Review Roommate (2013) - Berhati-hatilah dengan orang yang tinggal bersamamu

 


Roommate (Original title: Rûmumeito) | 2013 | 1h 50m

Genre : Drama, Horror, Thriller| Negara: Japan|

Director: Takeshi Furusawa | Writers: Aya Imamura, Takeshi Furusawa
Pemeran: Keiko Kitagawa, Kyôko Fukada, Kengo Kôra

IMDB : 5.7/10

My Rate : 8/10

 

Roommate adalah sebuah film yang diangkat dari sebuah novel tahun 1997 dengan judul yang sama karangan Aya Imamura.

 

Sebuah kasus telah terjadi dimana terdapat 3 orang yang menjadi korban yaitu, 1 orang meninggal dunia, dan 2 lagi mengalami luka - luka. Polisi telah sampai di TKP dan melakukan pemeriksaan pada TKP. Kapten polisi yang ada di lokasi tidak sengaja melihat sosok seorang wanita di TKP tersebut dan memutuskan untuk mengikutinya. Namun, dirinya kehilangan jejak dan hanya menemukan sebuah buku diary yang tertinggal di tempat tersebut.

 

Hagio Harumi (Keiko Kitagawa) dan Kudo Kensuke (Kengo Kora) adalah yang selamat dalam kasus tersebut. Harumi mengalami koma dan dalam penyelidikan didapatkan informasi bahwa Harumi tinggal bersama dengan seorang wanita bernama Nishimura Reiko (Kyoko Fukada) yang saat ini sedang dicari keberadaannya.

 

3 bulan sebelumnya, Harumi mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkan dirinya harus dirawat di sebuah rumah sakit. Pelaku penabrakan tersebut adalah Kensuke, tetapi dirinya bersedia untuk bertanggung jawab dengan bantuan dari temannya yang merupakan seorang agen asuransi. Di rumah sakit itulah Harumi bertemu dengan Reiko yang bekerja sebagai suster dan menjalin hubungan pertemanan yang baik satu sama lain.


Roommate (2013)
Harumi dan Reiko sedang bercengkrama

 

Harumi memiliki hubungan yang buruk dengan keluarganya, sehingga kemunculan Reiko membuat dirinya tidak merasa kesepian. Saat Harumi keluar dari rumah sakit, ternyata Reiko juga keluar dari pekerjaannya. Agar mereka tetap dapat menjalin pertemanan antara satu sama lain, Reiko mengusulkan untuk dapat berbagi kamar dengan dirinya. Inilah alasan selanjutnya mereka menjadi teman sekamar "Roommate".

 

Setelah kepindahan Reiko ke apartemen Harumi, awalnya semua berjalan dengan baik. Reiko memberikan sebuah buku untuk Harumi yang dapat digunakan untuk menuliskan apapun yang dirasakannya. Seperti sebuah buku diary yang digunakan untuk terapi dan penghubung antar pasien dan susternya. Harumi menggunakan buku itu dengan baik dengan menuliskan apa yang dirinya rasa atau alami.

 

Dissociative Identity Disorder (DID)

 

Setelah beberapa lama tinggal bersama, Reiko mulai memperlihatkan perubahan pada sikap dan perilakunya. Salah satunya saat dirinya memberikan komentar negatif pada anjing tetangganya, selanjutnya anjing tersebut ditemukan dalam keadaan terebus di apartemen Harumi. Namun Reiko tidak merasa melakukan hal tersebut. Terlebih lagi Reiko menjadi overprotektif akan hubungannya dengan Harumi dan tidak membiarkan Harumi dekat dengan siapapun. Reiko tidak segan - segan untuk membunuh untuk menyingkirkan orang yang dekat dengan Harumi.


Roommate
Anjing tetangga mereka yang ditemukan di dalam panic

 

Di sisi lain, Harumi mulai semakin dekat dengan Kudo. Kudo pun menawarkan agar Harumi dapat bekerja di perusahaannya. Namun, Kudo merasa ada yang aneh dengan Harumi, terutama saat dirinya mengingat kembali peristiwa kecelakaan tersebut. Hal aneh juga dirasakan Kudo saat melihat Harumi terdiam saat melihat seorang pelajar yang berada di pinggir jalan setelah menonton pertunjukan bersama Kudo.


Kudo menemui Harumi

 

Dengan perubahan sikap dari Reiko, Harumi merasa tidak nyaman untuk terus-terusan berada di Rumah dan memilih menghindari Reiko. Sehingga dirinya memutuskan untuk bekerja di tempat Kudo. Namun, akibat dari keputusan tersebut adalah Reiko menghilang tanpa diketahui keberadaannya.

