Review Film Banyu Biru (2005)

 

Review Film Banyu Biru (2005)

Banyu Biru | 2005 | 1h 18m
Genre : Drama/Comedy | Negara: Indonesia
Director: Teddy Soeriaatmadja | Writers: Rayya Makarim, Prima Rusdi, Teddy Soeriaatmadja
Pemeran: Tora Sudiro, Dian Sastrowardoyo, Slamet Rahardjo
IMDB: 6.6
My Rate : 10/10

Banyu mencoba untuk mencari ketenangan atas hidupnya dan melakukan perjalanan yang unik, setelah masalah di masa lalu yang tak kunjung selesai dan masalah pekerjaan yang terus dilimpahkan padanya hanya karena dianggap 'pegawai teladan dan handal'.

Peringatan:

Terdapat adegan sensual dan rokok.

 

Sinopsis :

Banyu (Tora Sudiro) menganggap bahwa ayahnya (Slamet Rahadjo) sebagai ayah yang 'jahat' dimana tidak pernah hadir dalam kehidupannya dan sang ibu. Banyu merasa ayahnya terlalu sibuk hingga tidak ada waktu bagi mereka. Hal ini semakin buruk setelah adiknya, Biru, meninggal di kolam berenang yang berdampak pula pada kesehatan mental sang ibu.

Banyu yang  mulai beranjak dewasa, memutuskan untuk pergi dari rumah. Sebelumnya Banyu hanya tinggal berdua dengan ayahnya setelah kematian ibunya. Banyu pun bekerja sebagai customer service di sebuah supermarket.

Kehidupan tidak berjalan sebagaimana yang diinginkannya. Banyu yang dianggap sebagai pegawai teladan seakan dimanfaatkan oleh para rekan kerjanya. Teman - temannya selalu bergantung pada Banyu untuk penyelesaian semua masalah. Hal ini lama - lama membuat Banyu mengalami gangguan dengan mentalnya. Trauma dan permasalahan masa lalu yang belum usai makin memperparah hal tersebut.

Banyu yang mulai sering mengalami sakit kepala hebat dan juga melihat hal - hal aneh, memutuskan untuk mengambil istirahat sejenak dari pekerjaan dan pergi mencari ayahnya. Banyu ingin bertemu ayahnya untuk mencari jawaban atas segala pertanyaan yang ditahannya selama ini. Namun, kepulangannya ke kampung halamannya tidak membuahkan hasil. Sang Ayah tidak lagi tinggal di rumah tersebut.

Banyu tidak sengaja bertemu dengan tetangganya (Dian Sastrowardoyo) dan jatuh cinta kepadanya. Banyu berjanji akan menemuinya kembali setelah semua permasalahan selesai. Banyu pun meneruskan perjalanan pencarian ayahnya setelah mendapatkan informasi keberadaannya.

Akankah Banyu berhasil melewati petualangan mencari ayahnya?

 

Ulasan :

Banyu Biru merupakan film debut perdana Teddy Soeriaatmadja sebagai sutradara. Ide cerita yang disajikan cukup menarik, jalan cerita yang tidak mudah ditebak, dan twist yang tidak terduga. Penonton dapat merasakan roller coaster perasaan dari tertawa, marah, dan sedih yang ditampilkan oleh tokoh utama.

Meski cerita yang disajikan dengan banyak keabsurbannya, tetapi tidak membuat film ini menjadi film kosong. Banyak pesan tersirat yang dapat dijadikan pelajaran bagi para penonton. Penyajian dengan cara yang ringan ini membuat cerita menjadi tidak membosankan untuk ditonton.

Pergerakan kamera, komposisi warna, dan beberapa efek yang digunakan cukup baik dan tidak berlebihan. Transisi dari tiap adegan juga berjalan dengan baik dan membuat cerita mengalir dengan baik. Walau mungkin penonton akan merasa sedikit aneh dengan tokoh Butet Kertaradjasa yang terus menerus muncul dengan berbagai karakter, tetapi semua akan terjawab di akhir cerita mengapa semua itu terjadi.

Akting dari para pemain juga amat baik, dari tokoh utama hingga para tokoh pendukung. Banyak aktor - aktor senior yang juga ikut ambil bagian dalam film ini. Meski demikian, kita tidak melihat ketimpangan yang signifikan dari akting para pemain tersebut.

Secara keseluruhan, film ini menarik, ringan, dan menghibur. Cocok bagi kamu yang menyukai film bertemakan drama komedi.


Adegan yang mengesankan:  

Banyu mengalami sakit kepala yang dahsyat saat mengikuti seminar dari kantornya. Tiba - tiba pikiran dan imajinasinya menjadi liar. Dirinya melihat rekan - rekannya menari - nari di sekitarnya dan dirinya hanya menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Adegan ini menggambarkan dengan analogi yang baik mengenai kekacauan yang ada di dalam pikiran Banyu. Dimana Banyu yang selalu menjadi people pleaser menyimpan segala perasaannya dan akhirnya membuat dirinya hilang arah.

 

Dialog mengesankan:

"Masalah itu kan harus kita selesaikan dari diri kita sendiri dulu."

 

Ending:

Cliffhanger

 

Rekomendasi:

Must Watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar