Daily
Fantasy (Ri chang huan xiang zhi nan) | 2021| 1h 38m
Genre : Comedy, Fantasy, Romance
| Negara: China
Director: Dong
Liang | Writers: Dong
Liang
Pemeran:
Yanlin Wang, Junyan Jiao, Jack Kao, dll
IMDB:
6.1/10
Tomatometer : -%
My Rate : 8/10
A Zhen tersambar petir setelah mencuri patung Sun Go Kong yang menyebabkan dirinya dapat berbicara dengan benda mati, ia pun harus mengembalikan semua barang curiannya untuk bisa kembali normal.
Peringatan:
-
Sinopsis:
A zhen (Yanling Wang) merupakan seorang
pencuri ulung. Dirinya melakukan pencurian besar dengan mencuri patung Sun Go
Kong yang sangat berharga. Namun, A Zhen tidak dengan mudah menyerahkan patung
tersebut kepada Hei Ge (Jack Kao) karena mengetahui harga yang sebenarnya dari
patung itu. A Zhen memilih untuk menyimpan patung tersebut di rumahnya.
Dirinya tidak mengetahui bahwa pencurian
itu akan membawa perubahan drastis dalam hidupnya. Petir yang sangat besar
menyambar A Zhen. Dirinya teringat kembali di masa sekolah dimana dirinya
dituduh mengambil dompet milik kepala sekolahnya dan lalu mendapatkan hukuman.
A Zhen saat itu berjanji, jika dirinya mencuri maka petir akan menyambarnya.
Hal itu pun terjadi.
A
Zhen terbangun dari tidurnya dan menemukan bahwa benda mati di rumahnya seperti
kulkas, kursi, toilet, dll seakan hidup dan menunjukkan sisi ‘manusia’ mereka.
A Zhen merasa hal tersebut cukup aneh dan menganggap itu hanya halusinasinya.
Namun, A Zhen menyadari bahwa itu merupakan dampak dari sambaran petir yang
dialaminya.
A Zhen mencoba untuk pergi ke rumah
sakit untuk berobat, tetapi dokter yang ada di rumah sakit tersebut yang tidak
lain adalah mantan kepala sekolahnya tidak percaya dengan cerita A Zhen. Secara
tidak sengaja, malah bertemu dengan cinta pertamanya, Caomei (Jiao Junyan).
Caomei percaya bahwa A Zhen menderita gangguan jiwa dan mencoba untuk
menolongnya meski A Zhen tidak benar-benar gila.
A Zhen berpura-pura gila demi bisa
bertemu dengan Caomei lebih sering. Waktu berlalu, A Zhen mulai terbiasa dengan
keberadaan 'jiwa' yang dilihatnya. Dengan mendengarkan para ‘jiwa’ yang
dilihatnya, A Zhen berupaya untuk menyembuhkan dirinya. Akankah A Zhen kembali
normal?
Ulasan:
Daily Fantasy merupakan film yang
diadaptasi dari komik series dengan judul yang sama. Ide cerita film ini cukup
menarik, dimana tokoh utamanya dapat melihat sisi hidup dari para benda mati.
Hal ini membuat saya terbayang dimana dalam Islam, setiap benda itu akan
memberikan kesaksian mengenai kehidupan kita di hadapan Allah. Mungkin ini bisa
menjadi gambaran ternyata para benda itu memperhatikan kita.
Memang tidak masuk akal jika seorang di
sambar petir yang sangat besar dan masih bisa bertahan hidup. Namun, itulah
keajaiban yang ingin digambarkan oleh film ini. Petir itu sebenarnya bukan
petir biasa, tetapi petir yang diberikan Dewa untuk mengingatkan A Zhen
mengenai sumpahnya. Dalam film ini juga seakan diajarkan untuk berbuat kebaikan
dalam hidup baru kita bisa merasa tenang (tidak lagi dihantui ketakutan akan
disambar petir).
Film ini cukup ringan dan menghibur, tetapi jika diresapi memiliki makna yang cukup dalam mengenai kehidupan. Penggambaran para 'jiwa' juga dilakukan dengan amat kreatif. Semuanya disesuaikan penampilannya dengan benda yang direpresentasikannya. Sebagai contoh kulkas yang digambarkan dengan seorang perempuan berpenampilan seperti es, toilet yang menggunakan baju sesuai warna toilet tsb, dan lain sebagainya. Hal ini membutuhkan sebuah kreatifitas yang tinggi.
Pemilihan lagu juga dilakukan dengan
baik dan sesuai dengan tiap adegannya. Konflik yang ditampilkan juga cukup
menarik dimana dibumbui dengan cerita romantis yang juga cukup ringan. Secara
keseluruhan film ini cukup layak untuk ditonton bagi yang menyukai
cerita-cerita ringan dan sedikit konyol.
Adegan yang mengesankan:
Mobil
tua yang dimiliki A Zhen rusak karena tersambar petir. Mau tidak mau, karena
sparepart mobil tersebut sulit ditemukan. Bengkel menyarankan mobil tersebut
untuk dihancurkan. A Zhen lalu mendatangi tempat penghancuran mobil untuk
bercengkrama dan mengucapkan selamat tinggal dengan 'jiwa' mobil tersebut yang
digambarkan sebagai seorang kakek tua.
Dalam
adegan tersebut, kakek tua itu memberikan petuah kepada A Zhen untuk menjalani
hidupnya dengan lebih baik. Seperti seorang ayah yang memberikan nasihat pada
anaknya di saat - saat akhir hidupnya. Adegan ini cukup menyentuh hati.
Dialog mengesankan:
"Aku tak mau berbuat salah dalam hidupku."
A Zhen mengembalikan payung milik Caomei
yang dicurinya. A Zhen tidak tahu bahwa payung tersebut begitu berharga.
Dirinya mencuri karena merasa cemburu Caomei menggunakannya bersama dengan
lelaki lain. Dalam percakapannya A Zhen mengatakan dirinya tidak mau berbuat
salah dengan menyimpan payung tersebut. Adegan itu menyiratkan bahwa A Zhen
ingin mencoba memperbaiki semuanya.
Ending:
Happy Ending.
Rekomendasi:
Worth to Watch!
(Aluna)
0 Komentar