Minggu Pagi di Victoria Park
(Alternate Title: Sunday Morning in Victoria Park) | 2010 | 1h 37m
Genre
: Drama | Negara: Indonesia
Director:
Lola Amaria |
Writers: Titien
Wattimena
Pemeran: Donny Alamsyah, Lola
Amaria, Titi Rajo Bintang
IMDB: 7.6
My
Rate : 8/10
Mayang dipaksa oleh ayahnya untuk menjadi TKW dan bekerja di Hongkong demi mencari adiknya, Sekar, yang menghilang tanpa kabar saat menjadi TKW di Hongkong. Mayang menemukan rahasia yang selama ini disembunyikan Sekar dari keluarganya.
Peringatan:
Terdapat
adegan sensual, bunuh diri, kekerasan, dan kata - kata kasar.
Sinopsis :
Mayang
(Lola Amaria) dipaksa oleh keluarganya terutama ayahnya untuk bekerja menjadi
TKW di Hongkong. Mayang yang tadinya hanya bekerja sebagai buruh kecil di
kampungnya, harus rela pergi ke Hongkong demi mencari adiknya yang hilang.
Ayahnya mendaftarkan Mayang tanpa persetujuan dari Mayang.
Sekar
(Titi Rajo Bintang), adik Mayang, telah terlebih dahulu pergi bekerja di
Hongkong. Ayah mereka selalu membanggakan Sekar terutama setelah merasa Sekar
menjadi seorang yang berhasil dan bisa membuat mereka memiliki kehidupan yang
lebih baik dalam waktu singkat. Namun, tiba - tiba Sekar menghilang tanpa kabar
dan membuat mereka kebingungan. Keberadaan Sekar juga dipertanyakan oleh rekan
TKW-nya di Hongkong.
Mayang
bekerja sebagai pembantu sekaligus baby sitter di sebuah rumah. Beruntungnya
keluarga tersebut memperlakukan Mayang dengan baik, meski anaknya sedikit
nakal. Mayang berteman dengan Sari (Imelda Soraya) yang memperkenalkannya
dengan Gandi (Donny Damara) yang dianggap sebagai 'bapak' dari para TKW.
Mayang
mencoba meminta bantuan Gandi untuk mencari Sekar, tetapi Mayang tidak ingin
orang lain mengetahui status hubungan antara Mayang dan Sekar. Namun, Gandi
memilih untuk memberitahukan hal tersebut ke TKW lainnya agar mempermudah
proses pencarian Sekar. Hal ini membuat Mayang sedikit marah,
Vincent
(Donny Alamsyah), teman Gandi, jatuh cinta kepada Mayang dan mencoba untuk
membantu Mayang. Mayang sedikit demi sedikit mulai terbuka dengan perasaannya
dan permasalahannya dengan Sekar. Di sisi lain, Sekar sedang berjuang bekerja
serabutan demi bisa melunasi hutang - hutangnya bahkan harus rela menjajakan
dirinya di pub - pub.
Akankah
pencarian Mayang akan membuahkan hasil?
Ulasan :
Minggu
Pagi di Victoria Park merupakan film yang sedikit di luar prediksi saya. Film
ini memiliki ide yang cukup baik dengan mengangkat sisi lain kehidupan para TKW
yang bekerja di luar negeri, terutama Hongkong. Mungkin permasalahan yang biasa
diketahui oleh masyarakat Indonesia hanya permasalahan kekerasan yang menimpa
beberapa pekerja disana. Namun, ternyata permasalahan lain pun banyak terjadi
terutama tentang hutang piutang.
Banyak
orang yang berpikir bahwa kehidupan dan pekerjaan TKW merupakan pekerjaan yang
mudah untuk mendapatkan penghasilan yang besar. Kebanyakan para pekerja
mengirimkan pendapatannya ke kampung halaman agar keluarganya yang berada di
kampung memiliki kehidupan yang layak. Hal ini menjadikan suatu kebanggaan bagi
keluarga mereka saat mereka bisa membangun rumah, membeli sawah, atau lainnya.
Hanya saja mereka tidak benar - benar memahami bagaimana kerasnya kehidupan
keluarga mereka yang menjadi TKW.
Film
ini berhasil menyajikan permasalahan tersebut menjadi suatu cerita yang
menarik. Dibumbui dengan kisah persahabatan, percintaan, dan keluarga yang
menjadi satu kesatuan yang apik. Dengan bentuk permasalahan yang beragam
seperti hutang piutang, penipuan, dan lainnya. Hal yang menarik dari film ini
kita dapat melihat bagaimana kekompakan para pekerja disana untuk saling
menjaga satu sama lain.
Pembangunan
pondasi cerita, latar belakang tokoh, konflik, dan penyelesaian dilakukan
dengan cukup baik. Tidak ada tokoh atau dialog yang terkesan sia - sia.
Semuanya memiliki peran penting dalam membangun cerita. Cerita juga disajikan
secara sistematis dan mudah untuk dipahami.
Akting
dari para pemain juga cukup baik. Tidak hanya pemeran utama, tetapi para pemeran
pendukung juga menunjukkan akting yang cukup memukau. Hanya saja, Donny Damara
terlihat sedikit memberikan akting yang 'berlebihan' bagi karakternya.
Selama
menonton film ini, tokoh Gandi seakan memiliki aura yang 'tidak dapat
dipercaya'. Seakan terdapat niatan tersembunyi dari segala tindakan yang
dilakukannya. Meski hingga akhir ternyata tidak demikian. Namun, cara Donny
Damara merepresentasikan tokoh ini seakan demikian.
Pemilihan
musik cukup baik dan sesuai dengan tiap adegannya. Hal mengejutkan saat Kangen
Band muncul di akhir film dengan membawakan lagu yang ternyata memiliki fans
yang cukup banyak di Hongkong. Ini membuat Lola Amaria sebagai sutradara merasa
kewalahan.
Proses
shooting yang lebih banyak dilakukan di Hongkong menjadi suatu yang menarik.
Terlebih penggunaan bahasa Hongkong oleh para pemain juga menjadi daya tarik
tersendiri. Sayangnya terdapat beberapa
bagian dimana dubbing suara tidak menyatu dengan baik. Namun, mengesampingkan
hal tersebut, film ini amat menarik untuk ditonton.
Adegan yang mengesankan:
Mayang akhirnya memberanikan diri
untuk mencari Sekar di pub. Mayang menahan tangisnya saat melihat keadaan
Mayang yang tidak seperti bayangannya. Dalam adegan ini kita melihat, sebesar
apapun kebencian kita terhadap saudara kita sendiri, kita akan tetap merasa
kesedihan saat mengetahui bahwa mereka hidup dalam kesusahan.
Dialog mengesankan:
"Semua orang itu punya masalah, gak cuma kamu saja."
Ending:
Happy
Ending
Rekomendasi:
Worth
to Watch
(Aluna)
0 Komentar