Review Film A Whisker Away (2020)

 

Review Film A Whisker Away (2020)

A Whisker Away (Original title: Nakitai watashi wa neko o kaburu) | 2020 | 1h 44m
Genre : Anime/ Hand-Drawn Animation/ Adventure/ Animation/ Drama/ Family/ Fantasy/ Romance | Negara: Japan
Director: Jun'ichi Satô, Tomotaka Shibayama | Writers: Mari Okada
Pemeran: Mirai Shida, Natsuki Hanae, Minako Kotobuki
IMDB: 6.7
My Rate : 9/10

Ingin lari dari kehidupannya, Miyo tidak sengaja membeli topeng yang dapat mengubahnya menjadi seekor kucing dan menjadi awal mula kedekatannya dengan Hinode yang memberi wujud kucingnya nama, Taro. Miyo menyerah dengan kehidupannya sebagai manusia setelah Hinode menolaknya, tetapi dirinya menjadi gundah dan ingin kembali ke wujud manusia setelah menyadari banyak orang yang menyayanginya.

Peringatan:

Terdapat adegan kekerasan dan kata - kata kasar.

 

Sinopsis :

Miyo Sasaki, siswi SMP yang terkenal energik dan penuh dengan semangat di sekolahnya ternyata menyimpan kesedihan yang mendalam. Setelah pertengkaran dengan ayahnya, dirinya tidak sengaja bertemu dengan penjual topeng yang membuatnya dapat berubah menjadi kucing. Miyo menyukai anak laki - laki di kelasnya bernama, Kento Hinode dan mencoba untuk menarik perhatiannya. Namun, Hinode seakan tidak merasa nyaman dengan semua hal yang dilakukan oleh Miyo.

Miyo tidak begitu nyaman dengan keberadaan Kaoru, kekasih ayahnya, di rumah mereka. Namun, Miyo tidak banyak komplain dengan hal tersebut. Miyo memilih untuk diam - diam pergi menemui Hinode dan menghabiskan waktu bersamanya, dalam wujud kucing. Miyo mulai merasa dekat dengan Hinode dan rasa cintanya semakin dalam. Sebab Miyo merasa disayangi dan diperhatikan saat dalam wujud kucing tersebut. Namun, Hinode tidak mengetahui bahwa Miyo adalah kucing yang ada bersamanya.

Hal tersebut membuat Miyo mulai nyaman dengan kehidupannya sebagai kucing, tetapi masih belum ingin melepaskan diri sebagai manusia. Di sisi lain, kucing penjual topeng terus mendesaknya untuk melepaskan wajah manusianya dan menjadi kucing seutuhnya. Batas antara dunia manusia dan kucing pun semakin kabur. Hingga membuat Miyo harus menghadapi bahaya yang tidak terduga dan juga menghadapi perasaannya sendiri untuk bisa kembali sebagai manusia.

Apakah Miyo akan terjebak dalam tubuh kucing selamanya?

 

Ulasan :

A Whisker Away merupakan film yang saya tonton karena memiliki tema yang berkaitan dengan kucing. Tidak ada ekspektasi yang begitu besar atas film ini. Namun, ternyata film ini menyajikan cerita yang menarik dengan gambar yang indah.

Topik cerita yang diangkat cukup relevan dengan permasalahan yang ada di masyarakat. Tidak sedikit yang merasa masalah kehidupannya begitu berat dan ingin rasanya lari dari kehidupan ini. Sebagai pencinta kucing, mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita "Sepertinya nyaman hidup sebagai kucing". Film ini berhasil menggambarkan topik tersebut dengan amat baik.

Cerita dibangun dengan pondasi yang cukup baik. Diawali dengan memperkenalkan tokoh utama, Miyo dan hubungan dengan keluarganya. Selanjutnya pertemuannya dengan penjual topeng. Dilanjutkan dengan hubungannya dengan teman - temannya, keluarganya, hingga akhirnya perubahannya menjadi kucing yang membuat kedekatannya dengan Hinode, lelaki yang disukainya.

Konflik yang timbul lebih banyak kepada konflik internal dari tokoh utama, yaitu bagaimana dirinya merasa tidak nyaman dengan kehidupannya. Bagaimana dirinya merasa dicintai saat menjadi kucing, tetapi tidak mendapatkannya saat menjadi manusia. Gejolak emosi dan psikologi yang timbul tergambarkan dengan amat baik.

Kita dapat memahami permasalahan utama dari Miyo bukan tentang obsesinya terhadap Hinode. Namun, trauma yang menyebabkan obsesi tersebut muncul. Kekacauan dalam keluarganya, kepergian ibunya, dan kehadiran Kaoru menyebabkan luka dalam diri Miyo yang akhirnya merasa tidak dicintai. Dirinya menemukan cinta yang cukup besar saat berubah menjadi kucing dan bertemu dengan Hinode. Hal itu yang akhirnya disalahartikan oleh dirinya sendiri dan menjadikan cinta tersebut menjadi obsesi.

Konflik makin memuncak saat Miyo mulai ragu akan kehidupannya dan dipenuhi dengan ilusi yang ditanamkan oleh Kucing penjual topeng. Namun, disisi lain sebenarnya Miyo juga masih tidak rela untuk menjadi kucing seutuhnya. Hingga perjuangannya menjadi titik klimaks dari konflik tersebut.

Kita juga disuguhkan beberapa konflik lain yang timbul di tokoh pendukung lainnya. Seperti permasalahan Hinode dengan keluarganya. Kaoru dengan kucingnya. Serta konflik lain yang disajikan dengan porsi secukupnya dan tidak menutupi kisah utama.

Penyelesaian cerita disajikan dengan amat baik. Kita dapat melihat perkembangan karakter dari tiap tokohnya. Serta beberapa kebimbangan yang akhirnya terpecahkan. Resolusi perbaikan hubungan dari karakter juga terlihat meski disajikan bersamaan dengan after credit. Secara keseluruhan, akhir cerita cukup memuaskan.

Gambar animasi yang disajikan amat baik dan terlihat halus. Transisi tiap adegan dan pergerakan gambar terlihat dinamis dan apik. Latar lokasi, detail gambar, dan komposisi warna merupakan satu kesatuan yang menawan. Terutama sebagai pencinta kucing amat terpuaskan dengan bentuk variasi kucing yang beragam dan juga berkarakter.

Selain gambar, dalam animasi komponen penting lainnya adalah pengisi suara. Pengisian suara dilakukan dengan amat baik. Setiap ekspresi disampaikan dengan amat baik dan selaras dengan tampilan serta suasana yang dibangun dalam visualnya. Pemilihan musik dan sound effect juga dilakukan dengan amat baik.

Secara keseluruhan, film ini amat menarik untuk ditonton terutama para pencinta kucing. Hehe

 

Adegan yang mengesankan:  

Miyo mengungkapkan perasaannya yang selama ini dipendamnya setelah Kaoru berbicara padanya. Adegan ini memperlihatkan bagaimana cara Miyo untuk menghadapi semua permasalahan yang dihadapinya, yaitu perpisahan Ayah dan Ibunya, serta kehadiran Kaoru di keluarga mereka. Namun, dalam Kaoru merasa bahwa sikap yang ditampilkan Miyo tidak jujur dan ingin agar Miyo dapat jujur dengan perasaannya.

Dialog yang dikatakan Miyo cukup relevan dan mungkin dapat menggambarkan keseluruhan perasaannya yaitu "Selfish". Setiap orang memiliki caranya masing - masing untuk berkompromi dengan keadaannya. Namun, sering kali orang lain yang merasa cara kita tidak memuaskan hati mereka dan merasa mengetahui 'lebih baik' mengenai bagaimana kita bertindak. Seakan menjadi sangat egois untuk tidak membiarkan kita menghadapi masalah dengan cara kita sendiri.

 

Dialog mengesankan:

"You may not know it, but a lot of people care about you"

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar