Coded Bias | 2020 | 1h 26m
Genre : Documentary| Negara: US
Director: Shalini Kantayya| Writers: Christopher
Seward, Paul Rachman, Kurt Engfehr
Pemeran: Joy Buolamwini,
Meredith Broussard, Cathy O'Neil, dll
IMDB : 6.8/10
Tomatometer : 100%
My Rate : 10/10
Seorang peneliti menemukan bahwa AI/Face Recognition yang digunakan secara umum ternyata mendiskriminasikan ras atau golongan tertentu dan belum ada aturan hukum jelas mengenai hal tersebut.
Sinopsis
Sebuah
Artificial Intelegent (AI) telah menjadi suatu alat yang dipergunakan secara
luas dengan tujuan untuk mempermudah hidup manusia. Salah satu bentuk dari AI
yang banyak digunakan adalah Face Recognition. Joy Buolamwini merasa tertarik
dan mulai mempelajarinya, tetapi dirinya malah menemukan sesuatu yang aneh dari
AI tersebut.
Joy
berencana untuk membuat sebuah cermin 'Aspire Mirror' yang dapat digunakan
orang untuk memberikan semangat kepada mereka dengan memunculkan sesuatu yang
menginspirasi mereka di cermin. Cermin ini menggunakan fasilitas kamera dan
face recognition. Namun, saat Joy mencobanya, AI tidak dapat mendeteksi
wajahnya.
Bias dalam Algoritma
Face
Recognition pada cermin tersebut hanya bekerja saat Joy menggunakan topeng
putih, sedangkan dirinya merupakan seorang yang berkulit gelap. Joy akhirnya
menyadari bahwa terdapat kesalahan bukan pada ciptaannya, tetapi secara
mendasar yaitu kesalahan pada data yang diinput ke dalam sistem tersebut.
Kebanyakan data yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut berisikan wajah pria
berkulit terang.
AI
telah banyak menjadi sebuah tema di dalam film. Dalam Film tersebut kita dapat
melihat bagaimana imajinasi seseorang mengenai suatu robot yang canggih.
Sedangkan, dalam dunia nyata terdapat sebuah sistem yang disebut dengan Narrow
AI.
Narrow
AI adalah sebuah sistem yang menggunakan matematika dan algoritma di dalamnya.
Terkadang tanpa disadari, AI yang dibuat bisa jadi bias atau memiliki
keberpihakan pada golongan tertentu tergantung dengan kepentingan yang
membuatnya. Setelah mencoba beberapa merek Face Recognition, Joy menemukan bias
tersebut.
Joy
menyadari bahwa data merupakan hal paling penting dalam membangun sebuah AI. AI
menentukan sebuah pola atau keputusan berdasarkan data yang diberikan
kepadanya. Sehingga besar kemungkinan bias akan terjadi jika data tersebut
tidak setara.
Joy
dan para peneliti lainnya berjuang untuk membuat pemerintah sadar dengan hal
tersebut dan tidak membuat masyarakat menjadi dirugikan. Apakah perjuangan
mereka akan berhasil?
Ulasan
Coded
Bias adalah sebuah film dokumenter yang berisikan beberapa peneliti seperti Joy
Buolamwini, Deborah Raji, Meredith Broussard, Cathy O’Neil, Zeynep Tufekci,
Safiya Noble, Timnit Gebru, Virginia Eubanks, Silkie Carlo, dll. Dokumenter ini
mengangkat tema yang sangat relate dengan keadaan saat ini. Kecanggihan sistem
bukan menjadi hal yang aneh lagi di masyarakat. Kecanggihan tersebut telah amat
dekat dan sering sekali digunakan.
Film
ini memenangkan 3 penghargaan dari 9 nominasi sebagai Film Dokumenter Terbaik
dalam beberapa ajang penghargaan. Banyak kasus - kasus yang diangkat di dalam
film ini yang berhubungan dengan penggunaan Face Recognition dan AI. Kerugian
yang timbul dalam penggunaannya merupakan hal utama yang menjadi sorotan.
Terutama kerugian tersebut dirasakan pada golongan tertentu.
Jalan
cerita atau narasi dari film ini tidak terlalu sulit untuk diikuti, meski
mungkin penonton masih awam mengenai disiplin ilmu tersebut. Banyak penjelasan
ilmiah dan pengetahuan baru yang di dapat dari menonton film dokumenter ini.
Selain itu, kesadaran dan kewaspadaan penonton sebagai pengguna AI mungkin juga
akan meningkat setelah menonton film ini.
Meskipun
dalam dokumenter ini terdapat beberapa kasus berbeda dari beberapa negara atau
bagian, tetapi semuanya tertuju pada satu tujuan yang sama dan terhubung satu
sama lain. Story board dan susunan tiap adegannya tidak membuat bingung para
penonton. Namun, malah membuat penonton memiliki pemahaman dan sudut pandang
yang beraneka ragam untuk memahami film tersebut.
Adegan
yang mengesankan adalah saat Microsoft meluncurkan sebuah AI/Bot 'Tay' di
twitter yang membuat twit berdasarkan informasi yang di dapatnya dari analisa
postingan orang - orang di twitter. Dari postingan yang dibuat oleh Tay, kita
mengetahui bahwa data memang benar - benar mempengaruhi kemampuan AI tersebut.
Tay menuliskan postingan yang benar - benar buruk karena belajar dari sisi
gelap twit. Microsoft mematikan Tay setelah 16 jam dari peluncuran.
Pesan dalam Coded Bias
"Karena ini tentang siapa pemilik kodenya."
Cathy
memberikan pengarahan di sebuah workshop yang membahas mengenai AI dan
Algoritma. Cathy berpendapat bahwa Algoritma tergantung pada kekuasaan yang ada
di belakangnya. Sehingga bisa jadi menimbulkan ketimpangan atau keberpihakan
yang merugikan orang lain. Terlebih lagi orang - orang yang dirugikan tidak
begitu tahu bagaimana AI tersebut bekerja di belakang layar.
"Kamu tidak dapat bereksperimen dengan hak orang lain."
Kepolisian
UK mencoba mengimplementasikan sistem pengawasan pengenalan wajah kepada
masyarakat. Pengimplementasian ini tidak memiliki dasar hukum yang jelas,
sehingga dapat mengganggu hak - hak dari penduduk/masyarakat. Dalam menerapkan
suatu sistem terutama kepada khalayak ramai, sepatutnya dilakukan penelitian
terlebih dahulu sehingga saat diterapkan tidak akan memberikan kerugian pada
golongan tertentu.
"Aku sedang mendengarkan. Aku sedang belajar."
Meskipun
Microsoft telah mematikan Tay, tetapi AI saat ini telah digunakan diberbagai
tempat. Prinsip kerja dari AI ini sama, yaitu belajar dari Big Data yang
diberikan kepada mereka. Sehingga memang penting akurasi data yang diberikan
agar AI dapat berjalan dengan baik.
Layak ditonton atau tidak?
Film
Coded Bias 100% layak untuk ditonton dan bahkan saya rekomendasikan untuk ditonton
ulang dan disebarluaskan. Terutama untuk para generasi Z yang sangat dekat
dengan teknologi dan menggunakan teknologi/sosial media untuk membagikan
kehidupan mereka. Mereta tidak menyadari bahaya yang mungkin muncul dari hal
tersebut.
Quote
Jika mengotomatiskan semua, itu akan melakukan yang seharusnya, kadang bisa membuatnya sangat tidak manusiawi.
(Aluna)
0 Komentar