Review Finding Mr. Right (2013) - Hatimu akan mengetahui orang yang tepat itu

Finding Mr. Right (Original title: Bei Jing yu shang Xi Ya Tu) | 2013 | 2h 1m
Genre : Comedy, Romance| Negara: China|
Director: Xiaolu Xue | Writers: Xiaolu Xue
Pemeran: Tang Wei, Xiubo Wu, Hai-qing, dll
IMDB : 6.5/10

 

Film ini mengisahkan seorang wanita bernama Jiajia (Tang Wei) yang harus pergi ke Seattle untuk menetap selama kehamilannya dan melahirkan disana. Jiajia merupakan selingkuhan dari seorang pengusaha di Beijing yang telah memiliki seorang istri. Dengan kemampuan Bahasa Inggrisnya yang terbatas, dirinya berhasil lolos dan mendapatkan ijin menetap selama 6 bulan.


Finding Mr. Right
Jiajia di hadapan petugas bandara

 

Sesampainya di Seattle, dirinya bertemu dengan Frank (Xiubo Wu) yang merupakan supir bayaran dan bertugas untuk menjemputnya dari bandara. Frank seharusnya membawa Jiajia ke tujuan awalnya yaitu sebuah rumah tempat bersalin. Namun, saat mereka sampai disana, ada mobil polisi dan menangkap pemilik dari rumah tersebut. Ternyata rumah tersebut terindikasi tempat yang illegal.

 

Dengan kebingungan, akhirnya mereka memilih untuk segera pergi dari lokasi tersebut. Frank selanjutnya membawa Jiajia ke sebuah rumah tempat ibu hamil yang dikelola oleh seorang Taiwan, Mrs. Huang (Elaine Jin). Awalnya Jiajia merasa keberatan, tetapi karena tidak tahu tempat lain yang akan dituju, akhirnya dirinya menyetujuinya.

 

Baru saja sampai di rumah tersebut, Jiajia dengan sikap arogannya mulai membuat keributan. Dirinya tidak menyukai kamar yang diberikan untuknya. Mrs. Huang menawarkan agar pembicaraan terkait kamar bisa dilanjutkan esok hari, mengingat saat itu sudah larut malam. Rumah tersebut ditempati oleh 2 orang lainnya yaitu Joe dan Moon yang juga sedang hamil. Sikap arogan Jiajia membuat hubungan Jiajia dengan penghuni lainnya tidak begitu baik terutama dengan Joe.


Finding Mr. Right
Jiajia. Moon, Joe, dan Mrs. Huang

 

Selama di Seattle, Franklah yang terus menemaninya. Frank mengantarkan Jiajia untuk bertemu dengan dokter, mengisikan formulirnya. Pada saat di rumah sakit, Jiajia mengetahui bahwa Frank sebelumnya adalah dokter jantung terkenal di Beijing. Frank merupakan seorang duda beranak satu. Putrinya masih bersekolah dan sering kali berkunjung ke rumah tersebut.

 

Jiajia selalu mencari masalah dan menunjukkan sikapnya yang arogan dan sombong. Namun, sikap yang ditunjukkan itu sebagai pelindung dirinya agar tidak ada orang yang tahu bagaimana keadaannya sebenarnya. Jiajia merasa kesepian, terlebih lagi pacarnya yang merupakan pengusaha tersebut amat sulit untuk dihubungi. Serta dirinya yang berada di negara orang tanpa ada yang dikenalnya. Sehingga dirinya menganggap semua bisa terselesaikan dengan uang.

 

Turning Point

Pacar Jiajia berjanji untuk mengunjungi dirinya di Seattle saat Natal. Namun, bukan malah hadir disana, Jiajia yang telah menanti hanya mendapati dirinya dihadiahi sebuah tas. Jiajia akhirnya menghabiskan malam natalnya dengan kesedihan dan berjalan sendiri di sekitar tempat tinggalnya. Tuhan seperti menunjukkan jalannya, Jiajia tidak sengaja menemukan rumah Frank. Jiajia akhirnya menghabiskan malam natal bersama dengan Frank dan anaknya. Kebersamaan mereka membuat sedikit rasa bahagia di hati Jiajia.

 

Selanjutnya sesampai kembali ke rumah, Jiajia mendapati Joe akan melahirkan dan sudah pecah ketuban. Jiajia berlari dengan kondisinya yang hamil dan mencari pertolongan untuk dapat membawa Joe ke rumah sakit. Ini salah satu adegan yang saya sukai dari film ini. Dimana Jiajia tidak memperdulikan dirinya demi bisa menolong Joe. Pada saat ini, kepribadian Jiajia mulai terlihat lebih baik daripada sebelumnya. Arogansinya mulai menurun dan dirinya mulai dapat berbaur dan menikmati keberadaannya di Seattle.


