Review Film Lost Girls (2020)

 

Review Film Lost Girls (2020)

Lost Gilrs | 2020 | 1h 35m
Genre : True Crime/Whodunnit/Crime/Drama/Mystery/Thriller | Negara: US
Director: Liz Garbus | Writers: Michael Werwie, Robert Kolker
Pemeran: Amy Ryan, Thomasin McKenzie, Gabriel Byrne
IMDB: 6.2
My Rate : 8/10

Kepolisian yang tidak menanggapi laporannya dengan baik membuat Mari harus turun tangan untuk mencari keberadaan putrinya. Terlebih saat beberapa mayat perempuan lainnya ditemukan di sekitar Long Islands, membuat Mari melakukan investigasi dengan lebih dalam.

Peringatan:

Terdapat kata - kata kasar

 

Sinopsis :

Mari Gilbert (Amy Ryan) telah bersiap bersama dengan kedua anaknya Sherre (Thomasin McKenzie) dan Sarra (OonaLaurence) untuk menyambut kedatangan anak pertamanya, Shannan. Namun, Shannan tidak juga datang dan membuat Mari merasa kecewa. Mari pun menganggap mungkin Shannan memiliki urusan lainnya.

Mari merasa ada yang aneh saat seseorang menelpon ke rumah Mari dan mencari keberadaan Shannan. Sherre juga mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menghubungi Shannan dan pacar Shannan pun menelponnya untuk mencari Shannan. Mari pun menjadi khawatir dan mencoba untuk mencari informasi keberadaan Shannan.

Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, Mari pun mencoba melaporkan kehilangan kepada kepolisian hanya untuk mendapatkan respon yang tidak memuaskan. Pihak berwenang tidak menangani kasus tersebut dengan serius. Sehingga Mari memutuskan untuk melakukan penyelidikan mandiri.

Empat mayat ditemukan di lokasi hilangnya Shannan, beruntungnya Shannan tidak termasuk di dalamnya. Awalnya Mari tidak menyetujui untuk bertemu dengan keluarga korban lainnya, tetapi sikap polisi akhirnya membuat dirinya mengambil tindakan. Dengan bantuan para keluarga korban, Mari mencoba menarik perhatian orang di sekitar tempat tersebut dan juga media.

Tidak rela kasus tersebut terlupakan begitu saja. Mari terus berusaha untuk mencari keadilan, tidak hanya bagi Shanan, tetapi juga bagi para korban lainnya. Akankah mereka mendapatkan jawaban yang memuaskan?

 
Ulasan :

Lost Girls merupakan film yang didasarkan pada buku non-fiksi berjudul Lost Girls: An Unsolved American Mystery karya Robert Kolker yang ditulis dari kisah nyata tentang kasus pembunuhan berantai yang belum terpecahkan yang terjadi di Long Island, New York. Kasus ini hingga saat ini masih berlangsung dan belum menemukan titik terang. Meski terdapat beberapa nama tersangka yang muncul ke permukaan.

Film ini menyajikan cerita sesuai porsinya dan tidak berusaha untuk terlibat lebih dalam dengan kasusnya dengan berusaha menyudutkan pihak tertentu untuk menjadi tersangka dalam kasus tersebut. Fokus utama adalah menunjukkan dari sudut pandang keluarga korban yang kehilangan dan juga menyoroti stereotype negatif atas status dari para korbannya. Serta tentang kebobrokan kepolisian dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

Pembangunan karakter tokoh kurang mendalam terutama Shannan yang menjadi tokoh utama yang dicari, serta beberapa tokoh lainnya yang menjadi korban dalam film tersebut. Penonton sama sekali tidak diberikan penjelasan yang mendalam mengenai mereka. Meski demikian, cerita masih dapat dinikmati dengan cukup baik.

Pondasi cerita sendiri cukup baik dengan memperlihatkan awal mula dimana Mari yang mengharapkan kedatangan Shannan ke rumahnya merasa kecewa karena Shannan tidak muncul. Selanjutnya dirinya menyadari ada hal yang sedikit aneh dengan beberapa petunjuk seperti orang asing yang menghubunginya, pacar Shannan yang menghubungi adiknya, dan ponsel Shannan yang tidak aktif. Beberapa hal ini memperlihatkan pondasi yang cukup kuat bagi Mari untuk melakukan pencarian pada Shannan.

Konflik disajikan dengan cara bertahap dan sistematis. Diawali dengan sikap kepolisian yang tidak menanggapi laporan Mari yang akhirnya menimbulkan gejolak amarah dalam dirinya. Penemuan mayat korban lain yang membuat dirinya semakin panik, meski tetap memiliki harapan Shannan masih hidup. Masa lalunya yang terungkap yang mengindikasikan bahwa dirinya merupakan ibu yang kurang baik. Semua hal tersebut berkecamuk menimbulkan konflik di dalam internal Mari.

Sejauh ini, konflik tersebut yang paling mencolok dan menjadi backbone dari cerita yang membuat cerita menjadi menarik. Sedangkan untuk konflik yang berkaitan dengan misteri rasanya kurang diperlihatkan dengan cukup baik. Kita tidak akan melihat bentuk investigasi yang memukau seperti proses pencarian yang optimal atau konflik di dalam kepolisian mengenai penemuan mayat tersebut. Cerita memang lebih banyak fokus pada internal perasaan dari keluarga korban.

Penyelesaian cerita dilakukan dengan amat baik. Terutama dengan menampilkan tokoh asli dari kejadian tersebut membuat kisah ini menjadi lebih menyentuh. Tujuan utama dari film tercapai yaitu penemuan Shannan dan Mari yang akhirnya mulai mencoba untuk berdamai dengan rasa bersalahnya. Serta kita juga dapat melihat perkembangan karakter polisi Richard Dormer yang akhirnya mau mendengarkan Mari untuk melakukan pencarian.

Cerita terutama dibagian akhir amat menyentuh. Penonton dapat merasakan kesedihan, kemarahan, dan frustasi yang dimiliki oleh Tokoh yang dimainkan. Ditambah akting yang cukup memukau dari Amy Ryan sebagai Mari. Akting dari Thomasin McKenzie sebagai Sherre dan Oona Laurence sebagai Sarra juga cukup baik. Pemain lain yang menjadi pemain pendukung juga memberikan akting yang cukup pas dengan masing - masing karakter tokoh.

Mungkin banyak yang akan merasa kesal dengan penggambaran sosok polisi yang sama sekali tidak terlihat profesional dan kompeten dalam pekerjaannya. Namun, jika kita melihat dari kisah nyatanya, maka penggambaran tersebut cukup bisa memperlihatkan keadaan yang sesungguhnya. Sehingga kekecewaan yang dirasakan keluarga dapat tersampaikan dengan amat baik dan juga dirasakan oleh penonton. Bayangkan laporan kehilangan yang kita sampaikan hanya untuk mendapatkan kabar kematian yang bahkan dianggap tidak penting dan lelucon bagi sebagian aparat kepolisian.

Pengambilan gambar dan transisi dilakukan dengan cukup baik. Intro dimana memperlihatkan adegan dimana Shannan berlari saat dikejar oleh mobil juga menjadi pembuka yang cukup baik. Detail penting yang dibutuhkan untuk kelangsungan cerita juga tersajikan dengan baik.

Pemilihan musik dan sound effect juga membangun suasana cerita dengan amat baik. Salah satu yang berkesan adalah saat Mari menangis di dalam mobil diiringi dengan senandung suara dari seorang wanita yang terdengar raw dan murni. Benar - benar membangun perasaan sedih yang mendalam.

Secara keseluruhan film ini cukup menarik untuk ditonton, terutama yang menyukai film berdasarkan kisah nyata.

 

Adegan yang mengesankan:  

Mari menangis di dalam mobilnya setelah fakta bahwa dirinya meninggalkan Shannan untuk tinggal di Foster House diketahui oleh Sherre. Selain itu, juga karena keputusan polisi untuk mengeluarkan Shannan dari pencarian yang berkaitan dengan penemuan mayat di Long Island. Adegan ini memperlihatkan Mari yang merasa bersalah atas kejadian yang terjadi pada Shannan serta penyesalan karena belum bisa menjadi ibu yang baik.

Sebagai seorang ibu, sering kali dihadapkan dengan berbagai masalah yang sulit dipahami oleh orang lain. Terlebih jika dirinya membesarkan anaknya seorang diri. Banyak keputusan sulit yang harus diputuskannya sendiri meski keputusan tersebut mungkin adalah keputusan yang buruk. Maka sebisa mungkin, janganlah kita menghakimi orang lain hanya karena ketidaktahuan kita atas kehidupan mereka.

 

Dialog mengesankan:

"They say not knowing is worse than knowing, but I'm not sure"

 

Ending:

Sad Ending

 

Rekomendasi:

Worth to Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar