Review Film Eli (2019)

Review Film Eli (2019)

Eli | 2019 | 1h 38m
Genre : Medical Drama/Supernatural Horror/Drama/Horror/Mystery/Thriller | Negara: US
Director: Ciarán Foy | Writers: David Chirchirillo, Ian Goldberg, Richard Naing
Pemeran: Charlie Shotwell, Kelly Reilly, Max Martini
IMDB: 5.8
My Rate : 7/10

Eli memiliki Auto-immune Disorder yang menyebabkan dirinya harus hidup dalam isolasi, hingga orang tuanya membawanya untuk diobati di sebuah private instituted yang menjanjikan kesembuhan. Namun, teror dan kejanggalan mulai dirasakannya selama berada di tempat tersebut yang membawanya ke dalam rahasia besar yang tersembunyi.

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan

 

Sinopsis Eli (2019):

Eli (Charlie Shotwell) menderita Auto-Immune Disorder dimana dirinya mengalami alergi akan banyak hal yang membuat dirinya harus hidup dalam isolasi, bahkan harus menggunakan baju pelindung untuk pergi keluar. Orang tua Eli, Rose (Kelly Reilly) dan Paul (Max Martini) menghabiskan banyak biaya untuk mengobatinya. Hingga akhirnya mereka menemukan tempat penyembuhan yang dikelola oleh Dr. Horn (Lili Taylor).

Tempat penyembuhan tersebut berada di sebuah bangunan tua yang telah direnovasi dan disterilisasi oleh Dr. Horn. Hingga Eli tidak harus lagi menggunakan baju pelindungnya di dalam rumah tersebut. Melihat hal tersebut Rose merasa adanya peluang bagi Eli untuk sembuh dari penyakitnya.

Eli harus tinggal di kamar yang terpisah dari orang tuanya. Suasana ruang perawatan terkesan sedikit janggal dan membuat Eli menjadi ketakutan. Eli merasa dirinya mendapatkan gangguan - gangguan di dalam kamarnya dimana seseorang menuliskan kata - kata 'Lie' di jendela kamarnya.

Dr. Horn meyakinkan bahwa hal tersebut hanyalah halusinasi yang dialami sebagai efek samping dari pengobatan. Namun, Eli merasa bahwa hal tersebut adalah nyata. Hingga Eli bertemu dengan Haley (Sadie Sink), anak perempuan yang tinggal di dekat tempat pengobatan tersebut. Mereka pun berbincang dan Haley mengatakan bahwa memang ada yang aneh di tempat tersebut.

Eli mencoba untuk meyakinkan orang tuanya untuk pergi dari tempat tersebut. Namun, setelah semua pengorbanan yang mereka lakukan untuk pengobatan Eli, mereka ingin Eli bisa bertahan. Eli pun mau tidak mau harus menerima pengobatan yang diberikan Dr. Horn. Namun, teror yang dialaminya makin serius hingga hampir melukainya. Orang tuanya tetap percaya bahwa hal tersebut merupakan halusinasi dari Eli sendiri.

Rose merasa ada yang janggal dari interaksi antara Paul dan Dr. Horn yang membuat Rose menjadi sedikit curiga. Rose dan Paul juga memiliki hubungan yang sedikit kurang baik, meski selalu terlihat baik - baik saja di hadapan Eli. Rahasia apa yang sebenarnya tersembunyi dan adakah hubungannya dengan penyakit Eli?

 

Ulasan (Eli 2019):

Eli (2019) merupakan film yang memiliki ide cerita yang cukup menarik dan menyajikan twist yang cukup memiliki potensi. Meski masih banyak hal yang dapat dioptimalkan kembali untuk menambah kekayaan cerita. Hal ini tidak membuat film ini menjadi suatu cerita yang buruk. Cerita yang disajikan masih dapat dinikmati dengan cukup baik. Twist yang disajikan juga tidak terlalu mudah untuk ditebak.

Latar belakang cerita dibangun dengan cukup baik. Dimana menceritakan terlebih dahulu mengenai kondisi tokoh yang mengalami auto immune disorder dan bagaimana orang tuanya mencoba untuk mencari solusi atas hal tersebut. Hal ini yang membuat dirinya akhirnya berakhir di pusat penyembuhan dan bertemu dengan Dr. Horn.

Pembangunan konflik dilakukan secara perlahan dengan memperlihatkan teror dan keanehan yang mulai dirasakan oleh Eli. Kejanggalan dengan treatment yang diberikan juga menjadi sumber dari konflik eksternal yang dirasakan tokoh utama. Ditambah lagi dengan ketegangan yang ada antara orang tua dari Eli sendiri. Berbagai macam konflik ini akhirnya menumpuk hingga membangun klimaks yang cukup menarik.

Penyelesaian cerita cukup menarik dengan memberikan twist yang tidak terprediksi sejak awal. Namun sayang, penyajian tersebut tidak dilakukan dengan optimal. Sebab banyak dialog dan adegan yang seakan sia - sia. Salah satu contoh adegan saat Ibunya berjalan berputar - putar di ruangan saat berbicara dengan Eli. Mungkin maksudnya untuk membangun suasana tegang, tetapi maksud tersebut tidak tersampaikan dengan baik.  Kedalaman cerita yang telah dibangun pada pondasi dan konflik kurang dieksekusi dengan baik di akhir cerita. 

Akting dari para pemain tidak ada yang amat memukau tetapi masih bisa dinikmati dengan baik. Dengan penampilan karakter yang cukup konsisten dari awal hingga akhir film. Serta interaksi dan chemistry yang terjalin dengan cukup baik.

Teknik pengambilan gambar dilakukan dengan cukup baik dengan memperlihatkan detail - detail penting yang berkaitan dengan cerita. Efek - efek yang digunakan membuat adegan menjadi lebih menarik. Pemilihan musik dan sound effect juga sesuai dengan tiap adegannya dan menambah ketegangan yang ada. Komposisi warna yang digunakan juga membangun suasana misterius yang tersampaikan dengan baik.

Beberapa bagian yang dapat dioptimalkan dari segi cerita yaitu mengenai latar belakang Dr. Horn. Dalam satu dialog, Dr. Horn mengatakan telah melakukan pengobatan kepada Eli dalam waktu yang lama diluar dari pengobatan yang dilakukan di institusi tersebut. Namun, tidak ada kejelasan yang pasti mengenai pengobatan tersebut. Selain itu pula tidak ada kejelasan bagaimana ayah Eli mendapatkan informasi mengenai Dr. Horn.

#spoiler. Latar belakang dari Eli sendiri perlu diperjelas terutama dalam dialog ibunya yang mengatakan bahwa dirinya sangat ingin memiliki anak hingga akhirnya memilih berdoa kepada setan. Hal ini jika dieksplore lebih dalam akan memberikan tambahan cerita yang cukup menarik dan lebih dalam. Misalkan dengan menunjukkan flashback bagaimana semua itu terjadi, kesulitan yang dialami ibunya, dampak pada hubungannya dengan sang suami, dan dampak kehadiran Eli dalam kehidupan mereka. Jika ini disajikan dengan baik, maka penonton akan lebih bisa memahami emosi yang dirasakan sang Ibu.

Hal yang bisa ditambah untuk membangun pondasi cerita yaitu alasan Eli untuk disucikan. Sebab jika kita memperhatikan dari cerita yang disajikan, Eli sebenarnya anak baik yang tidak pernah melakukan kenakalan. Kekurangan dirinya hanya kondisinya yang mengalami auto immune dan membuat dirinya harus di isolasi. Namun, jika ingin mengatakan bahwa dirinya akan menjadi 'jahat' seperti Iblis, Eli menjadi jahat malah setelah menjalani pengobatan. Sehingga premis dimana Eli harus disucikan karena dirinya jahat sedikit kurang pas.

Secara keseluruhan, meski cerita yang disajikan kurang dalam. Namun, masih dapat dinikmati dengan cukup baik dan diluar dari ekspektasi. Jadi tidak ada salahnya untuk dijadikan salah satu alternatif tontonan bagi para pencipta film bertemakan horror.

 

Adegan yang mengesankan:  

Ayah dan Ibu Eli mengantarnya ke dalam ruang examination dan memastikan bahwa mereka akan menunggu Eli di depan pintu tersebut. Mereka melakukan hal tersebut sambil berpegangan tangan untuk memberikan rasa aman pada Eli. Namun, setelah pintu ditutup, genggaman tangan tersebut seketika dilepaskan.

Dalam adegan ini, kita melihat bahwa sering kali orang tua akan 'berpura-pura' untuk terlihat baik baik saja di depan anak mereka. Meski sebenarnya terdapat gejolak dan perselisihan antar mereka. Para orang tua memilih menyembunyikannya untuk tidak membuat anak mereka merasa khawatir.

 

Dialog mengesankan:

"But he lied. The Devil always lies."

 

Ending:

Twist Ending

 
Rekomendasi:

Worth to watch

 

(Aluna)

 

Posting Komentar

0 Komentar