Sydney White | 2007 | 1h 48m
Genre
: Romantic Comedy/Comedy/Drama/Romance | Negara: US
Director:
Joe Nussbaum |
Writers: Chad Gomez
Creasey
Pemeran: Amanda Bynes, Sara Paxton,
Matt Long
IMDB: 6.2
My
Rate : 9/10
Sydney yang tidak berhasil untuk masuk ke perkumpulan mahasiswa yang sama dengan ibunya karena kebencian dari pemimpin perkumpulan dan membuatnya harus bergabung dalam perkumpulan mahasiswa buangan, malah membuat perubahan besar pada kehidupan kampus tersebut.
Peringatan:
Terdapat
adegan kekerasan, sensual, ketelanjangan, dan kata - kata kasar
Sinopsis :
Sydney
White (Amanda Bynes) dibesarkan oleh ayahnya setelah kematian dari ibunya.
Dirinya tumbuh menjadi wanita yang tomboy karena banyak berinteraksi dengan
teman - teman ayahnya di tempat konstruksi. Hingga tiba waktu dirinya harus
berpisah karena harus melanjutkan studinya di universitas yang sama dengan
almarhumah ibunya.
Sydney
sangat ingin bisa masuk ke perkumpulan mahasiswa yang sama dengan ibunya
dahulu, Kappa. Ibunya dahulu menemukan pertemanan yang amat baik di perkumpulan
tersebut. Sehingga Sydney pun memiliki impian yang sama.
Sydney
bertemu dan berteman dengan Dinky (Crystal Hunt) yang ternyata juga merupakan
Kappa Legacy. Mereka bersama pergi ke rumah tempat Kappa berada. Dalam
perjalanan, mereka bertemu dengan Tyler (Matt Long) yang juga merupakan salah
satu pimpinan perkumpulan mahasiswa dan mantan pacar dari Rachel (Sara Paxton),
pimpinan Kappa.
Tyler
menjelaskan mengenai beberapa perkumpulan mahasiswa yang berada di kampus
tersebut, termasuk dengan Vortex. Vortex memiliki rumah yang paling jelek di
tempat tersebut dan berisikan mahasiswa terbuang yang dianggap 'aneh'. Rachel
yang melihat interaksi mereka dari jendela merasa tidak senang dengan kedekatan
Tyler dan Sydney.
Sydney
dan anak baru lainnya yang ingin masuk ke dalam Kappa, harus mengikuti segala
kegiatan yang telah direncanakan oleh Rachel. Setiap kegiatan memiliki
standarnya masing - masing. Namun, Sydney terlihat berbeda dengan gadis lainnya
yang girly dan hal ini pun membuat Rachel makin membencinya. Terlebih terlihat
banyak orang yang menyukai Sydney dan Sydney masuk ke dalam list wanita popular
yang jarang sekali mahasiswa baru bisa masuk ke dalamnya.
Di
malam pelantikan, Rachel mempermalukan Sydney di depan umum dan mengumumkan
bahwa Sydney tidak bisa masuk ke Kappa. Sydney pun akhirnya memilih pergi dari
rumah tersebut dan berakhir di depan rumah Vortex. Penghuni Vortex yang
berisikan 7 mahasiswa laki - laki tersebut dengan baik hati menerima Sydney
untuk tinggal di rumah itu. Meski sebelumnya Sydney pernah tidak sengaja harus
menipu Lenny saat awal mereka bertemu karena suruhan Rachel.
Sydney
pun akhirnya menetap di Vortex dan berencana untuk mengubah kehidupan kampus
mereka dengan ikut dalam pemilihan student council demi mengalahkan Rachel dan
mempertahankan bangunan Vortex.
Akankah
rencana Sydney berhasil?
Ulasan :
Sydney
White memiliki cerita yang cukup menarik, tetapi memiliki sedikit kesamaan
dengan cerita snow white. Mungkin, penulis cerita mengambil inspirasi dari
kisah snow white tersebut. Beberapa hal yang terlihat mirip adalah keberadaan
Rachel yang menyerupai ratu jahat, 7 mahasiswa terbuang yang menyerupai 7
kurcaci, dan Tyler yang muncul seperti pangeran tampan.
