Review Film JOKER (2019) - All I Have, are negative thoughts


JOKER | 2019 | 17+ | 2h 2min | Genre : Crime, Drama, Thriller
Sutradara: Todd Phillips Penulis: Todd Phillips, Scott Silver, Bob Kane, Bill Finger, Jerry Robinson Produksi: DC Films Negara: Amerika Serikat Pemeran: Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beets, Frances Conroy, Brett Cullen, Douglas Hodge, Dante Pereira-Olson, Marc Maron, Bill Camp, Shea Whigman, Glenn Fleshler, Bryan Callen, Josh Pais


Dalam kehidupan, tertawa adalah salah satu cara untuk dapat membebaskan diri kita dari stress dan tekanan yang ada. Bahkan tertawa dijadikan sebuah terapi yang dapat memberikan manfaat yang cukup besar bagi tubuh, baik secara jangka pendek ataupun jangka panjang. Tertawa juga dapat membuat kepribadian kita menjadi lebih baik dan membantu kita dalam pergaulan. Sehingga banyak orang yang mencari cara untuk dapat tertawa, misalkan dengan mengikuti sesi terapi tertawa, menonton film lucu, atau menonton stand up komedi. Lalu bagaimana jika tertawa menjadi beban dalam hidup kita?

Pseudobular Affect

Tertawa bagi seorang Arthur tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Arthur yang memiliki kelainan pada otaknya yang disebabkan cedera otak yang dialami pada masa lalunya menyebabkan dirinya tidak dapat mengontrol tawanya. Pseudobular Affect yaitu penyakit kelainan pada otak yang menyebabkan seseorang dapat tertawa atau menangis tiba - tiba tanpa alasan tertentu. Seringkali hal ini akan menyebabkan orang yang mengalaminya kesulitan dalam kehidupannya. Orang tersebut akan merasa rendah diri dan tertekan. Lebih memilih untuk mengucilkan dirinya dari sekelilingnya. 

Arthur mengalami banyak hal karena penyakitnya, hingga kadang dirinya sendiri tidak mengetahui makna tawa yang sesungguhnya. Meski pun dirinya memiliki impian untuk menjadi seorang penghibur 'stand up comedy', tetapi dirinya tak mengetahui pasti rasanya tawa dalam artian bahagia. Hal ini terlihat pada awal film dimana Arthur menatap dirinya di hadapan cermin dan mencoba untuk membentuk ekspresi tawa di wajahnya. Namun hal ini tidak membuatnya menyerah, dirinya tetap berusaha untuk dapat mewujudkan impiannya. 

Kesulitan yang dihadapinya membuat Arthur harus membawa sebuah kertas kecil yang berisikan penjelasan akan tawanya, karena dirinya dapat tiba - tiba tertawa tanpa sebab dan membuat orang disekitarnya ketakutan. Dirinya juga mengalami konflik dalam perasaannya, karena tidak dapat dengan jelas menunjukkan apa yang dirasanya. Ada adegan dimana dirinya menangis, tetapi tawanya muncul dan membuat dirinya kesulitan,

Kota Gotham, kota tempat dia tinggal, memiliki pendapat yang berbeda. Penyakitnya menyebabkan dirinya tidak mendapatkan penerimaan yang ramah. Dirinya sering dijadikan bahan lelucon bagi lingkungannya. Adegan ketika segerombolan orang mengganggu dirinya dijalan saat sedang menjadi badut, ketika seorang ibu menghardiknya di dalam bus karena merasa anaknya diganggu olehnya, penghianatan dari rekan kerjanya, dan ketika dirinya dijadikan lelucon oleh pelawak yang diidolakannya 'Murray Franklin'. 

Hal ini diperparah dimana tempat layanan sosial yang sering dikunjunginya harus tutup karena kekurangan dana. Sedangkan hanya ditempat itulah dirinya dapat bercerita dan mendapatkan obat  obatan. Seperti kita tahu, bahwa penyakit yang dideritanya belum memiliki obat khusus. Penyakit ini baru hanya dapat dikendalikan dengan penggunaan obat anti depresan dan obat quinidine sulfate, dan berkonsultansi dan bercerita kepada orang lain. Dirinya diberikan tugas untuk terus menuliskan perasaannya dalam sebuah jurnal. Namun dirinya mengisi jurnal tersebut dengan berbagai narasi yang dijadikannya bahan untuk stand up comedy. 

"I hope my death makes more cents than my life"

Kepastian dari Masa Lalu

Arthur digambarkan sebagai seorang anak tanpa ayah yang tinggal hanya bersama dengan ibunya. Ibunya memanggil dirinya dengan sebutan "Happy". Ibunya adalah mantan seorang pelayan di rumah politikus ternama yaitu Thomas Wayne. Ibunya selalu berharap mendapatkan surat balasan dari politikus tersebut atas semua surat yang pernah dikirimnya. Ibunya merasa Thomas Wayne akan membantu kehidupan mereka, terlebih lagi Thomas Wayne mencalonkan dirinya sebagai seorang walikota di Gotham

Arthur merasa sikap ibunya yang terlalu memuja Thomas Wayne dilatarbelakangi perasaan dimana Thomas berhutang budi pada ibunya. Namun, dugaan tersebut salah saat Arthur menemukan surat yang ditulis ibunya untuk pria tersebut. Surat tersebut berisikan penjelasan bahwa Arthur adalah anak dari pria tersebut. Arthur berusaha menemui Thomas Wayne untuk mendapatkan kejelasan. 

Kenyataan yang diterimanya berbeda, Thomas Wayne mengatakan bahwa Ibu Arthur memiliki penyakit delusi sehingga menganggap dirinya telah menghamili ibunya. Thomas juga mengatakan bahwa Arthur adalah anak adopsi ibunya. Dalam pencariannya mengenai kebenaran masa lalu, Arthur terus menerus mendapatkan kenyataan pahit yang membuat dirinya semakin hancur. 

Kebahagiaan Fana

Pertemuannya dengan Sophie membawa harapan baru bagi Arthur. Pertemuan itu diawali ketika Sophie bersama dengan anaknya meminta Arthur untuk menahan lift untuknya dan membuka percakapan dengannya mengenai kondisi tempat tinggal mereka. Secara kebetulan Sophie tinggal di lantai yang sama dengan Arthur. Timbullah obsesi dalam diri Arthur untuk mengetahui lebih dalam mengenai Sophie. 

Arthur mengikuti Shopie saat berangkat bekerja, menaiki kereta yang sama, hingga ke depan gedung tempat Shopie bekerja. Shopie menyadari keberadaan Arthur dan akhirnya mengetuk pintu rumah Arthur untuk memastikan bahwa Arthur mengikutinya sepanjang hari itu. 

Hubungan dengan Sophie semakin dekat, hingga Arthur membawa Shopie ketika dirinya melakukan stand up comedy. Meskipun acara tersebut tidak berjalan dengan lancar. Kegugupannya membuat tawanya lepas tak terkendali. Shopie juga menemaninya di rumah sakit, ketika ibunya harus dilarikan ke rumah sakit akibat stroke. 

Shopie menjadi salah satu harapan dia untuk dapat melewati kepahitan yang di alaminya. Namun ternyata yang dilihatnya selama ini, sama dengan ibunya yaitu hanyalah sebuah delusi. Sebuah delusi yang sering diciptakan oleh seseorang ketika dirinya mengalami banyak tekanan. Sebuah pertahanan diri yang diciptakan agar dirinya tidak semakin terluka. 

Kehancuran Kota Gotham

Kebobrokan yang terjadi di kota Gotham terlihat pertama kali ketika Arthur mendapatkan gangguan dari anak - anak berandal ketika sedang menjalankan pekerjaannya. Namun, tidak ada satupun membantu dirinya saat itu. Sehingga dirinya harus diberhentikan dari pekerjaannya karena dirasa tidak bertanggung jawab. Saat itu, dirinya mendapatkan pinjaman senjata api dari temannya yang dapat digunakan untuk menakut-nakuti jika nantinya ada orang yang mengganggunya kembali. 

Namun meminjamkan senjata api untuk seorang Arthur sepertinya bukan pilihan yang bijaksana. 

Arthur menghadiri sebuah acara stand up comedy untuk mendapatkan inspirasi lelucon yang dapat dibawakannya. Acara tersebut dihadiri oleh orang - orang ekslusif terlihat dari tatanan tempat duduk para penontonnya. Namun, sepertinya level humor dari Arthur berbeda dari penonton lainnya. Ketika penonton tertawa, Arthur terdiam, dan ketika Arthur tertawa, penonton lain terdiam. 
 
