Review Film Tonkatsu DJ Age-Taro (2020)

Tonkatsu DJ Age Taro

Tonkatsu DJ Age-Taro| 2020| 1h 40m

Genre : Comedy | Negara: Japan

Director: Ken Ninomiya | Writers: Ken Ninomiya

Pemeran: Takumi Kitamura, Maika Yamamoto, Yûsuke Iseya, dll

IMDB: 5.8/10

Tomatometer : -%

My Rate : 10/10

 

Agetaro, yang seharusnya mewarisi restoran Tonkatsu keluarganya, justru lebih tertarik menjadi seorang DJ daripada mengelola restoran tersebut.

 

Peringatan:

Terdapat adegan minuman keras dan kehidupan malam.

 

Sinopsis:

Agetaro (Takumi Kitamura) adalah anak dari pemilik restoran Tonkatsu. Restoran tersebut merupakan restoran yang dikelola secara turun temurun dan direncanakan akan diwariskan kepada Agetaro sebagai generasi ketiga. Namun, Agetaro tidak menunjukkan ketertarikannya dan dirinya bahkan hanya diminta untuk memotong kubis dan mengantarkan makanan kepada pelanggan. Hal ini membuat Agetaro makin kehilangan minatnya.

 

Suatu hari, Agetaro diminta untuk mengantarkan makanan ke sebuah klub malam 'Womb'. Di tempat itulah Age bertemu dengan Oily (Yusuke Iseya), seorang DJ di klub tersebut. Saat melihat penampilan Oily dan reaksi para penonton, Age merasa kagum dan memutuskan untuk menjadi seorang DJ. Namun, ternyata menjadi seorang DJ bukan perkara mudah.

 

Age mengajak 4 temannya untuk membantunya menjadi seorang DJ. Age menggunakan keterbatasan pengetahuannya tentang DJ dan merepresentasikan maknanya sendiri dalam bentuk video. Video tersebut viral dan menjadi perbincangan banyak orang, pengunjung di restorannya juga meningkat. Namun, ternyata hal tersebut belum bisa membuat kagum Sonoko (Maika Yamamoto), gadis yang disukainya. Sonoko membandingkannya dengan DJ Kucing, yaitu video kucing yang sedang berpura-pura menjadi DJ.

 

Oily yang sedang kesulitan karena diusir dari kontrakannya berpura-pura ingin mengajarkan Age cara menjadi seorang DJ, demi bisa tinggal sementara di markas Age dan teman - temannya. Awalnya Oily tidak benar - benar berniat membimbing Age, tetapi melihat kegigihannya membuat Oily menjadi goyah. Saat mempelajari DJ-ing, Age menyadari bahwa menjadi DJ dan mengelola restoran Tonkatsu memiliki kesamaan. Ayahnya dianalogikan sebagai seorang DJ yang mengolah Tonkatsu hingga membuat para pelanggan yang memakannya bahagia.

 

Debut pertama Age sebagai seorang DJ akan dimulai. Dirinya akan tampil dalam acara besar yang diselenggarakan oleh Womb. Namun, ternyata tampil tidak semudah yang dibayangkan oleh Age dan teman-temannya. Apakah Age dapat mewujudkan impiannya menjadi seorang DJ atau malah akan mewarisi toko ayahnya?

 

Ulasan:

Tonkatsu DJ Agetarō (とんかつDJアゲ太郎) diadaptasi dari sebuah Serial Manga Jepang dengan judul yang sama dengan ditulis oleh Yipiao dan diilustrasikan oleh Yūjirō Koyama. Manga ini juga sebelumnya telah dibuat dalam bentuk animasi. Sehingga film ini termasuk dalam kategori live action.

 

Ide cerita yang disajikan cukup menarik dengan cerita yang ringan tetapi penuh makna. Cerita berfokus pada Agetaro seorang anak muda yang masih mencari jati dirinya. Age secara tidak langsung memiliki beban untuk mewarisi restoran ayahnya, tetapi dirinya belum benar - benar tertarik akan hal tersebut. Terlebih ayahnya seakan belum mempercayai Age karena ego masa muda Age yang masih terlalu tinggi.

 

Film ini juga mengangkat tema patriarki, terlihat dimana sebenarnya Age memiliki seorang adik perempuan yang lebih kompeten dan tertarik untuk mengelola restoran. Namun, secara tersirat diperlihatkan bahwa ayahnya hanya ingin mewariskan restoran tersebut kepada Age. Selain itu, teman - teman Age yang lain juga seorang pria dan mereka dituntut untuk menjadi pewaris usaha keluarganya.

 

Hal menarik dari film ini adalah cara menggambarkan dan menganalogikan antara Tonkatsu dan DJ. Kedua hal tersebut sebenarnya adalah dua hal yang benar - benar berbeda. Namun, keduanya dapat disatukan dengan amat baik dan digambarkan memiliki keterkaitan satu sama lain seakan akan menjadi hal yang sama. Kedua hal itu juga diasumsikan sebagai 'tanggung jawab' dan 'kebebasan'. Age tertarik dengan dunia DJ karena 'kebebasan' yang ditawarkan di dalamnya.

 

Dalam film ini kita juga dapat melihat bagaimana Kebebasan dan Tanggung Jawab sebenarnya bisa dilakukan secara beriringan. Tokoh Yashiki menjadi penggambaran tersebut dimana Yashiki merupakan CEO yang muda dan sukses dalam bisnis. Namun, Yashiki juga merupakan seorang DJ yang amat terkenal. Hal ini yang mungkin juga membuat Age menjadi sadar dan terinspirasi.

 

Akting dari para pemain juga cukup menarik, tidak terlalu berlebihan. Banyak adegan yang cukup menghibur dan menggelitik. Konflik yang ditampilkan juga menarik dan dapat disajikan dengan amat baik. Anti klimaks dan ending juga di sajikan dengan apik. Pesan yang ingin diutarakan juga amat berkesan dimana untuk meraih suatu mimpi kita harus berusaha dan tidak takut dengan kegagalan. Musik yang digunakan juga cukup apik.

 

Mungkin pendeskripsian 'DJ' dalam film ini akan sedikit berbeda dengan yang ada di dalam bayangan. Kebanyakan DJ-ing yang kita ketahui adalah memutarkan lagu dengan berbagai remix yang dilakukan. Namun, Age disini hanya memutarkan lagu tanpa banyak melakukan polesan terhadap lagu tersebut. Meski kita juga bisa menemukan modelan DJ pada umumnya saat Yashiki turun ke meja DJ.

 

Film ini cukup ringan dan menghibur. Bisa menjadi sebuah alternatif untuk ditonton berulang kali. Jangan lupa tonton sampai akhir karena masih ada cerita di after ending.

 

Adegan yang mengesankan:


Tonkatsu DJ Age Taro


Restoran Tonkatsu yang mereka kelola adalah restoran turun temurun. Ayah agetaro adalah generasi kedua yang mengelola restoran tersebut dan berencana akan mewariskannya kepada Agetaro. Namun, Agetaro malah sibuk berusaha untuk menjadi seorang DJ. Meski demikian, Ayahnya tetap menunjukkan rasa sayangnya dengan caranya sendiri termasuk hadir di debut pertama Agetaro sebagai DJ.

 
Dialog mengesankan:

"Siapapun akan gagal di awal. Bahkan aku masih gagal hingga sekarang."

Penampilan debut pertama Agetaro gagal total dan membuat Oily menghilang. Agetaro menjadi sangat terpukul dan memilih untuk menyerah. Namun, wanita yang disukainya, Sonoko, memberikan semangat agar Agetaro mau memulai kembali perjuangannya dan tidak takut dengan kegagalan.

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch! Cerita yang disajikan ringan untuk dinikmati, tetapi memiliki pesan yang cukup dalam. Cocok untuk kamu yang suka dengan cerita komedi ringan.

 

(Aluna)

 

  




Posting Komentar

0 Komentar