Flatliners | 1990 | 1h 55m
Genre
: Psychological Horror/Psychological Thriller/Drama/Horror/Sci-Fi/Thriller
| Negara: US
Director:
Joel Schumacher |
Writers: Peter Filardi
Pemeran: Kiefer Sutherland, Kevin
Bacon, Julia Roberts
IMDB: 6.6
My
Rate : 9/10
Nelson mengajak empat temannya (David, Rachel, Joe, dan Randi) untuk ikut serta dalam percobaannya untuk mengetahui kehidupan setelah kematian. Mereka pun mengalami kejadian yang membuat mereka hampir kehilangan nyawanya dan membuka kembali kenangan kelam yang terlupakan.
Peringatan:
Terdapat
adegan kekerasan, kata - kata kasar, ketelanjangan, obat - obatan, seksual, dan
sensual
Sinopsis :
Nelson ingin melakukan percobaan yang berkaitan dengan kematian
untuk mengetahui rahasia dibalik kematian - Flatlines. Nelson pun mencoba
mengajak Joe, Randi, Rachel, dan David dalam proyek tersebut. Proyek tersebut
merupakan proyek yang cukup berbahaya dan dapat mempengaruhi masa depan mereka
di sekolah tersebut.
Nelson
menjadi orang pertama yang akan melakukan uji coba tersebut. Joe bertugas
merekam semua kegiatan yang mereka lakukan, rekan lainnya bertugas untuk
melaksanakan uji coba. Meski awalnya mereka ragu, tetapi tetap melaksanakan uji
coba tersebut dengan penuh hati - hati. Nelson berhasil di hidupkan kembali
setelah satu menit berada dalam kondisi 'mati'.
Adrenalin
mereka pun terpacu setelah berhasil melakukan uji coba yang pertama. Dalam
kematiannya, Nelson melihat dirinya yang terbang dengan beberapa kenangan yang
bermunculan. Nelson mulai melihat hal - hal tersebut dalam dunia nyata dan
dirinya tidak dapat membedakan antara ilusi dan kenyataan. Namun, Nelson tidak
menceritakan hal tersebut kepada teman - temannya dan menganggap hal tersebut
adalah hal yang sepele.
Rachel
menawarkan dirinya untuk menjadi orang kedua. Namun, dirinya harus dikalahkan
oleh Joe yang menawarkan waktu lebih lama untuk Flatlines. Joe pun berhasil
melalui uji coba tersebut. Joe juga mengalami penglihatan - penglihatan dan
ilusi aneh setelahnya, tentang para wanita yang menjadi korban video diam -
diamnya.
Rachel
kembali di kalahkan oleh David yang menjadi orang ketiga dalam uji coba. David
pun menyadari bahwa Flatlines memiliki dampak yang merusak ingatan mereka dan
memberikan ilusi - ilusi yang mengganggu. David tidak ingin Rachel melakukan
Flatlines. Namun, dirinya datang terlambat dimana ternyata Rachel telah dalam
kondisi Flatlines.
Akankah
mereka bisa mengatasi efek buruk yang mereka rasakan setelah kematian?
Ulasan :
Flatliner
memiliki ide cerita yang cukup menarik. Mengangkat tema yang berkaitan dengan
keingintahuan mengenai kehidupan setelah kematian. Meski pastinya topik ini dan
adegan di dalamnya akan sulit untuk bisa dibuktikan secara ilmiah.
Cerita
disajikan dengan sistematis dan mendetail. Pembangunan latar belakang tokoh dan
cerita dilakukan dengan amat baik. Dengan intro yang misterius dan
memperlihatkan sosok Nelson yang menjadi otak dari eksperimen tersebut.
Selanjutnya masing - masing tokoh bermunculan seperti David yang diperlihatkan
sebagai calon dokter yang handal dimana dirinya rela mengambil risiko untuk
menyelamatkan pasiennya. Ada pula Rachel yang sangat tertarik dengan kematian
dan mewawancarai beberapa pasien yang memiliki pengalaman dengan kematian. Dan
dua rekan lainnya yang merupakan teman mereka di kelas.
Konflik
selanjutnya mulai bermunculan terutama setelah keberhasilan proyek mereka yang
pertama yang melibatkan Nelson. Penonton akan melihat teror yang mulai
bermunculan. Hingga klimaksnya saat mereka sadar bahwa teror tersebut sedikit
demi sedikit mempengaruhi, mengganggu, dan menghancurkan hidup mereka. Konflik
internal di masing - masing tokoh juga disajikan dengan baik tanpa tumpang
tindih.
Penyelesaian
cerita dilakukan dengan amat baik. Perkembangan karakter dari masing - masing
tokoh terlihat cukup signifikan dibandingkan awal film. Satu per satu masalah
terselesaikan dengan penyelesaian yang masuk akal.
Film
memang lebih berfokus pada lima karakter utama yaitu Nelson, David, Rachel,
Joe, dan Randi. Akting dari para pemain terlihat amat mempesona baik dari
ekspresi, sikap, dan cara bicara. Ketegangan dari cerita terasa hingga ke
penonton. Terutama adegan dimana mereka mencoba menghidupkan kembali teman
mereka. Chemistry juga terbangun dengan cukup baik.
Pergerakan
kamera dan cara menyajikan tiap detail dari adegan juga dilakukan dengan baik.
Penggunaan perubahan warna untuk transisi antara dunia nyata dan ilusi
merupakan ide yang cemerlang. Selain itu pemilihan musik juga sesuai dengan
tiap adegan yang ditampilkan, menambah ketegangan suasana.
Jika
diperhatikan warna ilusi antara Rachel dan ketiga teman lainnya berbeda, dimana
Rachel memiliki ilusi berwarna merah dan ketiga temannya berwarna biru.
Berdasarkan pengamatan, hal ini bisa jadi disebabkan karena perbedaan sumber
dari kesalahan atau dosa yang mereka perbuat. Dimana ketiga temannya memiliki
kesalahan yang memang murni dilakukan oleh mereka. Sedangkan Rachel bukan
disebabkan oleh dirinya, tetapi dirinya merasa bersalah akan hal tersebut.
Sutradara
berhasil menyampaikan cerita dan menampilkannya dengan detail yang membuat
penonton memahami dengan baik isi dari cerita tersebut. Terdapat pesan yang
mendalam juga mengenai kematian dimana kematian bukan suatu hal yang bisa
dipermainkan sesuka hati. Pengalaman tiap orang akan berbeda - beda tergantung
dengan 'dosa' yang mereka miliki. Ditambah lagi jika ingin kehidupan yang lebih
tenang, minta maaflah pada orang - orang yang mungkin pernah kamu sakiti.
Secara
keseluruhan, film ini walaupun film lama, tetapi masih menarik untuk ditonton.
Adegan yang mengesankan:
Nelson melakukan percobaan seorang
diri dan membuat rekan - rekannya sedikit terlambat untuk membawanya kembali
hidup. David terlihat begitu frustasi hingga dirinya yang tadinya tidak percaya
dengan Tuhan akhirnya mencoba bernegosiasi dengan Tuhan agar Nelson dapat
kembali hidup. David merasa bersalah dimana mereka mencoba untuk merekayasa
kematian yang bukan berada di dalam kendali mereka.
Dialog mengesankan:
"Today is a good day to die"
Ending:
Happy
Ending
Rekomendasi:
Must
Watch
(Aluna)
0 Komentar