Industri perfilman pertama kali
mulai dikenal dan menjadi perhatian dunia global adalah pada akhir abad ke-19.
Bermula pada tahun 1895 dimana mulai dilakukan pemutaran film perdana dengan
menggunakan alat Cinématographe karya Lumière bersaudara. Film pertama tersebut
menampilkan para perkerja Lumiere Factory yang baru pulang kerja.
Selanjutnya, efek khusus dan
penceritaan naratif pada film mulai digunakan oleh Georges Méliès dengan
menciptakan film ikonik seperti A Trip to the Moon (1902). Film panjang pertama
yang diproduksi di Hollywood adalah The Squaw Man (1914). Hollywood menjadi
tempat pembuat film yang cukup dominan di dunia.
Berikut adalah daftar 10 film
pertama yang masuk dalam box office dan sinopsis singkatnya:
![]() |
(Sumber: Bergan, Ronald. (2011). The Film Book: A Complete Guide to the World of Film. New York. DK Publishing.) |
1.
Worker
Leaving the Lumiere Factory (Lumiere Brothers, France, 1895)
Film berdurasi kurang dari satu
menit ini merupakan film bisu pendek yang menggambarkan kondisi pulang kerja di
pabrik Lumire. Kondisi tersebut terlihat dari pertama gerbang dibuka,
selanjutnya para pegawai yang berhamburan keluar dari pabrik, dan berakhir
dimana pintu gerbang kembali di tutup.
2.
Watering
the Gardener (Louis Lumiere, France, 1895)
Film ini berdurasi kurang dari satu
menit dengan genre komedi. Menceritakan seorang pria yang sedang menyiram
tanaman menggunakan selang. Kemudian seorang anak muncul dan menginjak selang
tersebut hingga air tidak keluar. Pria yang kebingungan tersebut berusaha
melihat ke dalam lubang selang, dan tiba - tiba air menyembur keluar karena
sang anak melepaskan pijakannya. Film diakhiri dengan pria tersebut kembali
menyiram tanaman, setelah memberikan hukuman pada anak tersebut.
3.
The
Demolition of a Wall (Louis Lumiere, France, 1896)
Film ini berdurasi 1 menit 30 detik
yang menunjukkan proses penghancuran sebuah dinding oleh para pekerja. Dalam
film ini digunakan efek reverse dimana setelah dinding dihancurkan, adegan
diputar ulang yang membuat seakan - akan dindingnya terbangun kembali. Efek ini
memberikan rasa kagum pada para penonton pada masa itu.
4.
A
Trip to the Moon (Georges Melies, France, 1902)
Film ini merupakan film pendek
berdurasi 13 menit dengan genre sci-fi dan memiliki sekuel berjudul Around The
Moon (1870). Dalam film ini kita dapat menemukan beberapa efek transisi, alat
yang lebih beragam, dan pastinya tingkat kesulitan produksi meningkat. Selain
genre sci - fi, penonton juga dapat melihat berbagai adegan lucu dan menghibur.
Film ini menceritakan tentang
sekelompok astronom yang memiliki keinginan untuk pergi ke bulan. Mereka pun
membangun capsul yang akan digunakan oleh sebagian dari mereka untuk pergi ke
sana. Capsul pun mendarat tepat di mata bulan.
Para astronom pun mulai menjelajah
dan beristirahat di bulan. Mereka melihat berbagai benda langit dan juga
bertemu dengan penduduk bulan. Takut dengan ancaman penduduk bulan, mereka pun
kembali ke bumi dengan menggunakan capsule dan mendarat di laut. Film pun
diakhiri dengan perayaan atas keberhasilan mereka kembali ke bumi.
5.
The
Great Trian Robbery (Edwin S. Porter, US, 1903)
Film ini merupakan film pendek
berdurasi 12 menit dengan genre action. Film ini menggambarkan beberapa elemen
salah satunya adalah tradisi film barat yang kuat dan inovasi teknik film
terkini dari Eropa. Kemungkinan cerita juga terinspirasi dari kisah nyata
penjahat terkenal seperti Butch Cassidy.
Film ini menceritakan tentang dua
orang bandit mencoba merampok kereta. Mereka memasuki ruang telegraph dan
meminta petugas untuk menyampaikan pesan kepada pihak lokomotif untuk berhenti
mengisi air. Saat kereta berhenti, rekan penjahat lainnya mengendap - endap
masuk ke dalam kereta. Mengetahui adanya perampok, petugas segera mengamankan
barang berharga, tetapi akhirnya berhasil diambil oleh para perampok.
Penjahat pun meminta masinis untuk
berhenti dan melepaskan gerbong lokomotif. Para penumpang pun dipaksa untuk
turun dan menyerahkan barang berharga mereka. Selanjutnya mereka pun melarikan
diri ke dalam hutan. Film diakhiri dengan kekalahan dari para penjahat melawan
para koboi yang mendapatkan informasi dari petugas telegraph yang berhasil
selamat.
6.
The
Melomaniac (Georges Melies, France, 1903)
Film ini berdurasi lebih kurang 3
menit dengan genre komedi musikal. Melies sendiri mengambil peran sebagai tokoh
utama yaitu musik master. Penggunaan efek yang lebih sulit mulai dilakukan
seperti Multiple exposure dan Substitution splice yang membuat Melies dapat
muncul dalam jumlah banyak dalam satu adegan.
Film ini menceritakan tentang
seorang maestro yang ingin membuat sebuah musik. Dirinya membuat musik dengan
cara yang unik yaitu menempelkan notasi balok pada papan nada. Namun, notasi
tersebut dibentuk dari kepala Maestro yang di lempar ke atas. Setelah berhasil
membuat lagu, maka pemainnya membaca nada tersebut dengan iringan gendang. Film
diakhiri dengan para pemain yang meninggalkan panggung.
7.
20.000
Leagues Under the Sea (Georges Melies, France, 1907)
Film pendek ini berdurasi 10 menit
dengan genre Fantasy, sci-fi. Diadaptasi dari novel karya Jules Verne tahun
1870 dengan judul Twenty Thousand Leagues Under the Sea. Ini merupakan film
pertama yang menggunakan metode adaptasi dari buku.
Seorang pelaut, dibawa oleh Spirit
of The Sea, menjadi bagian dalam proyek kapal selam. Saat berada di dalam kapal
selam tersebut, dirinya melihat begitu banyak hal menakjubkan seperti para
putri duyung dan menari, dan lainnya. Namun, kapal selam tersebut rusak membuat
dirinya harus berhadapan dengan makhluk mengerikan dan berbahaya seperti
kepiting, octopus, dan lain - lain. Film ini diakhiri dengan kenyataan bahwa
sebenarnya pelaut tersebut sedang tertidur dan semua yang dihadapinya hanyalah
mimpi belaka.
8.
The
Tunnel Under the English Channel (Georges Melies, France, 1907)
Film ini berdurasi 15 menit dengan
genre fantasy dan adventure. Méliès ikut ambil bagian dalam film dengan
menjadi insinyur yang menyajikan cetak
biru untuk terowongan tersebut. Beberapa spesial efek digunakan dalam film ini
seperti stage machinery, pyrotechnics, substitution splices, superimpositions,
dan dissolves. Film ini juga menggunakan musik, voice narator, dan dialog,
tidak seperti film sebelumnya.
Film ini menceritakan tentang
mengikuti Raja Edward VII dan Presiden Armand Fallières yang memiliki keinginan
untuk membangun terowongan di bawah Selat Inggris yang menghubungkan antara
Inggris dan Prancis. Setelah pembicaraan panjang tentang rencana tersebut,
mereka pun kembali ke rumah masing - masing untuk beristirahat. Keduanya
memiliki mimpi yang sama mengenai terowongan tersebut.
Raja Edward VII dan Presiden Armand
Fallieres merasa kesulitan untuk bersilaturahmi satu sama lain karena selat
yang memisahkan negara mereka. Mereka pun mencoba untuk membuat jalan melalui
bawah tanah. Setelah beberapa waktu akhirnya terowongan tersebut berhasil
dibuat.
Kereta pertama dijalankan dari
Prancis ke Inggris yang membawa Presiden Armand Fallieres di dalamnya. Mereka
pun merayakan hal tersebut. Film berakhir dengan keduanya terbangun dari
tidurnya karena mimpi buruk yang dialami, yaitu terjadi kecelakaan kereta di
dalam terowongan yang akhirnya menghancurkan terowongan tersebut. Mimpi
tersebut membuat keduanya membatalkan rencana pembuatan terowongan.
9.
The
Squaw Man (Cecil B. DeMille, US, 1914)
Film ini berdurasi 1 jam 14 menit
dan menjadi film panjang pertama di Hollywood. Merupakan debut pertama DeMille
sebagai seorang sutradara. Film ini diadaptasi dari drama panggung tahun 1905
dengan judul yang sama karya Edwin Milton Royle. Selain itu, DeMille juga
membuat dua versi lainnya yaitu silent remake tahun 1918 dan versi dialog tahun
1931. Terdapat adegan yang dihilangkan yaitu adegan detektif yang terikat dan
penyingkatan adegan kematian seorang pria dan pria jatuh dari batu.
Film ini mengisahkan tentang Kapten
James Wynnegate, seorang bangsawan Inggris dimana bersama dengan sepupunya,
Henry diberikan tanggung jawab untuk mengelola dana bagi para yatim piatu.
Namun, Henry menggunakan dana tersebut untuk membayar hutang - hutangnya. Hal
ini membuat James yang harus bertanggung jawab atas skandal penggelapan
tersebut. Dirinya pun melarikan diri ke Amerika Barat untuk melindungi nama
keluarganya.
Di Wyoming, James memulai hidup baru
sebagai peternak dan jatuh cinta pada seorang perempuan Pribumi Amerika bernama
Nat-U-Ritch. Kehidupan damai mereka terganggu ketika James mengetahui bahwa ia
mewarisi gelar Inggris dan harus kembali ke Inggris. Konflik muncul ketika
Nat-U-Ritch menyadari bahwa ia tidak dapat menemaninya karena hambatan budaya
dan sosial. Pada akhirnya, ia secara tragis bunuh diri agar James dapat membawa
putra mereka ke Inggris dan memberinya masa depan yang lebih baik.
10.
The
Birth of a Nation (D. W. Griffith, US, 1915)
Film ini memiliki durasi yang paling
panjang di antara 9 film lainnya, yaitu 3 jam 15 menit. Film diadaptasi dari
novel karya Thomas Dixon Jr. tahun 1905 dengan judul yang sama dan disesuaikan
kembali oleh Griffith dan Frank E. Woods.
Ini merupakan film pertama yang diputar di dalam Gedung Putih, dimana
juga disaksikan oleh Presiden Woodrow Wilson, keluarganya, dan anggota
kabinetnya. Walau film ini termasuk film yang inovatif dari sisi teknis, tetapi
mendapatkan banyak kontroversial mengenai film ini karena sedikit menyinggung
tema rasis dan glorifikasi.
Film ini mengisahkan dua
keluarga—Northern Stonemans dan Southern Camerons—selama dan setelah Perang
Saudara Amerika. Kisahnya dimulai dengan pecahnya perang, menunjukkan bagaimana
perang tersebut memecah belah negara dan memengaruhi kedua keluarga. Ketika
pihak Selatan dikalahkan dan Rekonstruksi dimulai, film ini menggambarkan
meningkatnya ketegangan antara warga kulit hitam yang baru merdeka dan warga
kulit putih Selatan.
Konflik utamanya berpusat pada
ketakutan warga Selatan akan pergolakan sosial dan dugaan ancaman terhadap
masyarakat kulit putih. Film ini secara kontroversial menggambarkan Ku Klux
Klan sebagai pahlawan yang memulihkan ketertiban. Film ini diakhiri dengan
reuni keluarga dan gambaran Amerika yang damai dan didominasi kulit putih.
Sebagian besar film yang ada pada
era tahun tersebut merupakan film hitam putih dan tanpa dialog atau suara.
Meski di awal - awal mungkin penyajian cerita terkesan unik dan mengabaikan
sisi logis, sebagai contoh saat perjalanan di bulan atau di bawah laut. Namun,
cerita yang disajikan tetap menarik, kreatif, dan inovatif. Ditambah lagi
teknis editing dan penyajian gambar yang makin membaik dari tahun ke tahun.
Mengingat terbatasnya informasi yang bisa di dapat pada jaman tersebut.
Tertarik untuk menonton? Beberapa
film dapat kamu temukan dengan mudah di Youtube atau platform lainnya. Namun,
pastinya tanpa suara ya, hehe.
(Aluna)
0 Komentar