Review Film Parasite in Love (2021)

 

Review Film Parasite in Love (2021)

Parasite in Love | 2021 | 1h 40m

Genre : Romance| Negara: Japan
Director: Kensaku Kakimoto | Writers: Sugaru Miaki, Yukiko Yamamuro
Pemeran: Kento Hayashi, Nana Komatsu, Arata Iura
IMDB: 6.0
My Rate : 9/10

Hijiri dan Kosaka tidak mengetahui dengan pasti apakah ketertarikan yang dirasakan satu sama lain murni sebagai perasaan cinta atau hanya ilusi yang dibuat oleh parasite dalam otak mereka.  

Peringatan:

Terdapat adegan bunuh diri

 

Sinopsis Parasite in Love:

Kosaka (Kento Hayashi), menderita mysophobia yang membuat dirinya kesulitan untuk berada di lingkungan masyarakat. Ketakutannya terhadap germ dan bakteri yang berlebihan menghancurkan semuanya. Bayangan - bayangan ekstrem terus muncul meski dari hal - hal kecil seperti seorang yang bersin di sebelahnya. Kosaka selalu menggunakan pakaian tertutup, topi, masker, dan sarung tangan untuk menghindari paparan germ dan bakteri dari sekitar.

Review Film Parasite in Love (2021)

Hijiri (Nana Komatsu), menderita scopophobia dimana dirinya amat takut atau merasa tidak nyaman dengan tatap orang kepada dirinya. Hijiri merupakan anak remaja SMA, hanya saja phobia yang dimilikinya membuat dirinya memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah. Hijiri selalu mengenakan headphone untuk mengalihkan perhatiannya dari tatapan orang di sekitar. Dengan headphone tersebut, Hijiri merasa lebih nyaman dan aman.


Review Film Parasite in Love (2021)

Kosaka dan Hijiri tidak sengaja bertemu saat Kosaka pingsan di tengah jalan. Hijiri membawanya ke tempat kakeknya yang merupakan seorang dokter. Hijiri merasakan koneksi dengan Kosaka, karena merasa memiliki kesamaan satu sama lain.

Kosaka dipaksa oleh kenalan Hijiri untuk menjadi teman Hijiri dan mencari tahu alasan Hijiri tidak ingin pergi ke sekolah. Meskipun awalnya Kosaka tidak menyukai hal tersebut dan membuatnya tidak nyaman. Namun, Kosaka dan Hijiri makin dekat satu sama lain. Hingga suatu fakta muncul ke permukaan, tentang parasit yang ada di dalam otak mereka dan akan mengubah pandangan atas segala yang terjadi.

 

Ulasan Parasite in Love:

Film Parasite in Love merupakan Film yang didasarkan pada Novel berjudul Koi Suru Kiseichu karangan Sugaru Miaki. Ide cerita cukup menarik dan unik. Mungkin tidak banyak orang yang memiliki ide dimana menjadikan sebuah parasit sebagai sumber dari penyakit mental yang dirasakan oleh seseorang. Bahkan parasit tersebut dianggap yang mengendalikan pikiran dan perasaan dari orang yang memilikinya.

Pemilihan musik disesuaikan dengan tiap adegan dan mendukung dalam pembangunan suasana di tiap adegan. Pergerakan kamera dan teknik editing yang digunakan cukup baik. Terdapat adegan yang membutuhkan detail ditunjukkan dengan metode close up atau extreme close up yang membuat penonton dapat melihat secara detail pesan yang disampaikan di layar. Beberapa adegan yang membutuhkan suasana yang berbeda disajikan dalam bentuk slow motion. Penggunaan efek CGI juga cukup halus dan tidak berlebihan.

Cerita disajikan dengan baik dan sistematis, tidak terdapat dialog yang sia - sia. Semua tersajikan dengan padat dan jelas. Pembangunan latar belakang dan karakter dari masing - masing tokoh utama juga disajikan dengan amat baik. Sehingga penonton dapat memahami cerita secara keseluruhan

Akting dari para pemain tidak dapat diragukan lagi. Nana Komatsu yang berperan sebagai seorang anak SMA yang memiliki ketakutan pada tatapan orang, dapat menunjukkan hal tersebut dengan amat baik. Begitu pula dengan Kento Hayashi yang berperan sebagai Kosaka, aktingnya sangat alami dan tidak kaku. Pastinya akan ada kesulitan sendiri untuk bisa memperlihatkan phobia dari masing - masing tokoh yang diperankan.

Hanya saja, terdapat sedikit hal yang mungkin terlewat saat penyajian cerita. Namun, detail ini tidak terlalu mengganggu atau merusak cerita. Hanya sedikit menjadi suatu hal yang tidak konsisten. Adegan tersebut adalah saat dimana Kosaka dan Hijiri terlihat kesulitan saat berada di café seakan hal itu menjadi hal yang pertama kali mereka lakukan. Padahal sebelumnya Kosaka dan Hijiri pernah bertemu di sebuah café dan tidak ada ketakutan yang ditunjukkan oleh mereka masing - masing.

Selain itu, Kosaka yang memiliki germphobia rasanya tidak masuk akan dirinya yang mengajak Hijiri bertemu di café. Saat dirinya tidak suka disentuh dan takut dengan bakteri, dia dapat dengan santai meminum kopi dari gelas yang disajikan oleh café. Bukankah rasanya agak sedikit tidak konsisten?

Secara keseluruhan, film ini menjadi film yang direkomendasikan bagi kamu yang menyukai cerita romance dengan sedikit fantasi di dalamnya. Interaksi dan chemistry dari para pemain terbangun dengan baik.

 

Adegan yang mengesankan:  

Hijiri merasakan keputusasaan dan kesedihan saat kakeknya memintanya untuk melakukan treatment penyembuhan yang bisa berdampak hilangnya perasaan cinta yang dirasakannya pada Kosaka. Kosaka mengesampingkan phobianya dan memeluk Hijiri dengan erat untuk menenangkannya.

Dalam adegan ini terlihat bahwa, saat kita benar - benar menyayangi seseorang, kita akan bisa melakukan apapun bahkan mengesampingkan ketakutan besar yang selama ini kita rasakan.

 

Dialog mengesankan:

"Let's get treated and do normal stuff again."

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar