Review Hope (2013) - Trauma yang sulit untuk dilupakan



Hope (Original title: So-won) | 2013 | 2h 2m
Genre : Drama | Negara: China|
Director: Joon-ik Lee | Writers: Ji-hye Kim
Pemeran: Re Lee, Sol Kyung-gu, Uhm Ji-won, dll
IMDB : 8.2/10 

Trauma yang terjadi pada masa anak - anak bisa menjadi hal yang melekat hingga dirinya dewasa. Pemerkosaan sering terjadi pada anak - anak karena anak - anak merupakan sosok yang bisa dikatakan 'lemah' secara fisik untuk bisa membela dirinya dari gangguan para predator di luaran sana. Bayangkan seberapa besar trauma yang mereka rasakan dan seringkali tidak mendapatkan keadilan yang seharusnya.

 

Berdasarkan sebuah kisah nyata yang amat terkenal pada tahun 2008 yaitu kasus Cho Doo-Soon (57 tahun) yang memperkosa seorang anak perempuan berumur 8 tahun, saat dirinya dalam keadaan mabuk. Kejadian tersebut harus membuat anak itu mengalami cacat permanen dan mempengaruhi kehidupannya seketika. Direktor Joon-ik lee mencoba untuk merepresentasikan kejadian tersebut dalam sebuah film Hope.

 

Hope berkisahkan tentang seorang anak perempuan bernama So-won yang hidup bersama ayah dan ibunya. Orang tuanya sibuk bekerja, dimana sang ibu (Uhm Ji-won) memiliki toko alat tulis yang ada di bawah rumahnya, sedangkan sang ayah (Kyung gu Sol) bekerja sebagai seorang buruh di sebuah pabrik. Sowon bersekolah di sebuah sekolah yang berada di dekat rumahnya, biasanya dirinya akan pulang pergi dengan berjalan kaki.

 

Keluarga Sowon sangat dekat dengan keluarga Young Suk yang merupakan teman dekat Sowon di sekolah. Ibu young suk (Ra Miran) teman dekat ibunya diperkumpulan ibu - ibu, sedangkan ayahnya (Kim Sang-ho) merupakan bos dari ayahnya di pabrik. Meskipun Sowon dan Young suk sering bertengkar, tetapi mereka berdua cukup dekat.

 

Hari itu, Young Suk menunggu Sowon di depan rumahnya, tetapi karena malu Young Suk akhirnya pergi terlebih dahulu ke sekolah. Sowon yang hampir terlambat, akhirnya berangkat sendiri ke sekolah. Hujan tiba - tiba turun dengan lebat dan ibu Sowon memintanya untuk berjalan melalui jalan besar tidak melewati gang sempit yang merupakan jalan pintas ke sekolahnya.


Sowon dihadang oleh seorang pria

Hari buruk memang tidak ada di kalendar dan tidak dapat diperkirakan. Dalam perjalanannya menuju sekolah, Sowon dihadang oleh seorang pria tepat di depan sekolahnya. Pria tersebut meminta Sowon untuk berbagi payung dengannya. Sowon saat itu kebingungan dan akhirnya tidak dapat berbuat apa - apa. Ternyata pria tersebut membawa Sowon ke sebuah konstruksi dan memperkosanya dengan sadis.

 

Sowon yang ditinggalkan dalam keadaan setengah sadar, mencoba menghubungi kepolisian dan meminta pertolongan. Ibu Yong Suk secara tidak sengaja melihat saat polisi dan ambulan berada di depan sekolah. Ibu Yong suk segera menghubungi Ibu Sowon dan memberitahukan bahwa terjadi sesuatu di sekolah, dimana seorang anak perempuan ditemukan dalam keadaan yang buruk di konstruksi dekat sekolah. Seketika Ibu Sowon shock dan pergi ke rumah sakit untuk memastikan apakah itu adalah Sowon.


Hope
Sowon dalam keadaan terluka di sebuah konstruksi


Sowon memilih untuk menelpon polisi dari pada orang tuanya meski dalam keadaan kritis, karena menganggap orang tuanya mungkin sedang sibuk bekerja. Namun keputusan tersebut merupakan keputusan yang cerdas, sehingga penanganan dapat dilakukan secara cepat. Sowon dalam keadaan kritis dengan beberapa cidera parah di alat kelaminnya, anus, hingga ususnya. Seketika orang tua Sowon terkejut saat dokter menyampaikan kondisi terkini dari anak mereka.

 

Dari cidera yang dialaminya, Sowon harus segera menjalani operasi. Sowon mengalami luka sayat dan sobek pada anus hingga usus besar. Operasi yang dilakukan adalah mengangkat anusnya dan memotong sebagian anusnya. Sowon harus menggunakan alat tambahan untuk mengeluarkan kotoran dari ususnya. Sowon harus menjalani seumur hidupnya dengan kondisi tersebut.

 

Kerja dari kepolisian berjalan lambat karena 'tidak cukupnya bukti'. Meskipun terdapat beberapa bukti, seperti baju, dna, dsb di lokasi kejadian. Dianggap belum cukup untuk dapat menangkap pelakunya, meski kepolisian telah menemukan beberapa tersangka yang mungkin cocok. Untuk mempercepat proses penangkapan pelaku, dibutuhkan kesaksian langsung dari Sowon.

 

Sowon harus bersaksi dan dibantu oleh seorang psikolog anak yang memang berpengalaman dalam menangani kasus seperti yang dialami Sowon. Meskipun Sowon masih dalam rentang waktu 3 hari dari kejadian yang dialaminya. Sowon diminta untuk menunjukkan wajah dari pelaku saat polisi menunjukkan beberapa foto. Kesaksian Sowon tersebut di rekam dengan menggunakan sebuah kamera. Setelah itu kepolisian langsung menangkap pelaku.

 

Ketidakadilan hukuman bagi pelaku

 

Dalam kasus tersebut, pelaku hanya dikenai hukuman 12 tahun. Hakim mempertimbangkan bahwa pelaku melakukannya secara tidak sadar atau dalam keadaan mabuk. Hal ini membuat kemarahan dari masyarakat dan meragukan keadilan yang ada di negara tersebut.

 

Saat menonton film ini, penonton juga akan merasakan kemarahan yang sama. Apalagi melihat para penegak keadilan tersebut bekerja. Kemarahan pertama adalah saat kepolisian seakan menganggap remeh kasus tersebut. Sedangkan korban sudah mengalami kecacatan yang akan dibawa olehnya seumur hidup. Kemarahan selanjutnya adalah saat pelaku mengatakan di depan hakim bahwa dirinya tidak mungkin melakukan hal tersebut.


Hope 2013
Kondisi persidangan


Pastinya kita akan dibuat geram juga dengan keputusan dari hakim atas kasus tersebut. Sedangkan semua bukti sudah amat kuat, meskipun pelaku melakukan dalam keadaan mabuk bukan berarti dapat menjadi pertimbangan dan membuat hukuman berkurang. Itu hal yang pertama saya rasakan, karena pelaku tersebut sudah memiliki catatan kriminal dan pernah dipenjara karena kasus yang serupa. Sehingga harusnya malah keputusan hukuman yang diterima lebih berat.

 

Dalam kisah nyatanya, masyarakat membuat sebuah petisi atas kejadian tersebut. Petisi tersebut membuahkan hasil, meski tidak menambah hukuman dari pelaku. Namun, presekutor pada kasus tersebut akhirnya meminta maaf dan keluarga korban mendapatkan kompensasi dari pemerintah. Meski setelah pelaku keluar dari penjara, pelaku masih tetap tinggal di sekitar rumah korban. Pastinya akan membuat korban mengingat kembali trauma yang dialaminya.

 

Terdapat beberapa perbedaan pada kisah asli dan film, tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada film. Perbedaan tersebut pada lokasi pemerkosaan dan cara ditemukan. Di film, pemerkosaan terjadi di tempat konstruksi sekitar sekolah dan Sowon menelpon polisi melalui teleponnya. Sedangkan dalam kenyataan, dirinya diperkosa di sebuah toilet di gereja yang terbengkalai dan ditemukan oleh orang tuanya.

 

Film ini mendapatkan kritik dimana dirasa membuka kembali luka dan trauma yang korban rasakan. Namun, saya rasa karena film ini dibuat berdasarkan persetujuan korban dan keluarganya, tujuan dari pembuatan Film ini untuk menjadi sebuah pembelajaran bersama. Kita sebagai penonton harus bisa lebih berhati-hati dengan sekitar kita. Agar kejadian tersebut tidak terjadi pada orang lain.

 

Film ini memenangkan 7 dari 13 nominasi antara lain best director, best screenplay, best supporting actress, best film, dan best actress. Kelebihan dari film ini adalah totalitas peran dari masing - masing tokohnya, baik tokoh utama ataupun tokoh pendukung.