Finding Mr. Right
Jiajia berlari mencari pertolongan

 

Banyak kejadian bahagia dan sedih yang dialami oleh Jiajia yang membuat dirinya berubah dan tidak lagi sombong. Salah satunya saat kartu kreditnya tidak lagi dapat digunakan karena pacarnya yang ada di Beijing ditangkap oleh polisi. Sehingga mau tidak mau, Jiajia harus berjuang sendiri untuk dapat bertahan hidup di Seattle. Beruntungnya ada Frank, Mrs. Huang, dan teman serumahnya yang terus berada disisinya. Meski hal tersebut tidak bertahan lama.

 

Hal yang saya sukai dari film ini adalah alur ceritanya yang ringan dan mengalir, sehingga membuat cerita mudah untuk dinikmati. Sound background yang diputar sesuai dengan masing - masing adegan, amat mendukung dalam membangun mood dalam menonton film tersebut. Penonton dapat lebih bisa memahami dan mendalami setiap emosi atau perasaan yang dibangun melalui tiap adegannya.

 

Tema yang diangkat atau difokuskan dalam film ini adalah kehangatan keluarga dan perjuangan para wanita dalam menjadi seorang ibu. Jiajia yang terlihat iri saat melihat kebahagiaan yang dialami oleh masing - masing tokohnya, seperti kehangatan interaksi antara Frank dan anaknya, membuat dirinya merindukan atau menginginkan hal yang serupa. Namun kondisinya saat itu menjadi konflik tersendiri dalam dirinya.


Finding Mr. Right
Jiajia menghabiskan malam natal bersama Frank dan Julie

Pemilihan pemeran yang baik dan dapat menggambarkan karakter masing - masing dengan baik. Terlihat amat natural dan tidak kaku. Interaksi dan chemistry dari pada tokohnya terjalin dengan baik. Tidak ada adegan yang berlebihan, tetapi dapat membuat penonton merasakan sensasi romantis dan pastinya jadi senyum - senyum sendiri.

 

Sedangkan hal yang kurang sesuai menurut saya adalah dimana Jiajia saat itu sedang hamil besar, tetapi pergerakannya tidak seperti seorang yang sedang hamil, kecuali saat dirinya ingin duduk. Seharusnya ada perbedaan yang signifikan saat dirinya masih hamil kecil dengan saat hamil besar, karena pastinya akan lebih sulit dalam mobilisasi saat hamil besar. Namun, Jiajia masih bergerak dengan lincah bahkan terlalu lincah.

 

Selain itu terdapat adegan dimana saat itu dokter kandungannya menganggap remeh tanda-tanda yang ditunjukkan oleh Jiajia hingga membahayakan dirinya. Sedangkan digambarkan pada film tersebut dokternya merupakan yang terbaik di kalangannya dan memiliki banyak sertifikat yang terpampang di rumah sakitnya. Sehingga membuat hal tersebut tidak masuk akal.

 

Hal kurang masuk akal lainnya adalah adegan dimana Frank harus mengambil gaun pernikahan mantan istrinya. Saat itu pemilik toko menunjukkan sebuah gaun yang dipenuhi dengan berlian secara cuma - cuma kepada Frank dan Jiajia, serta meninggalkan mereka sendiri dengan gaun tersebut. Padahal gaun tersebut adalah gaun yang mahal, tidak seharusnya diletakkan ditempat yang mudah dilihat oleh orang lain.

 

Namun, secara keseluruhan dari segala kelebihan dan kekurangannya. Saya dapat memberikan nilai 7/10 karena film ini dapat dikategorikan dalam film yang bagus dan cukup menarik untuk dinikmati, tetapi belum ada hal diluar ekspektasi saya dalam menonton. Kita dapat membaca jalan cerita sejak awal film berlangsung. Namun, alur, jalan cerita, dan adegan di dalamnya tetap menarik untuk ditonton. Film ini juga berhasil memenangkan 16 penghargaan dari 21 nominasi.

 

Pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini adalah pengorbanan seorang wanita yang memilih untuk menjadi seorang ibu, diikuti dengan sebuah tanggung jawab yang besar. Sehingga dirinya harus bisa menerima tanggung jawab tersebut, serta bukan hanya memikirkan dirinya sendiri, tetapi juga anak yang dikandungnya. Selain itu, uang bukanlah segalanya. Uang dapat datang dan pergi, tetapi kebahagiaan dan kedamaian hati yang paling penting.

 

Carilah seseorang yang bisa mencintaimu apa adanya dan memberikanmu perhatian serta kebahagiaan. Bukan seseorang yang hanya memberikan keberlimpahan harta, tetapi tidak pernah berada di sisi kita.

 

(aluna)


 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar