Review Haunted Sisters (2017) - Sebuah teror yang tak terduga

 


Haunted Sisters (Original Title: Tong ling jiemei) | 2017 |1h 29m

Genre : Drama, Horror, Thriller | Negara: China

Director : Sa-li Mo | Writers: -

Pemeran: Luoxi Liu, Yichen Liu, Tevin, dll

IMDB : 3.9/10

My Rate : 5/10

 

Anning yang kehilangan anaknya dihantui rasa bersalah dan tidak sengaja melukai kakaknya hingga harus menjadi ibu pengganti bagi anak kakaknya.

 

Sinopsis 

 

Anning saat bermain bersama anaknya, Xiao Xue, tiba - tiba diserang oleh seorang pria bertopeng. Anning berhasil melukai orang tersebut, tetapi rumahnya mengalami kebakaran yang mengakibatkan anaknya meninggal. Hal ini membuat dirinya menjadi depresi berat.

 

Setelah menjalani pengobatan, Anning tinggal bersama Zhao Min dan keluarganya. Zhao min adalah temannya yang sudah dianggap sebagai saudara. Zhao Min memiliki seorang suami dan seorang anak perempuan, Meina. Meina tidak terlalu menyukai keberadaan Anning di rumahnya. 

 
Bayang - bayang Xiao Xue

 

Anning mengalami kejadian aneh selama tinggal di rumah Zhao Min. Boneka yang dihadiahkannya kepada Meina terus muncul dan mengganggunya. Bayang - bayang Xiao Xue juga terus menampakkan diri di hadapannya.

 

Anning melihat bayang - bayang Xiao Xue dalam diri Meina. Hal ini membuat Meina ketakutan dan Zhao Min pun panik. Anning melarikan diri dari rumah, Zhao Min berusaha untuk mencarinya hingga sampailah mereka di sebuah hutan.

 

Dalam hutan tersebut terdapat kuburan Xiao Xue. Zhao Min meyakinkan Anning bahwa Xiao Xue telah meninggal dan dihadapan mereka adalah kuburannya. Namun Anning tidak terima dan bahkan membuat Zhao Min terluka.

 

 Zhao Min pun meninggal dunia, ayah Zhao membawa Anning untuk dirawat di rumah sakit jiwa. Namun ternyata gangguan yang dialaminya juga mengikuti hingga tempat dia dirawat. Anning kembali ke rumah Zhao Min dan menetap disana.

 

Apa yang selanjutnya terjadi pada Zhao Min?

 

Ulasan

 

Film Haunted Sisters ini menurut saya memiliki ide cerita yang cukup menarik, hanya saja eksekusinya amat buruk. Bahkan ternyata di bawah dari ekspektasi saya atas film ini. Ide cerita dimana adiknya kehilangan anaknya dan menjadi depresi hingga dirinya menganggap anak kakaknya adalah anaknya, jika film ini dieksekusi sesuai dengan ide utamanya mungkin bisa menjadi suatu hal yang baik.

 

Sayangnya cerita malah beralih menjadi sesuatu yang tidak jelas, ide pokok cerita menjadi hilang dan banyak adegan yang tidak penting di dalamnya. Penonton akan merasa bingung sebenarnya cerita yang mana yang akan diangkat oleh director sebagai cerita utama. Film ini juga saya rasa gagal dalam menyajikan suasana horror atau thriller, semuanya seakan setengah - setengah.

 

Beberapa detail adegan juga tidak diperhatikan. Banyak cerita yang tidak kuat dalam latar belakangnya dan tidak masuk akal. Sebagian besar adegan hanya diisi dengan Anning yang teriak - teriak memanggil nama anaknya sambil berkeliling tidak jelas.

 

Akting dari para pemain juga tidak begitu bagus, malah masuk kategori buruk. Ekspresi dari para pemain begitu datar, padahal harusnya intensi dari horror berupa ketakutan bisa terpancar di para pemainnya. Ada adegan dimana tidak dilakukan dengan totalitas, seperti saat Anning dipukul, pukulannya terlihat sangat palsu tapi lucunya Anning langsung pingsan.

 

Film ini juga sepertinya menjual sensualitas dimana tokoh utama kebanyakan menggunakan baju tidur atau baju yang sedikit terbuka. Intinya saya merasa kecewa saat menonton film ini. Namun, saya tetap memberikan nilai 5/10 karena masih ada nilai - nilai yang dapat kita ambil dari film ini. Jika saya diminta untuk menonton kembali, sepertinya cukup sekali saja.

 

Pelajaran yang dapat kita ambil dari film ini adalah kita harus bisa menilai seseorang dengan mendalam. Jangan hanya menilai mereka dari tampilan luarnya saja. Agar kita tahu bahwa orang yang bersama kita benar - benar orang yang baik dan bukan seorang psikopat.

 

(aluna)

 

Posting Komentar

0 Komentar