Review Finding Mr. Right 2 : Book Of Love (2016) - Temukan belahan jiwa dari sebuah surat


Finding Mr. Right 2 : Book Of Love (Original Title: Bei Jing yu shang Xi Ya Tu 2) | 2016 | 2h 12m

Genre : Comedy, Romance| Negara: China, Hongkong

Director: Xiaolu Xue  | Writers: Mia Jiao, Xiaolu Xue

Pemeran: Tang Wei, Xiubo Wu, Zhihong Liu, dll

IMDB : 6.2/10

My Rate : 8/10

 

Jiaoye dan Daniel berawal dari mengirimkan sebuah buku ke Persimpangan Caring 84, London, Inggris, mereka tanpa sadar menjadi sahabat pena hingga akhirnya rasa cinta tumbuh di antara keduanya.

 
Sinopsis

 

Jiaoye (Tang Wei) harus pergi dari rumah yang ditinggalinya karena tidak mampu membayar uang sewa. Sehingga pemilik rumah harus mengusirnya. Jiaoye saat ini menetap di Macau. Dirinya datang ke kota itu 10 tahun yang lalu bersama dengan ayahnya. Macau dipenuhi oleh banyak kasino yang menjanjikan kekayaan.

 

Jiaoye bekerja di sebuah kasino dan mendapatkan tambahan pendapatan berdasarkan tips dari para pengunjungnya. Dirinya dapat membedakan jenis pengunjung hanya dari melihat pakaian dan aksesoris yang dipakai. Jiaoye akan mendekati pelanggan yang kemungkinan sebagai penjudi handal. Dirinya akan menemani selama permainan berlangsung.



Jiaoye bekerja di kasino


Selain bekerja di kasino tersebut, Jiaoye sendiri senang bermain Judi. Hal tersebut membuat dirinya terlilit hutang. Selain itu, uang yang di dapatkannya tidak pernah bertahan lama. Jiaoye mempercayai ramalan dimana dirinya akan bertemu dengan seorang agen properti yang menjadi cintanya.

 

Daniel Luo (Xiubo Wu) adalah seorang agen properti di Amerika. Dirinya datang ke Amerika 20 tahun yang lalu. Dengan kemampuan Bahasa Inggris yang cukup baik, dirinya dapat bertahan di tempat itu. Daniel menjualkan rumah kepada para warga China yang datang ke Amerika.


Daniel sebagai agen real estate
 

Daniel memiliki seorang mantan pacar yang juga merupakan agen real estate. Hubungan mereka tidak begitu baik. Terlebih saat klien Daniel menyukai sebuah rumah yang ternyata dipegang oleh mantannya tersebut. Daniel mencoba untuk merayunya agar melepaskan rumah tersebut kepadanya. Namun, malah membuat hubungan mereka semakin buruk.

 

Persimpangan Caring 84

 

Jiaoye dan Daniel sama-sama menemukan sebuah buku berjudul 84 Charing Cross Road. Mereka merasa buku tersebut membawa sial kepada diri mereka. Mereka masing - masing akhirnya mengirimkan buku tersebut ke tempatnya sesuai dengan judul bukunya yaitu Persimpangan Caring 84, London, Inggris.

 

Jiaoye bertemu dengan teman lamanya, Zheng Yi yang sedang bermain judi. Saat itu Zheng Yi terus mengalami kemenangan dalam permainannya. Dirinya berkata kepada Jiaoye bahwa bermain judi itu adalah permainan matematis. Zheng Yi melakukan perhitungan matematis yang membantu memenangkan permainan. Jiaoye percaya kepada Zheng Yi dan meminjam 1 Juta Dollar untuk modal permainan Zheng Yi selanjutnya.


Jiaoye Bersama Zhengyi dan teman-temannya
 

Disisi lain, Daniel berusaha untuk merayu pemilik rumah incarannya. Rumah itu dimiliki oleh sepasang kakek nenek yang berasal dari China. Hanya saja Kakek tersebut memiliki temperamen yang jelek. Namun, Daniel tidak putus asa, dirinya memperlihatkan semua prestasi dan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, Daniel juga membantu untuk memperbaiki rumah mereka. Alhasil, hati sang kakek mulai sedikit terbuka.

 

Jiaoye yang telah memberikan seluruh uangnya kepada Zheng Yi harus menahan penyesalan karena uang tersebut hilang begitu saja di meja judi. Zheng Yi yang terlalu sombong, tidak ingin mendengarkan saran dari Jiaoye atau teman-temannya. Sehingga membuat dirinya kalah terus menerus dan kehilangan uangnya.

 

Zheng Yi dan teman - temannya menyalahkan Jiaoye yang meminjam uang terlalu banyak. Mereka mencoba menghindar dan lepas tangan. Tidak ada yang mau membantu atau memikirkan cara untuk mengembalikan uang tersebut. Hanya menyisakan Jiaoye yang sedih dan kecewa dengan nasibnya.