 

Suatu ketika dalam perjalanan pulang, Harumi tidak sengaja melihat sosok Reiko dan coba untuk mengikutinya. Namun, sikap Reiko telah banyak berubah. Harumi mengikutinya hingga masuk ke sebuah club malam. Di tempat itulah saat melakukan percakapan dengan Reiko, Reiko mengaku bahwa dirinya adalah Mari teman sekamar dari Reiko.

 

Harumi yang kebingungan selanjutnya kembali ke apartemennya. Namun, teror kembali menghantuinya. Seseorang masuk ke dalam apartemennya dan ditemukan tulisan di kamarnya yang mengatakan bahwa "Aku Mari". Harumi ketakutan dan segera pergi dari apartemen tersebut menuju rumah Kudo.


Roommate (2013)
Harumi mendapati tulisan di kamarnya

 

Sedikit demi sedikit misteri yang terjadi mulai terkuak, dimana Reiko menderita penyakit Dissociative Identity Disorder (DID) yang menyebabkan dirinya memiliki kepribadian lebih dari satu di dalam dirinya. Dengan bantuan Kudo, Harumi mulai mempelajari lebih lanjut hal tersebut. Apakah Harumi dapat menolong Reiko?

 

Film ini menurut saya lebih tepat masuk dalam kategori Psychology Thriller daripada kategori Horor, karena dari jalan cerita memang lebih banyak mengambil plot permainan psychology dengan fokus pada karakter tokohnya. Alur cerita dari film ini dapat dibilang cukup menarik dan sulit di tebak, meski mungkin banyak juga film lain yang memiliki alur serupa. Namun, menurut saya film ini masih menarik untuk ditonton dan pondasi cerita dibangun dengan baik untuk dapat membuat penonton terus merasa penasaran dengan adegan selanjutnya.

 

Terdapat 2 plotwist yang ditawarkan dalam film ini. Namun menurut saya, plotwist kedua sedikit dipaksakan, meskipun ada reviewer lain yang mungkin menyukai adanya plottwist kedua tersebut. Saya rasa ending dari cerita ini sudah cukup baik hanya dengan adanya plotwist yang pertama. Sedangkan plotwist kedua dirasa kurang adanya pondasi cerita yang kuat, sehingga jika dijadikan sebagai climax dari cerita dirasa kurang pas.

 

Plotwist pertama dapat diasah dan diperkuat lagi untuk memberikan ending yang lebih menguatkan kisah yang terjadi pada tokohnya. Sebagai contoh dengan membongkar kasus atau kejahatan kelam lainnya yang mungkin dilakukan oleh tokoh tersebut. Sehingga cerita awal yang memperlihatkan tokoh sebagai seorang psycho dapat lebih kuat.

 

Selain itu, terdapat beberapa adegan yang menurut saya kurang masuk akal. Pada awal film polisi tersebut menemukan buku diary yang alih - alih diberikan kepada tim forensik, malah disimpan dan dibaca sendiri oleh polisi tersebut. Selain itu, adegan pembunuhan yang terjadi juga kurang maksimal, karena korban terlihat tidak terluka parah tetapi darah yang ada di TKP begitu berlimpah.

 

Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari film ini, saya memberikan nilai 8 dari 10, karena film ini masih worth untuk ditonton. Terutama bagi kamu yang menyukai film dengan genre Psychology saya rekomendasikan untuk menonton film ini.

 

Terdapat beberapa pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban selama saya menonton film ini antara lain, Kensuke yang merupakan pelaku tabrakan atas Harumi, terlalu terlihat begitu baik dan ikut campur dalam kehidupan Harumi. Hal ini saya rasa kurang informatif karena tidak ada alasan yang jelas mengapa Kensuke begitu ingin membantu Harumi.

 

Pelajaran yang dapat kita ambil dari Film ini adalah bahwa setiap orang memiliki sebuah trauma yang bisa jadi mempengaruhi mental mereka. Sehingga penting bagi kita untuk dapat membantu mereka untuk menyembuhkan trauma tersebut. Agar tidak berdampak buruk bagi dirinya ataupun lingkungan sekitarnya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana orang di sekitarnya melihat seorang yang mengalami DID, karena dirinya dapat bermain banyak peran dalam satu waktu, apakah dapat dengan mudah untuk diketahui? Bagaimana pendapat kalian?

 

(aluna)

 

 

 

 

 

 

 


Posting Komentar

0 Komentar