A Land Imagined (Original title:
Huan Tu)| 2018 | 1h 35m
Genre :
Drama/Mystery | Negara: Singapore-FranceNetherlands
Director: Siew Hua Yeo | Writers: Siew Hua Yeo
Pemeran: Peter Yu, Xiaoyi Liu, Yue
Guo, dkk
IMDB: 6.2
My Rate :
7/10
Lok menyelidiki hilangnya Wang, pekerja imigran China yang cidera di lokasi konstruksi tempatnya bekerja, dan merasakan hubungan emosi yang aneh antar mereka.
Peringatan:
Terdapat kata -
kata kasar, kekerasan, dan ketelanjangan
Sinopsis A Land Imagined:
Dua orang detektif menyelidiki hilangnya seorang pekerja imigran China yang bekerja di salah satu konstruksi. Pekerja tersebut, Wang (Liu Xiaoyi), telah lama menghilang. Namun, tidak ada satupun rekan kerja atau bosnya yang peduli dengan hal tersebut.
Dalam pencariannya, Lok (Peter Yu), detektif yang memiliki permasalahan tidur mencoba untuk menelusuri jejak kebiasaan dari Wang. Dirinya merasa memiliki keterkaitan hubungan emosi dengan Wang. Lok merasa dalam Mimpinya, Lok pernah mengalami keseharian yang dilalui Wang.
Wang adalah pekerja imigran China yang bekerja di tempat konstruksi di Singapura. Wang mengalami kecelakaan kerja yang menyebabkan tangannya terluka. Bosnya pun mengistirahatkannya dengan memindahkan pekerjaannya menjadi supir antar jemput bagi para pekerja Bangladesh yang mempertemukannya dengan Ajit.
Sejak cidera
tersebut, Wang jadi kesulitan untuk tidur. Dirinya menghabiskan berhari - hari
tidak tidur. Jika tidak pergi ke tempat Ajit, dirinya menghabiskan waktu di
rental komputer untuk bermain game semalaman. Hingga suatu hari Ajit menghilang
tanpa kabar setelah pergi dengan asisten dari bosnya.
Wang pun mencari keberadaan Ajit, meski tidak diketahui apakah semua itu hanya
ilusinya semata atau benar nyata. Akankah Lok menemukan keberadaan Wang?
Ulasan A Land Imagined:
A Land Imagined, film yang mengangkat tema yang cukup sensitif yaitu kehidupan pekerja imigran di Singapura. Hilangnya Wang dan ketidaktahuan para pekerja bahkan pimpinan tempat kerja mereka memperlihatkan bagaimana nasib dari para pekerja yang tidak diperhatikan. Bahkan film dibuka dengan adegan dimana salah satu pekerja naik ke atas tempat yang tinggi seakan - akan ingin mengakhiri hidupnya. Hal ini menggambarkan begitu kerasnya kehidupan pekerja disana.
Penyampaian cerita yang dilakukan dengan artistik dan naratif, membuat beberapa penonton sulit untuk memahami makna cerita. Terlebih alur cerita yang menggunakan alur maju mundur dan pencampuran antara kenyataan dan imajinasi. Sehingga tidak terlihat jelas batasan antara keduanya dan hingga akhir tidak diketahui dengan pasti, kejadian yang nyata terjadi.
Cerita juga seperti tidak memiliki konklusi atau kesimpulan yang jelas. Banyak hal dan kejadian yang tidak mendapatkan jawaban. Keterkaitan dan kesamaan antara Lok dan Wang pun sulit terlihat, kecuali keduanya memang sama - sama mengalami susah tidur. Kejelasan cerita mengenai hilangnya Wang atau Ajit juga tidak mendapat jawaban.
Hal yang membingungkan adalah bagaimana kedua detektif tersebut mengetahui hilangnya Wang? Sedangkan pekerja dan pimpinan disana tidak mengetahui hal tersebut. Siapa yang melaporkan hal tersebut pada mereka? Hal ini masih menjadi suatu tanda tanya.
Terdapat adegan yang rasanya tidak diperlukan dan tidak memberikan nilai apapun di dalam film, seperti saat Lok berlari di treadmil tanpa menggunakan pakaian. Rasanya adegan tersebut tidak perlu ditampilkan. Jika ingin memperlihatkan bahwa mental Lok terganggu, mungkin bisa dilakukan dengan cara yang lain.
Beberapa adegan yang juga kurang masuk akal. Saat Lok bertemu dengan Ajit, dirinya tidak dengan jelas menanyakan keberadaan Wang. Bahkan tidak menaruh kecurigaan sedikit pun dengan sikap Ajit yang aneh. Saat Mindy mengatakan akan membawa Lok bertemu dengan Wang dan malah membawanya ke tempat untuk berpesta. Lok malah sibuk berjoget dan melupakan tujuannya mencari Wang.
Namun, secara pengambilan gambar, detail, framing, dan pencahayaan cukup baik. Dari segi cinematography memang cukup baik. Akting dari para pemain juga cukup menarik. Pemilihan musik dan sound effect juga sesuai dan menambah rasa misteri dalam film tersebut.
Secara keseluruhan, film ini masih
cukup layak untuk ditonton dan dinikmati.
Adegan yang mengesankan:
Wang yang merasa sulit untuk tidur mendatangi Ajit di mess yang berbeda. Ajit dan rekan kerja lainnya yang berasal dari tempat yang sama, memiliki kebiasaan untuk menghabiskan malam dengan menari bersama. Wang ikut menari dalam kerumunan tersebut secara bebas.
Dalam adegan ini, penonton dapat
melihat suasana dan emosi yang berkecamuk dalam diri Wang yang seakan
terlepaskan saat dirinya berada dalam kerumunant tersebut.
Dialog mengesankan:
"I think I had a dream, dreamed of my own death."
Ending:
Cliffhanger
Rekomendasi:
Worth to Watch
(Aluna)
0 Komentar