 

Uhm Jiwon awalnya menolah tawaran untuk bermain dalam film tersebut karena merasa belum bisa menunjukkan emosi sebagai ibu dari Sowon. Namun, setelah membaca kembali skrip dari film tersebut akhirnya dirinya bersedia untuk bergabung. Sol yang memerankan ayah Sowon juga mencoba mendalami karakternya dengan terus menerus mengenakan pakaian dari karakternya sehingga dirinya dapat masuk dalam karakter yang dimainkan.

 

Usaha yang dilakukan membuahkan hasil, karena pastinya membuat emosi yang dirasakan oleh masing-masing tersampaikan dengan baik kepada penonton tanpa berlebihan. Penonton dibuat merasakan kesedihan, kemarahan, dan semua rasa berkecamuk saat menonton film ini. Saya dibuat berderai air mata saat menontonnya. Standing Applause juga harus diberikan kepada tokoh So Won yang diperankan oleh Re Lee, karena sebagai actress cilik pastinya peran itu sendiri menjadi sebuah beban dan tidak mudah diperankan. Namun, dirinya dapat memerankan dengan baik peran penting tersebut.

 

Kelebihan lainnya yang patut dikagumi adalah dari sisi alur cerita, naskah cerita yang pastinya dapat merepresentasikan dengan baik dari kisah nyata yang ada tanpa berlebihan. Make up yang digunakan juga amat totalitas, karena benar benar terlihat nyata.

 

Beberapa kejadian yang pastinya dapat dijadikan pelajaran adalah kerja dari kepolisian dalam mengalami kasus seperti ini. Kasus perkosaaan bukanlah kasus yang remeh, karena ada korban yang mengalami trauma dan kehidupannya hancur. Sehingga tidak seharusnya mengesampingkan kemanusiaan dalam mengambil keputusan dan dalam melakukan penyelidikan. Kerugian yang dialami korban kalau diberikan nilai, tidak ada batasan nilai yang dapat menyamainya.

 

Selain itu, ada adegan dimana reporter mengejar-ngejar hingga ke rumah sakit untuk mendapatkan berita. Seharusnya sebagai seorang korban perlu perlindungan yang tinggi. Sebagai pencari berita, reporter juga harus memiliki kemanusiaan dan tidak membuat korban atau keluarga korban yang sedang dalam kondisi terpuruk makin terpuruk.

 

Seperti yang disampaikan diatas, bahwa kejadian tersebut bukanlah kejadian yang kita harapkan. Sehingga saat mengalami kejadian tersebut dan menyebabkan harus adanya biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan, operasi, dsb harusnya tidak dibebankan kepada korban. Bagaimana tidak, seperti jatuh tertimpa tangga. Sudah dikenai sebuah kemalangan, kemudian harus juga memikirkan biaya pengobatan dsb.

 

Dari menonton film ini, kita jadi mengetahui bahwa di dunia yang tidak terduga ini, banyak hal yang perlu kita waspadai. Kita perlu lebih berhati - hati terutama bagi anak - anak. Pelaku bisa jadi dari orang yang tidak kita kenal sama sekali atau bisa jadi dari orang yang kita kenal. Sehingga kita perlu mewaspadai agar tidak terjadi hal yang serupa.

 

"Kau terlahir ke dunia merupakan anugrah"

 

Perlu juga dukungan bagi para korban dan keluarganya dari segi psikis untuk dapat mengurangi trauma yang mereka alami dan membantu mereka untuk bisa kembali menjalani hidup mereka. Selain itu, perlu juga diajarkan kepada anak - anak bagaimana mereka harus bersikap saat ada temannya yang mengalami hal tersebut. Korban pastinya akan merasa minder dan takut diolok-olok oleh temannya. Sehingga memang penting kita mengajari anak - anak untuk dapat bersikap kepada korban.

 

Film ini patut diberikan nilai 10 dari 10. Diberikan nilai sempurna, karena dari segi cerita, pesan dan pelajaran yang kita dapat, peran dari masing - masing pemeran, film ini memang pantas untuk ditonton dan dapat ditonton berulang kali. Saya rekomendasikan kamu untuk menonton film tersebut.

 

"Orang kesepian adalah orang paling baik. Orang yang bersedih senyumnya paling cerah, Karena mereka tidak mau orang lain merasakan sakit yang sama."

 

===

 

(aluna)


 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

1 Komentar