berada di kamar.

Penyelesaian dilakukan dengan amat baik dengan adanya kejelasan antara mereka dan rahasia yang mulai terungkap. Terlihat bagaimana perkembangan karakter dari para tokohnya. Koneksi antara keduanya juga mulai terasa membaik.

Penyajian gambar dilakukan dengan sinematik dan juga menggunakan ilustrasi - ilustrasi yang tepat. Meski ilustrasi tersebut hanya merupakan gambaran dari situasi sebenarnya, tetapi terasa menjadi bagian penting dalam cerita. Penggunaan foto - foto pribadi juga menguatkan cerita dan menambah kesan nyata.

Pengambilan gambar dengan metode close up membuat penonton dapat melihat ekspresi wajah dari masing - masing tokoh secara mendetail. Penggunaan baju dan background yang kontras, hitam dan putih, juga memberikan suasana yang lebih mendalam. Ditambah dengan pemilihan musik yang tidak berlebihan berhasil menjadi satu kesatuan yang apik.

Secara keseluruhan, film ini amat menarik untuk ditonton dan juga memberikan pengalaman yang berbeda.

 

Adegan yang mengesankan:  

Markus mengatakan dalam wawancaranya dimana dengan kebohongan yang disampaikannya kepada Alex adalah cara dirinya juga untuk melupakan masa lalunya yang kelam. Sehingga Alex dapat hidup tenang karena ingatannya yang menghilang karena kecelakaan. Markus dapat juga menjalani hidupnya dengan lebih baik dengan ingatannya yang secara suka rela dihapusnya dari ingatan.

Adegan ini menjelaskan tindakan kebanyakan orang yang mencoba untuk menghapuskan masa lalu kelam yang menyakitkan baginya. Mereka membuat sebuah ilusi cerita yang akhirnya dipercaya menjadi suatu kenyataan dalam pikiran mereka. Dengan cara tersebut mereka tetap bisa bertahan hidup dengan mengubur semua kisah kelamnya.

 
Dialog mengesankan:

"What is real and what isn't real?"

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

2 Komentar