 

Daniel menerima sebuah paket di kantornya. Ternyata paket tersebut adalah buku yang dikirimkan oleh Jiaoye. Di Macau, Jiaoye juga mendapatkan paket yang ternyata adalah buku yang dikirimkan oleh Daniel. Mereka mengira buku tersebut berasal dari London, Inggris alamat pengiriman mereka. Di dalam paket tersebut ada surat yang mereka kirimkan.

 

Jiaoye mendapatkan paket yang dikirim Daniel

Saat membaca masing - masing surat, terjadi kesalahpahaman antara Daniel dan Jiaoye. Mereka akhirnya terus menerus saling berkirim surat. Dengan membaca surat tersebut, mereka memiliki gambaran atas diri masing - masing. Jiaoye membayangkan Daniel adalah seorang profesor yang bekerja di London karena bahasanya yang terlalu literatur. Sedangkan Daniel mengira Jiaoye adalah seorang mahasiswa di London karena bahasa dan tulisannya yang tidak seperti orang dewasa.

 

Melalui surat tersebut mereka saling berbagi cerita mengenai hidup mereka. Hidup mereka tidak sedang baik - baik saja. Jiaoye yang berhutang 1 juta dollar akhirnya terus dikejar-kejar oleh penagih hutang. Bahkan sudah sampai mengganggu tempat mereka tinggal. Sedangkan daniel ditinggal menikah oleh pacarnya.

 

Apakah yang akan terjadi pada mereka selanjutnya? Apakah takdir akan mempertemukan mereka?

 
Ulasan

 

Film ini didedikasikan kepada Hanff dan kisah cintanya yang abadi. Helena Hanff dan Frank Doel yang terus saling berkirim surat selama 20 tahun, tanpa bertemu secara langsung satu sama lain. Cerita tersebut ditulis di dalam sebuah buku berjudul 84 Charing Cross Road.

 

Tang Wei dan Xiubo Wu yang sebelumnya bermain dalam Finding Mr. Right (2013), dipasangkan kembali pada film ini. Meskipun memiliki judul yang sama, tetapi film ini bukan merupakan lanjutan dari film pertama. Plot antara film pertama dan kedua benar - benar berbeda dan tidak memiliki keterhubungan.

 

Berdasarkan perbandingan jalan cerita pada film pertama dan kedua, saya lebih menyukai jalan cerita yang kedua. Menurut saya, jalan cerita lebih menarik dan latar belakang pemainnya lebih terlihat dengan jelas. Masing - masing karakter memiliki cerita hidup yang menarik. Selain itu interaksi yang dilakukan keduanya yang hanya melalui surat, memberikan sensasi yang berbeda.

 

Meski konflik dalam cerita lebih intens terutama masalah yang terjadi dalam hidup mereka masing - masing. Namun, cerita masih terasa ringan untuk diikuti. Transisi adegannya juga cukup menarik. Salah satu contohnya adalah saat Jiaoye melemparkan buku ke luar jendela, di adegan selanjutnya tiba-tiba Daniel tertimpa buku tersebut.

 

Pastinya karena film ini diambil di luar China, tepatnya di LA. Xiubo Wu sama seperti film yang pertama menunjukkan kemampuan bahasa asingnya yang cukup baik. Interaksi dan cara pelafalannya tidak terdengan canggung.

 

Hanya saja ada beberapa hal yang menurut saya janggal yaitu Daniel dan Jiaoye sama - sama mengirimkan surat ke Luar Negeri tetapi pengiriman suratnya terlihat begitu mudah. Padahal pengiriman surat dilakukan antar negara. Terlebih lagi Jiaoye yang saat itu tidak memiliki uang, sering sekali mengirimkan surat padahal harusnya pengiriman surat ke luar negeri akan membutuhkan biaya yang tidak murah.

 

Hal janggal lainnya saat Daniel dapat dengan mudah masuk ke rumah yang menjadi tanggung jawabnya untuk menjual. Bahkan Daniel sampai tidur dan menginap di dalam rumah tersebut. Apakah di sana peraturannya begitu bebas hingga agen properti bisa dapat masuk seenaknya ke dalam rumah? Bahkan Daniel membawa klien ke rumah yang ternyata masih ada penghuninya, tetapi penghuni tersebut tidak ada di rumah.

 

Pelajaran yang dapat kita ambil adalah kita tidak akan pernah tahu bagaimana kita akan bertemu dengan orang yang tepat. Mungkin kita akan bertemu dengan beberapa orang yang akan meninggalkan kita dan menyakiti kita. Namun, kita tetap harus percaya bahwa orang yang tepat itu akan datang. Percayalah bahwa takdir akan membawa kita ke tempat yang lebih baik, selama kita mencoba untuk menjalani hidup dengan baik.

 

(aluna)

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar