Lost in The Stars (Original title:
Xiao shi de ta) | 2022 | 2h 1m
Genre
: Crime/Drama/Mystery | Negara: China
Director:
Rui Cui, Xiang Liu |
Writers: Sicheng Chen,
Shuyi Gu, Aleksey Korenev
Pemeran: Yilong Zhu, Ni Ni, Janice
Man
IMDB: 6.5
My
Rate : 7/10
Li Muzi, istri He Fei, hilang di negara yang asing, dan laporan He Fei tidak mendapatkan tanggapan yang diharapkan dari kepolisian hingga tiba - tiba seorang wanita hadir dan mengaku sebagai istrinya. Dengan bantuan Chen Mai, He Fei berusaha keras untuk membongkar kebenaran.
Peringatan:
Adegan
kekerasan, narkoba, alkohol, dan rokok
Sinopsis :
He Fei berulang kali mendatangi
kantor polisi, memohon kejelasan tentang istrinya yang menghilang tanpa jejak.
Namun, tidak ada yang menanggapinya dengan serius—hingga Officer Zheng
memutuskan untuk membantu setelah melihat kebingungan dan keputusasaan di
wajahnya.
Kembali ke penginapan, He Fei
terbangun dengan seorang wanita asing di sebelahnya. Wanita itu mengaku sebagai
Li Muzi, istrinya yang hilang. Namun, He Fei tahu betul itu bukan istrinya.
Sayangnya, tak seorang pun mempercayainya—semua bukti justru mengatakan
sebaliknya.
Dalam kebingungan yang semakin
dalam, He Fei meminta bantuan pengacara terkenal, Chen Mai, untuk mencari
kebenaran. Bersama-sama mereka menelusuri jejak yang penuh teka-teki, membuka
lapisan demi lapisan kebohongan—hingga mereka sadar, kebenaran bisa lebih
berbahaya dari kebohongan itu sendiri.
Akankah He Fei benar-benar menemukan
istrinya, atau justru kehilangan dirinya dalam permainan yang tak ia pahami?
Ulasan :
Bayangkan
orang yang kamu cintai menghilang di negara orang dan tiba - tiba seseorang
muncul mengklaim identitasnya. Lost
in the Stars mencoba menerjemahkan ketakutan itu ke layar, membawa penonton ke
dalam labirin misteri dan manipulasi psikologis.Film ini diadaptasi dari A Trap
for Lonely Man (1990) karya Alexey Korenev dan drama Trap for a Lonely Man
(1960) karya Robert Thomas. Namun, pergeseran genre dari komedi ke thriller
psikologis memberi dimensi baru yang jauh lebih menegangkan.
Dari awal, suasana misterius
langsung terasa — keramaian kantor polisi, kegelisahan He Fei, dan musik latar
yang menekan menciptakan pondasi yang kuat untuk sebuah kisah kehilangan.
Setiap karakter diperkenalkan dengan cara yang natural tanpa berlebihan, dan
konflik mulai tumbuh pelan-pelan ketika seorang wanita asing mengaku sebagai
istrinya yang hilang. Sejak saat itu, dunia He Fei mulai retak. Antara ingatan
dan kenyataan, ia terus berusaha bertahan, hingga sosok Chen Mai muncul seperti
secercah cahaya di tengah kabut.
Misteri demi misteri kemudian
terbuka, menghadirkan penyelesaian yang cukup memuaskan meski terasa kurang
kuat di akhir. Beberapa logika naratif tampak tergelincir — terutama pada
bagian akhir yang menjelaskan nasib tiap tokoh melalui teks di layar. Alih-alih
memberi penegasan, cara ini justru mengurangi efek emosional yang telah
dibangun.
Akting para pemain menjadi
penyelamat besar. Ekspresi He Fei yang penuh tekanan dan sorot mata Chen Mai
yang tegas menyalurkan lapisan emosi yang kompleks. Namun, dari segi cerita,
ada beberapa hal yang seharusnya bisa diperjelas — seperti kejelasan lokasi,
konsistensi ruang, dan alasan logis di balik kemudahan Chen Mai mengendalikan
hukum di negara fiktif tersebut.
Cerita
berlatar di negara fiktif yang justru melemahkan narasinya. Interaksi yang amat terbatas dengan kearifan
lokal baik dari warga lokal atau penggunaan bahasa lokal yang jarang terlihat
membuat lokasi seakan menjadi kurang kuat. Bahkan status Chen Mai yang
merupakan turis dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan ilegal yang
mengatasnamakan negara tersebut.
Inkonstistensi visual juga terasa,
misalnya ukuran ruang penyekapan yang berubah antara tampilan luar dan dalam.
Dimana saat di dalam He Fei terlihat sedang dalam tempat yang begitu luas dan
memiliki banyak ruang. Namun, saat di lihat dari kejauhan, ruang tersebut hanya
sebuah kotak yang ukurannya tidak terlalu luas. Detail kecil ini memang tak
merusak keseluruhan, tapi cukup mengganggu imersi visual. Selain itu,
penjelasan identitas Chen Mai yang terlalu panjang membuat ketegangan di
klimaks agak menurun.
Secara keseluruhan, Lost in the
Stars berhasil mengubah film komedi klasik menjadi thriller psikologis yang
penuh intensitas. Meski belum sepenuhnya matang, film ini tetap menghadirkan
kisah yang menyorot makna kehilangan, persahabatan, dan pengkhianatan dalam
bingkai misteri yang elegan.
Lost in the Stars bukan hanya
membawa kita menyelami kebingungan seorang pria yang kehilangan cintanya, tapi
juga menunjukkan betapa rapuhnya batas antara cinta, obsesi, dan penyesalan.
"Kehilangan sering kali bukan karena seseorang pergi — melainkan karena kita terlambat menyadari nilai keberadaannya."
Adegan yang mengesankan:
Chen Mai memaparkan manipulasi yang
dialami oleh He Fei, dan perlahan potongan puzzle mulai bersatu. Dalam adegan
ini, kita melihat teknik manipulasi yang disajikan dengan amat menarik,
diperkuat oleh ekspresi He Fei yang merepresentasikan perasaan tertekan yang
selama ini ia simpan.
Dalam kehidupan nyata, manipulasi
sering kali hadir tanpa kita sadari. Dan saat kita menyadari bahwa diri kita
terjebak di dalamnya, rasa terkejut dan bersalah kerap muncul, seakan semuanya
salah kita. Namun, menyadari manipulasi bukan akhir dari segalanya — justru itu
langkah pertama untuk melepaskan diri darinya.
Dialog mengesankan:
"Everything in this world has a price"
Ending:
Sad
Ending
Rekomendasi:
Worth
to Watch
(Aluna)

0 Komentar