Arthur dipecat dari pekerjaannya karena membawa senjata api ketika tampil di hadapan anak - anak di sebuah rumah sakit. Setelah menerima pemecatannya melalui telepon, Arthur pulang kerumahnya menggunakan kereta bawah tanah masih lengkap dengan riasan badutnya. Dalam kereta tersebut Arthur bertemu dengan tiga orang pria berjas dan berdasi yang duduk satu gerbong dengannya sedang mengganggu seorang wanita di hadapannya. Ketika itu tiba - tiba penyakitnya kambuh, Arthur tertawa dengan keras. Tidak terima dengan tertawaan Arthur, ketiga orang tersebut memukuli habis - habisan. Dan "Dor!!!" Arthur mengambil senjatanya dan membunuh ketiga orang tersebut. Kemudian berlari ketakutan keluar dari stasiun tersebut dan beritanya pun tersebar ke segala penjuru kota Gotham. 

Arthur tidak menyadari bahwa tindakan pembunuhannya memberikan inspirasi bagi kalangan pemberontak untuk menunjukkan pemberontakannya dengan menggunakan topeng badut. Dua orang detektif mendatangi Arthur dan mencurigainya atas pembunuhan yang terjadi di dalam kereta bawah tanah. Demo besar - besaran terjadi di kota Gotham dengan pengunjuk rasa yang seluruhnya menggunakan atribut topeng badut, mengecam para elit yang terus menjadi kaya sedangkan rakyat miskin terabaikan. 

Puncak kemarahan Arthur dan lahirnya Joker

Arthur selama ini tidak benar - benar memperlihatkan apa yang dirasakannya. Atas ketidakadilan yang diterimanya, Arthur memilih untuk diam. Namun, tekanan dan kekecewaan terus diterimanya. Puncaknya ketika dirinya merasa memiliki harapan saat mengetahui ayah kandungnya, yang ternyata malah mendapatkan kenyataan pahit lainnya. 

Sebuah peluang datang ketika staf dari Murray Franklin, pelawak idolanya menelpon dirinya dan mengajaknya untuk dapat tampil dalam acara tersebut. Arthur pun menerima ajakan untuk tampil dalam acara tersebut. Semua permasalahan yang dialaminya mengubah pola pikir Arthur. Arthur berfikir untuk menampilkan leluconnya terakhir kali di dalam acara tersebut. Lelucon tentang kematian, yaitu kematian dirinya yang menembakkan senjata api ke kepalanya sendiri. 

Arthur tampil dalam acara tersebut dan meminta untuk diperkenalkan sebagai "Joker"

"Can you introduce me as a Joker?"

Lelucon kematian berakhir berbeda. Tepuk tangan meriah ketika Joker muncul di atas panggung menjadi sebuah teriakan dari penonton dalam studio. Pelatuk dari senjata api itu telah ditekan, sebuah peluru telah melesat bersarang di sebuah kepala. Bukan kepala Joker seperti yang direncanakan, tetapi kepala seorang Murray Franklin. Setelah melakukan pengakuan atas pembunuhan yang dilakukan sebelumnya dan menumpahkan semua perasaan yang selama ini ditahannya. 

***

Cerita yang disuguhkan dalam film ini menggambarkan kondisi dimana dalam kehidupan, seringkali kita tidak peduli dengan perasaan dan keadaan dari orang - orang yang ada di sekitar kita, orang - orang yang mungkin tidak memiliki keuntungan yang sama dengan kita. Dari sudut padang Joker kita dapat merasakan gejolak psikologi yang terjadi dalam dirinya. Segala rasa kekecewaan dan kemarahan yang perlahan naik dan akhirnya meledak. Rasa kekecewaan dan kemarahan yang juga ternyata dirasakan oleh Rakyat Gotham atas ketidakadilan yang mereka terima membuat mereka memberontak. 

Ditengah kerusuhan yang terjadi, digambarkan juga Joker yang menari di atas sebuah mobil yang dikelilingi para demonstran yang meng elu - elukan namanya. Membuatnya seperti sebuah perwujudan "Pahlawan" bagi mereka untuk dapat mengutarakan pendapatnya. 

Akhir dari cerita ini cukup menimbulkan sebuah tanda tanya, ambiguitas, dimana digambarkan Arthur berada sebuah ruang isolasi. Sehingga menimbulkan pertanyaan apakah selama ini yang ditampilkan kepada kita hanyalah sebuah konflik dalam pikiran arthur semata, atau adalah sebuah kenyataan yang berakhir buruk bagi Arthur. 

***
My Rate: 9/10

(aluna)

Posting Komentar

0 Komentar