Review Film Lovely Man (2011)

 

Review Film Lovely Man (2011)

Lovely Man | 2011 | 1h 16m
Genre : Drama | Negara: Indonesia
Director: Teddy Soeriaatmadja | Writers:  Teddy Soeriaatmadja
Pemeran: Donny Damara, Raihaanun, Yayu A.W. Unru
IMDB: 7.6
My Rate : 6/10

Keingintahuan Cahaya akan keberadaan Bapaknya, Syaiful, yang meninggalkannya dalam waktu yang lama membuat Cahaya melakukan perjalanan ke Jakarta demi bertemu dengan Syaiful tetapi malah berujung pada kenyataan pahit yang harus secara terpaksa diterima oleh dirinya tentang pekerjaan Bapaknya: Pekerja Seks Komersial.

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan, sensual, kekerasan seksual, ketelanjangan, kata kasar, rokok, LGBT

 

Sinopsis :

Cahaya (Raihaanun) nekat datang ke Jakarta untuk mencari keberadaan Bapaknya, Syaiful (Donny Damara). Kepergiaan Cahaya ke Jakarta tanpa ijin ibunya. Ibunya menentang Cahaya untuk bertemu Bapaknya karena Bapaknya telah meninggalkan mereka. Namun, Cahaya tetap ingin bertemu dengan Bapak yang dirindukannya.

Dengan bermodal informasi yang terbatas, akhirnya Cahaya menemukan tempat Syaiful tinggal. Meski saat dirinya sampai ke tempat tersebut, Syaiful telah pergi bekerja. Cahaya pun mencoba untuk mencari Syaiful di tempatnya bekerja.

Cahaya merasa terkejut saat menemukan Syaiful yang bekerja sebagai Pekerja Seks Komersial dengan berdandan seperti seorang wanita. Cahaya pun melarikan diri dan mencoba untuk menghindar. Namun, Syaiful mengejarnya dan menanyakan maksud dari Cahaya mencari dirinya, tanpa tahu bahwa Cahaya adalah anaknya.

Syaiful merasa amat terkejut saat mengetahui bahwa wanita yang mencarinya adalah anaknya sendiri. Syaiful menunjukkan sikap tidak ramah dengan kedatangan Cahaya. Syaiful pun merasa sedikit malu dengan kondisi dirinya saat ini saat pertemuan tersebut terjadi. Namun, akhirnya Syaiful mencoba untuk sedikit membuka diri dan bercengkrama dengan Cahaya.

Mereka pun berkeliling Jakarta dan saling berbincang satu sama lain. Meski Syaiful sebenarnya sedang mencoba menghindar dari pencarian Preman yang uangnya telah dirampas olehnya. Selain itu, Cahaya ternyata menyembunyikan berita mengejutkan tentang kehamilannya. 

Akankah Syaiful dan Cahaya dapat memperbaiki hubungan mereka?

 

Ulasan :

Lovely Man memiliki ide cerita yang cukup unik dan berani. Dimana tema yang diangkat merupakan tema yang tabu dan sensitif di masyarakat tentang kehidupan para Waria yang bekerja di jalan. Bahkan film ini tidak bertahan lama di Bioskop karena terdapat kecaman dari FPI. Meski di Asia, film ini mendapatkan respon yang cukup baik bahkan Donny Damara berhasil menjadi Aktor Terbaik dan Teddy Soeriaatmadja dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik.

Hanya saja, sedikit disayangkan cerita yang disajikan kurang mendalam. Jalan cerita sedikit rancu dan tidak terlihat jelas tujuan utama dari cerita yang disampaikan. Percakapan dan dialog yang digunakan juga terkadang tanpa arah dan terus menerus di ulang. Jalan cerita dapat dioptimalkan kembali agar lebih terarah dan menambah kedalaman makna cerita.

Komposisi warna cukup baik, tetapi pergerakan kamera terkadang goyang. Entah memang sengaja dilakukan atau mengalami kendala teknis. Guncangan yang terjadi, kadang membuat objek menjadi kurang terlihat jelas dan penyajian menjadi sedikit tidak rapi.

Hal yang membuat cerita sedikit kurang terarah adalah lokasi yang tidak jelas. Terkadang para tokoh hanya berputar - putar tanpa tujuan. Terkadang kembali ke tempat yang sama tetapi dengan kondisi yang berbeda. Mungkin karena keterbatasan tempat pengambilan gambar, membuat lokasi digunakan secara berulang untuk beberapa adegan yang berbeda.

Akting dari para pemain cukup baik, terutama Donny Damara yang secara totalitas memerankan tokoh tersebut. Perbedaan karakter yang dimainkan memiliki kesulitan yang cukup tinggi. Terutama saat adegan dimana Donny mendapatkan kekerasan seksual. Adegan itu tidak mudah untuk dilakukan.

Di sisi lain, terdapat adegan yang sedikit kurang masuk akal. Sebagai contoh saat Syaiful memberikan uang 30 juta rupiah kepada Cahaya di stasiun. Cahaya tanpa berpikir panjang, membuka bungkusan uang tersebut dan mengeluarkan isinya. Padahal mereka sedang berada di tempat umum yang pasti keamanannya akan terancam.

Terdapat ketidakjelasan juga mengenai kondisi Cahaya yang hamil. Selama ini, Cahaya berada di pesantren, lalu bagaimana Cahaya bisa hamil dan siapa yang menghamilinya? Hal ini tidak terjawab hingga akhir. Tidak pula di jelaskan bagaimana Syaiful bisa mengambil uang 30 juta tersebut dari preman yang mengejarnya.

Kelebihan dari film ini adalah tentang emosi yang disajikan melalui tiap adegannya. Perasaan tersebut dapat tersampaikan dengan cukup baik kepada penonton. Penonton dapat sedikit memahami bagaimana perkembangan karakter dan koneksi antar tokohnya.

Secara keseluruhan film ini memiliki potensi yang besar untuk bisa dioptimalkan lagi terutama dari jalan cerita yang disajikan.

 

Adegan yang mengesankan:  

Syaiful meminjam ukulele untuk menyanyikan lagu bagi Cahaya. Dimana sebelumnya Cahaya mengatakan bahwa ingatan yang masih diingat adalah saat Syaiful menyanyikan lagu untuknya. Meski dengan suara pas - pasan, Syaiful menunjukkan rasa sayangnya kepada Cahaya.

Dalam adegan ini kita melihat, meski Syaiful terlihat acuh kepada Cahaya yang datang mencarinya, Syaiful tetap menunjukkan rasa sayangnya kepada Cahaya. Dirinya tidak malu untuk berjalan bersama dengan Cahaya. Begitu juga sebaliknya.

 

Dialog mengesankan:

"Bukan lalu berarti Bapak akan jadi seperti kamu atau kamu jadi seperti Bapak"

 

Ending:

Cliffhanger

 

Rekomendasi:

Okay to Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar