Review Five Minutes To Tomorrow (2014) - Siapa diriku yang sebenarnya?

 

Five Minutes to Tomorrow | 2014 | 2h 9m

Genre : Romance| Negara: Chinese

Director: Isao Yukisada | Writers: Takayoshi Honda, Anne Horiizumi

Pemeran: Haruma Miura, Shi Shi Liu, Hsiao-chuan Chang, dll

IMDB : 5.7/10

My Rate : 7/10

 

Apakah kita dapat mengenali pasangan atau orang yang kita cintai saat dirinya memiliki seseorang yang benar - benar mirip dengan dirinya atau akankah kita tertipu oleh keduanya?

 

Film yang diadaptasi dari sebuah novel karangan Honda Takayoshi ini menceritakan tentang saudara kembar identik yang bernama Roulan dan Rumei serta kisah cinta mereka dan konflik yang timbul akibat keduanya. Roulan dan Rumei terlihat sama dan sulit dibedakan. Mereka memiliki kebiasaan untuk bertukar peran satu sama lain. Hingga membuat ingatan mereka tercampur satu sama lain dan mengalami krisis identitas.

 

Adegan dibuka dengan dimana seorang anak perempuan berbaju merah memecahkan kaca dengan cara melemparkan batu. Selanjutnya dirinya berlari ke arah seorang anak yang mirip dengannya sedang bermain ayunan. Anak tersebut amat mirip hanya berbeda warna baju yang dikenakan. Anak di ayunan tersebut mengenakan pakaian berwarna hitam. Saat itu anak berbaju merah meminta anak berbaju hitam untuk bertukar pakaian. Akhirnya anak yang tadinya berbaju hitam, dialah yang dituduh memecahkan kaca.


Five minutes to tomorrow
Ahliang bertemu dengan Roulan

Ah liang (Haruma Miura) adalah seorang Jepang yang saat itu menetap di Shanghai sebagai seorang teknisi perbaikan jam, selalu pergi berenang setelah bekerja. Di kolam berenang tersebut dirinya bertemu dengan Roulan (Shi Shi Liu juga memerankan Rumei) dan terpesona dengannya. Setelah keduanya selesai berenang, Roulan meminta Ah liang menemaninya untuk mencari sebuah hadiah. Mereka berkeliling kesana kemari, tetapi tidak mendapatkan hadiah yang diharapkan. Hingga Ah liang membawa Roulan ke tempatnya bekerja dan menghadiahinya sebuah jam.

 

Keesokan harinya, Ah liang mendapatkan sebuah kejutan yang tidak terduga. Ternyata Roulan memiliki seorang kembar identik yang bernama Rumei. Keduanya sulit untuk dibedakan karena terlihat begitu mirip, tetapi memiliki sifat yang berbeda. Hadiah jam yang sebelumnya diberikan untuk hadiah pernikahan Rumei. Rumei adalah seorang model dan pemain film, sedangkan Roulan bekerja sebagai penulis lepas.

 

Roulan dan Rumei mengajak Ah liang berlibur bersama tunangan Rumei yaitu Tianlun (Hsiao-chuan Chang) yang merupakan seorang produser film. Mereka bermain golf dan menghabiskan waktu bersama. Hingga Roulan merasa kesal dengan sikap Rumei kepadanya dan memilih untuk pergi. Saat itulah Ah liang mengejar dan mengikutinya.

 

Krisis Identitas

 

Roulan mengungkapkan perasaaannya kepada Ah Liang. Roulan menceritakan hubungannya dengan Rumei dan bagaimana perasaannya dengan keberadaan Rumei di sekitarnya. Roulan menganggap Rumei telah mengambil kehidupannya dan dirinya tidak merasa lebih berharga. Bahkan berharap Rumei menghilang dari dunia ini atau memilih untuk membuat dirinya menghilang.

 

Ah liang membawa Roulan untuk tinggal bersamanya di toko jam tempat dia bekerja. Mereka pun semakin dekat satu sama lain. Benih - benih cinta mulai muncul di antara mereka. Hingga suatu ketika, saat Roulan dan Ah liang pergi ke Bioskop untuk menonton. Orang - orang di sekitarnya mengira bahwa dirinya adalah Rumei dan meminta untuk foto bersama. Saat itulah Tianlun datang menolongnya, tetapi menganggap bahwa Roulan adalah Rumei.

 

Roulan dan Rumei akan berlibur bersama ke Mauritius. Namun, sebuah berita mengejutkan terdengar. Kapal yang ditumpangi mereka mengalami kecelakaan dan mengakibatkan satu di antara mereka meninggal. Siapakah yang tetap hidup? Apakah mereka dapat mengetahui perbedaannya?

 

Film ini memiliki jalan cerita yang menarik, dimana mengisahkan dua wanita kembar identik yang mengalami krisis identitas dan bahkan dirinya sendiri meragukan jati dirinya. Hal yang sering kali terjadi pada saudara kembar terutama kembar identik. Roulan dan Rumei dimainkan oleh satu orang, Shi shi liu. Menurut saya, Shi shi liu berhasil memerankan keduanya dan bisa memberikan perbedaan antara keduanya.

 

Selain itu, editing pada film ini juga cukup baik. Saat Roulan dan Rumei berada di dalam satu frame, tidak terlihat janggal dan terlihat alami. Bahkan pada awalnya saya mengira, Roulan dan Rumei benar merupakan dua orang yang berbeda. Hingga dimana saya mengetahui bahwa mereka diperankan oleh satu orang yang sama.

 

Hanya saja, saat salah satu diantara mereka meninggal, penonton juga sulit menebak siapa yang sebenarnya masih hidup. Memang pada cerita sendiri dikisahkan bahwa Tianlun tidak dapat mengalami keraguan bahwa yang bersamanya adalah Ruolan, bukan Rumei. Bahkan meminta bantuan Ah Liang untuk memeriksanya. Tianlun bersikukuh bahwa yang bersamanya adalah Roulan.

 

Beberapa kekurangan yang menurut saya seharusnya dapat lebih dimaksimalkan, yaitu alur cerita yang kurang mengalir. Latar belakang cerita para tokoh tidak terbangun dengan baik, kecuali mengenai latar belakang krisis identitas yang mereka rasakan, karena kebiasaan mereka bertukar peran. Status Ah Liang yang merupakan orang jepang tidak memberikan efek apapun di dalam film.


Five minutes to tomorrow
Roulan yang dikerumuni oleh penggemar Rumei
 

Hal yang tidak masuk akal terjadi saat Roulan berada di bioskop. Tetiba Tianlun bisa muncul disana dan membawanya langsung masuk ke dalam mobil. Selain itu, dirinya tidak menanyakan apakah yang bersamanya adalah Roulan atau Rumei. Tianlun langsung seketika menganggap bahwa wanita tersebut adalah Rumei. Seharusnya sebagai seorang kekasih yang sudah hampir menikah, dirinya sudah dapat membedakan antara mereka berdua. Namun, Tianlun benar - benar tidak mengetahui perbedaannya. Apakah Roulan dan Rumei sering bertukar peran bertemu dengan Tianlun?

 

Dengan tema yang menarik harusnya dapat dieksekusi dengan lebih apik. Saya memberikan nilai 7 dari 10 untuk film ini. Film ini masih dapat dinikmati, meski mungkin sampai akhir penonton masih dibuat bingung dengan ending yang dipaparkan. Saya sendiri merasa kurang puas dengan ending yang disajikan dan merasa masih begitu banyak keraguan dan tanda tanya saat menonton.

 

Namun, peran dari masing - masing tokoh bisa dibilang cukup baik. Bagaimana pendapatmu?

 

(aluna)

 


 

 

 

 

 


Posting Komentar

0 Komentar