Rachel
yang terlihat berkuasa di kampus tersebut dan tidak terkalahkan, merasa
tersaingi dengan kehadiran Sydney. Sama halnya dengan Ratu yang merasa
tersaingi dengan kehadiran Snow White. Berbeda dengan ratu yang bertanya pada
cermin, Rachel menggunakan media yang lebih canggih, yaitu voting dari para
mahasiswa.
7
mahasiswa buangan yang menjadi teman Sydney ke depannya, terutama saat Sydney
diusir dari Kappa. Hampir sama halnya dengan snow white yang akhirnya tinggal
dengan 7 kurcaci setelah pergi dari istana. Sydney pun banyak membantu 7
mahasiswa tersebut dan membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Tidak
lengkap jika kisah ini tidak memiliki pangeran tampan. Tyler muncul dan menjadi
seorang pangeran tampan yang akhirnya membantu Snow White. Bahkan ada adegan
dimana Tyler membangunkan Sydney dengan cara menciumnya, sama halnya dengan
pangeran yang membangunkan Snow White.
Meski
ide cerita secara besaran hampir sama. Namun, penyajian dengan cara yang
berbeda dan lebih modern membuat film ini menjadi menarik. Cerita yang
disajikan cukup sederhana dan relate dengan kehidupan para remaja.
Cerita
cukup sistematis dan mudah untuk dipahami. Latar belakang tokoh dan pondasi
cerita pun dibangun dengan amat apik. Tiap tokoh memiliki karakter yang jelas
dan kuat. Sehingga peran memberikan kesan yang cukup baik dalam jalannya
cerita.
Begitu
pula dengan pembangunan konflik dan penyelesaian cerita, disajikan dengan cukup
baik. Kita dapat melihat perkembangan karakter dari masing - masing tokoh. Hal
ini membuat film tidak terasa membosankan.
Akting
dari para pemain juga cukup baik. Saya pribadi, amat menyukai Sara Paxton yang
memerankan Rachel dengan amat baik. Sedangkan untuk Amanda Bynes, sebenarnya
aktingnya juga cukup baik. Hanya saja, ekspresi wajah yang ditunjukkannya
sedikit mengganggu, terutama jika Amanda memainkan bentuk bibirnya.
Kekurangan
yang mungkin terlewatkan adalah tentang vote di website the Hottest. Tidak
dijelaskan dengan pasti bagaimana dan siapa yang mengisi vote tersebut.
Sedangkan di sisi lain, terdapat dialog dimana tidak banyak siswa yang
memberikan vote pada pemilihan jabatan Student Council, lalu mengapa mereka
harus repot untuk memberikan vote pada The Hottest. Selain itu, bagaimana
Sydney dapat memperoleh posisi di the Hottest, sedangkan tidak terlihat banyak
mahasiswa yang mengenalnya.
Cerita
yang sedikit tidak masuk akal lagi bagaimana Terrence dapat tetap tinggal di
Vortex dan mengikuti perkuliahan, sedangkan dirinya sudah lulus 6 tahun yang
lalu. Apakah tidak ada regulasi terkait hal tersebut di kampus? Apakah Terrence
berada di tempat itu secara gratis?
Mengesampingkan
semua itu, film ini cukup menarik untuk ditonton. Bahkan dengan ceritanya yang
ringan dan menarik, membuat film ini bisa dijadikan alternatif untuk masuk
dalam daftar rewatched. Terutama bagi para pencinta komedi romantis.
Adegan yang mengesankan:
Sydney yang dipermalukan di depan
umum oleh Rachel, dirinya memilih pergi dari pesta pelantikan Kappa dan
mengembalikan baju yang dikenakannya dengan cara merobeknya di saat akan pergi.
Dalam adegan ini terlihat bagaimana karakter Sydney yang tetap percaya diri
meski dipermalukan di depan umum. Selain itu, dirinya malah mendapatkan simpati
lebih dari mahasiswa di kampus tersebut karena keberaniannya tersebut.
Dialog mengesankan:
"We're all dorks."
Ending:
Happy
Ending
Rekomendasi:
Must
Watch
(Aluna)
0 Komentar