[RANGKUMAN MATERI] Saat Hijrah Terasa Berat, Saatnya Tauhid Diperkuat

 



✒️ Tema

: Melawan Insecure Masa Depan Dengan Tauhid yang Mapan

🎙️ Narasumber

: Ustadzah Ishmahsarah Nur Alim, B.Ed

📆 Tanggal

: 20 April 2024

  reschedule 22 April 2024

Waktu

: 20.00 WIB - selesai

Penyelenggara

: Deen Academy

Manusia memiliki banyak jalan yang dapat dipilih selama hidupnya. Hijrah adalah sebuah jalan yang diberkahi oleh Allah yang penuh dengan cahaya dan keberkahan. Namun, saat menjalaninya kita dapat menemukan banyak lika likunya tersendiri. Pastinya ujian tiap orang akan berbeda-beda. Beberapa ujian bisa dari diri sendiri, keluarga, lingkungan, dll.

Salah satu solusi dari berbagai permasalahan yang kita hadapi adalah Tawakkal. Kita memiliki berbagai macam ketakutan, terutama jika kita tidak memiliki kendali atas hal tersebut. Sebagai contoh saat kita berada di dalam pesawat, kita tidak memiliki kendali atas pesawat tersebut. Meskipun kita merasa memiliki kendali atas sesuatu, sebenarnya kita tidak benar-benar bisa mengendalikan. Hanya Allah-lah yang memiliki kendali atas segala sesuatu.


Hijrah adalah cara kita berikhtiar untuk menjadi lebih baik. Namun, sering kali kita akan menemukan beberapa kesulitan dalam penerapannya dan tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Tawakkal atau berserah diri kepada Allah adalah yang harus dilakukan. Percaya dan berprasangka baiklah pada Allah, pastinya Allah akan memberikan kebaikan pada diri kita. Satu satunya tempat berlindung adalah Allah SWT.

Memperkuat Tauhid dapat dilakukan dengan cara memahami setiap bacaan dzikir atau doa yang kita ucapkan tiap harinya. Seringkali kita membaca dengan menggunakan bahasa Arab dan kurang mengetahui dengan pasti artinya. Penting untuk membaca terjemahannya untuk membantu kita memahami doa tersebut dan kita akan menyadari betapa besarnya kuasa Allah SWT 

Hijrah merupakan salah satu jalan untuk lebih bertaqwa kepada Allah. Saat kesulitan tersebut muncul, jangan menyerah dan terus berserah kepada Allah. Allah akan membantu kita untuk menjadi lebih baik. Allah mengetahui segala sesuatu yang tidak kita ketahui.

  "Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah"
Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan izin Allah


Sesungguhnya tidak ada satupun yang terjadi di dunia ini dan dalam hidup kita yang benar-benar terjadi karena daya upaya/kekuatan diri kita sendiri. Semua terjadi karena ijin Allah SWT. Dengan mengingat hal tersebut kita akan menjadi orang yang terus bersyukur dan tidak menjadi sombong dalam hidup. Namun bukan berarti kita tidak berikhtiar, ikhtiar dapat menjadi perwujudan kesungguhan kita kepada Allah. Sehingga Allah akan memberikan rahmatnya kepada kita.

Beberapa pelajaran yang dapat kita pelajari dari Surat Maryam yaitu:

Kisah Nabi Zakaria (QS. Maryam: 2-4)

Nabi Zakaria sangat ingin mendapatkan keturunan, tetapi belum juga mendapatkan keturunan hingga usianya yang tua. Namun, Nabi Zakaria masih berdoa dengan suara yang lembut kepada Allah dan tidak pernah kecewa dengan doanya kepada Allah. Allah kemudian menunjukkan kuasanya dan menganugrahinya dengan keturunan, sedangkan hal itu mungkin hal yang mustahil bagi logika manusia.

Rasa kecewa adalah hal yang wajar. Namun, jangan sampai kita kecewa terhadap Allah atau menyalahkan Allah. Kita harus menerima takdir yang kita terima dan tetap berprasangka baik kepada Allah seperti yang dicontohkan Nabi Zakaria.

Kisah Ibunda Maryam (QS. Maryam: 22-26)

Saat itu Maryam sedang dalam kondisi akan melahirkan dan harus mengasingkan dirinya. Maryam bersandar pada pangkal pohon kurma dan hampir saja menyerah. Namun, Allah SWT menunjukkan kuasanya melalui malaikat Jibril dan meminta Maryam tetap berikhtiar yaitu menggoyangkan pohon kurma tersebut. Allah membantunya dengan kemudahan rejeki yang didapat oleh Maryam.

Kadang kita menerima sebuah cobaan yang terasa amat berat hingga berpikir untuk mengakhiri hidup. Jika pikiran itu terlintas, maka kita harus segera beristigfar dan meminta pertolongan kepada Allah SWT. Kita harus tetap menyemangati diri kita untuk berikhtiar dan bertaqwa kepada Allah. Allah akan memberikan pertolongan kepada kita.

Kisah Nabi Ibrahim (QS. Maryam: 41-47)

Bapak Nabi Ibrahim adalah penyembah berhala yang tidak ingin mendengar dakwah dari Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim tetap mendakwahinya dengan lembut dan menggunakan kata-kata yang baik. Meski mendapatkan ancaman dari Bapaknya, Nabi Ibrahim tetap mendoakan keselamatan bagi Bapaknya.

Saat kita berdakwah, kita harus tetap menggunakan bahasa yang baik dan merendah. Terutama jika orang yang kita dakwahi tersebut adalah orang yang lebih tua atau sulit untuk diajak. Jika kita tidak mendapatkan respon yang baik, kita boleh menjauh dan tetap mendoakan agar orang tersebut mendapatkan hidayah.

 


Hijrah bukan merupakan kegiatan yang dilakukan sekali saja. Namun, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Beberapa tahapan yang akan dilalui antara lain:

  1. Membenahi niat dan hati agar ikhlas dan lurus.
    Pastikan niat kita berhijrah adalah benar-benar karena Allah bukan karena manusia.
  2. Memperkuat tauhid dan aqidah shahihah.
    Carilah ilmu untuk memperkuat tauhid dan mengenal Allah dengan lebih baik. Hal ini akan membuat kita lebih istiqomah dan sabar dalam perjalanan hijrah tersebut.
  3. Memperbaiki ibadah sesuai dengan tuntunan syariat.
    Kita harus memastikan kembali pelaksanaan ibadah kita telah sesuai dengan syariat.
  4. Mengenali dan merawat diri dengan baik.
    Dengan mengenal diri sendiri kita bisa lebih baik menghadapi naik dan turunnya kehidupan kita.
  5. Memperbagus adab dan akhlak terutama pada orang tua dan keluarga.
    Adab dan akhlak yang baik bisa menjadi perantara hidayah bagi orang sekitar kita.
  6. Rutin menghadiri majelis ilmu, baik online ataupun offline.
    Tidak perlu dilakukan tiap hari, tetapi pastikan bahwa kita tetap melakukannya. Hal ini juga bisa membuat kita menemukan teman-teman yang baik.
  7. Berteman dengan orang yang shalih/aj, menghindari pergaulan buruk.
    Pergaulan dapat mempengaruhi kita secara tidak langsung.
  8. Bergabung ke lingkungan yang pro-hijrah dan meninggalkan lingkungan yang tidak mendukung.
    Menjadi istiqomah merupakan hal yang sulit dilakukan, sehingga jika bisa menemukan lingkungan yang mendukung akan lebih baik. 

Jika bingung hijrah mulai darimana, kita buat daftar hal-hal yang perlu diperbaiki. Setelah itu, buat prioritas dari daftar yang telah kita buat. Lalu fokuskan pada satu hal yang paling penting dan berubahlah secara perlahan. Meski belum sempurna jangan malu untuk memulai. 

(Aluna)

 

 

 


Posting Komentar

0 Komentar