Review Oh My God (2015) - Sebuah Anugrah dari Langit

 

Oh My God (Original Title: Cong tian er jiang) | 2015 | 1h 39m

Genre : Comedy, Sci-fi| Negara: China

Director: Min Wei, Nan Wei | Writers: Xi Li, Jingdu Pan, Min Wei

Pemeran: Cheney Chen, Jiang Wen, Yixing Zhang, Xiaolu Li, dll

IMDB : 4.3/10

My Rate : 7/10

Sebuah batu turun dari langit dan berubah menjadi bayi yang lucu, menjadikan kehidupan 4 sekawan yaitu Chenmo, Leyi, Miga, dan Mohan bagaikan sebuah perjalanan roller coaster.

 

Sinopsis

 

Mohan (Jiang Wen) saat itu sedang melakukan sebuah ritual di atas atap rumah yang mereka tempati agar cintanya kepada Chen Mo (Cheney Chen) terwujud. Sedangkan di dalam rumah tersebut Lu Miga (Xiaolu Li) dan Le yi (Yizing Zhang) bersama dengan bibi Miga sedang berdiskusi mengenai kelanjutan hubungan mereka. Miga dan Leyi yang telah tinggal bersama selama 2 tahun dipertanyakan kelanjutan hubungannya, karena ternyata Chenmo juga tinggal bersama dengan mereka dan membuat Miga merasa terganggu.


Oh My God (2015)
Mohan yang melakukan ritual di atap rumah


Chenmo adalah sahabat Leyi dari kecil, sehingga Leyi amat menyayanginya dan tidak ingin Chenmo pindah dari rumah tersebut. Namun, Miga yang umurnya lebih tua dari Leyi sudah dituntut oleh keluarganya untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Miga merasa keberadaan Chenmo menjadi penghalang dalam hubungan mereka. Sedangkan Mohan, teman Miga menyukai Chenmo, tetapi Chenmo tidak menunjukkan rasa yang sama.

 

Saat Mohan melakukan ritual permohonan tersebut, tiba-tiba sebuah batu bersinar turun dari langit. Seakan menjadi jawaban dari permohonan Mohan, batu tersebut menunjukkan respon atas semua yang dikatakan Mohan. Namun, lama kelamaan batu tersebut terlihat melemah dan jatuh dari atap gedung tepat mengenai atap mobil Chenmo yang sedari tadi menunggu di dalam mobilnya di luar rumah. Chenmo lalu mengambil batu tersebut dan membawanya ke dalam rumah dan meminta Mohan untuk ikut turun dan masuk ke rumah.

 

Chenmo meletakkan batu tersebut di meja ruang tamu. Setelah melakukan diskusi, Miga yang masih ada urusan di kantornya akhirnya memutuskan untuk pergi. Namun, dirinya memberikan pilihan kepada Leyi untuk segera memutuskan akan tetap bersamanya atau memilih tetap tinggal bersama Chenmo. Sedangkan Mohan meminta izin kepada bibinya agar bisa menginap di rumah tersebut dan mencoba mendapatkan hati Chenmo.

 
Anugrah dari langit

 

Di pagi hari, mereka dikejutkan dengan keberadaan seorang bayi laki - laki tampan di ruang tamu rumah mereka. Mereka selanjutnya saling tuduh siapa sebenarnya ayah dari bayi tersebut. Miga merasa curiga karena bayi tersebut sangat mirip dengan Leyi pada saat bayi. Akhirnya mereka memutuskan akan melakukan tes DNA atas bayi tersebut.


Oh My God (2015)
Bayi yang muncul secara tiba - tiba
 

Hasil tes DNA atas bayi tersebut diluar dari logika. Bayi tersebut memiliki kecocokan DNA sebagian besar (99%) dengan Chenmo, tetapi juga memiliki kecocokan sekitar 10% dengan Leyi. Namun, tidak mungkin bayi tersebut merupakan anak mereka.

 

Mereka berencana untuk menyingkirkan anak tersebut dari kehidupan mereka dengan membuat beberapa skenario pembuangan. Namun, semua skenario tersebut tidak jadi dilakukan karena dalam bayangan mereka semua skenario akan berakhir dengan buruk. Sehingga mau tidak mau mereka berempat memilih untuk merawat dan menjaga bayi tersebut, meski sebagian besar dilakukan oleh Mohan dan Chenmo.


Oh My God (2015)
Kiri ke kanan: Leyi, Miga, Chenmo, Mohan sedang menginterogasi bayi tsb.

Bayi tersebut adalah jelmaan dari batu yang ditemukan oleh Chenmo. Bayi tersebut sebenarnya telah memberitahukan asal usulnya kepada mereka melalui siaran televisi. Namun, mereka menganggap bahwa siaran yang muncul hanya kebetulan saja. Mereka percaya bahwa bayi tersebut bukan bayi biasa, saat mereka mendengar suara dari bayi tersebut.

 

Lalu apa yang selanjutnya akan terjadi dalam hidup mereka?

 
Ulasan

 

Film ini mengambil tema dimana bayi tersebut merupakan sebuah jelmaan dari makhluk luar angkasa yang muncul di bumi. Secara jalan cerita cukup imajinatif dan menarik, unsur komedi dari cerita yang ditampilkan juga cukup bisa membuat kita tersenyum. Meski saya rasa kurang, mengingat genre dari film ini adalah komedi, maka harusnya bisa lebih dioptimalkan.  Alur cerita mengalir dengan baik, ending juga dieksekusi dengan cukup baik. Konflik yang ditunjukkan juga cukup baik.

 

Dari segi sinematografi, pastinya cukup menarik ya, karena film ini temanya unik maka sinematografi yang ditunjukkan juga cukup unik. Editing, pemilihan lagu, juga cukup mendukung tiap adegan yang ada di dalam film. Hanya saja di adegan tertentu seperti saat kelas pengajaran bapak, pencahayaannya sangat terang dan membuat penonton sulit untuk melihat dengan jelas pada saat adegan tersebut.


Oh My God (2015)
Chenmo masuk ke ruangan pelatihan jadi menbapak
 

Selain itu terdapat beberapa adegan yang menurut saya di luar logika, meskipun akting dari para tokohnya cukup baik. Maksud dan tujuan kehadiran bayi tersebut di tengah-tengah kehidupan mereka kurang begitu jelas. Bagaimana mereka bisa dengan tenangnya menerima keberadaan bayi tersebut yang jelas - jelas bukan bayi biasa, tidak ada rasa takut yang ditunjukkan saat bayi tersebut muncul. Mereka hanya terkejut dan saling menyalahkan kepemilikan dari bayi tersebut.

 

Terdapat adegan juga dimana Chenmo berada di bioskop hanya berdua dengan bayi tersebut. Apakah Chenmo menyewa satu bioskop untuk hanya bisa berdua dengan bayi tersebut? Dan beberapa adegan lainnya yang menurut saya tidak perlu ada, karena tidak menambah makna apapun dalam cerita. Malah membuat cerita tersebut menjadi blur dan tidak bermakna.

 

Meskipun demikian, film ini masih bisa dinikmati dan cukup menghibur. Kita juga dapat mengambil pelajaran dimana seringkali hal tidak terduga terjadi dalam hidup kita. Tuhan memberikan hal yang tidak terduga tersebut dan membuat hidup kita menjadi lebih baik. Asalkan kita dapat menerimanya dengan baik. Mulai memahami diri sendiri dan orang di sekitar kita membuat hati dan pikiran kita dapat terbuka. Sehingga kita dapat melihat segala sesuatunya dengan kacamata yang berbeda.

 

(aluna)

 

 

Posting Komentar

0 Komentar