Review Film Furie (2019)

 

Review Film Furie (2019)

Furie (Original title: Hai Phuong) | 2019 | 1h 38m
Genre : Martial Arts/One-person Army Action/Action/Drama/Thriller | Negara: Vietnam
Director: Le-Van Kiet | Writers: Le-Van Kiet, Kay Nguyen, Nguyen Truong Nhan
Pemeran: Veronica Ngo, Mai Cát Vi, Thanh Nhien Phan
IMDB: 6.3
My Rate : 7/10

Hai Phượng harus berjuang untuk menyelamatkan Mai, anaknya yang diculik oleh para gangster, dimana dirinya harus berlomba dengan waktu sebelum anaknya dibawa untuk diperjual belikan organnya. Hanya saja percarian tersebut bukan perkara mudah, karena hal tersebut harus membuka kembali masa lalunya yang kelam.

Peringatan:

Adegan kekerasan, kata-kata kasar, alkohol, dan rokok

 

Sinopsis :

Hai Phượng tinggal di pinggiran kota bersama dengan anaknya, Mai. Hai Phượng bekerja sebagai debt collector yang pastinya membuat dirinya memiliki banyak musuh. Pandangan masyarakat terhadap dirinya pun sedikit tidak baik. Mai berusaha untuk membuat ibunya tidak lagi bekerja sebagai debt collector.

Hai Phượng berencana menggadaikan anting miliknya untuk mendapatkan modal bagi Mai membangun tambak ikan. Namun, keributan terjadi dimana Mai dituduh mengambil dompet dari salah satu pengunjung pasar. Mai yang merasa tidak bersalah akhirnya pergi melarikan diri dan duduk di pinggir sungai. Di sisi lain Hai Phượng kembali ke pegadaian untuk membatalkan transaksi yang akan dilakukan.

Tiba - tiba Hai Phượng mendengar teriakan Mai yang saat itu dibawa oleh orang tak dikenal dengan menggunakan perahu. Hai Phượng pun mencoba mengejarnya dengan berlari, lalu menggunakan motor. Pengejaran tersebut tidak mudah karena dirinya juga dihadang oleh komplotan dari penculik tersebut. Hingga Hai Phượng berhasil menemukan mereka, tetapi sedikit terlambat.

Para penculik membawa Mai ke Saigon dimana sedikit membuka masa lalu Hai Phượng. Hai Phượng dahulu merupakan anggota gangster yang menguasai Saigon. Hai Phượng pun meminta informasi dari temannya, tetapi temannya tidak ingin mengambil risiko untuk hal tersebut.

Hai Phượng mencoba untuk melapor ke polisi. Namun, karena proses yang lambat, Hai Phượng akhirnya melakukan pencariannya sendiri dengan informasi yang dicurinya dari kantor polisi. Hai Phượng menyadari bahwa sindikat penculikan tersebut berencana untuk menjual organ para korbannya. Dirinya harus berkejaran dengan waktu agar dapat menyelamatkan Mai tepat waktu.

Akankah Hai Phượng berhasil menemukan lagi Mai dalam keadaan hidup?

 

Ulasan :

Furie menyajikan cerita dengan adegan action yang cukup memukau. Ide cerita cukup menarik dan disajikan dengan sistematis sehingga mudah untuk dipahami. Mengangkat tema sedikit berat yang bisa juga meningkatkan awareness di masyarakat, yaitu mengenai penculikan dan perdagangan organ secara ilegal.

Latar belakang cerita dibangun dengan cukup baik. Diawali dengan perkenalan tokoh utama yang memperlihatkan bagaimana karakter dari tokoh tersebut, serta masa lalunya. Selanjutnya tokoh anak, Mai, mulai muncul dan memperlihatkan bagaimana hubungan antara keduanya. Selain itu, kita juga dapat melihat bagaimana pandangan masyarakat terhadap keberadaan mereka.

Konflik disajikan dengan amat baik dengan adanya pertengkaran yang membuat hubungan antara Mai dan Ibunya sedikit goyah. Hingga penculikan yang terjadi membuat Hai Phượng benar - benar merasa terpukul. Pengejaran pun terjadi. Ketegangan dari tiap adegan terasa dengan jelas.

Penyelesaian cerita dilakukan dengan cukup baik. Perkembangan karakter dari para tokohnya juga terlihat dengan jelas. Dimana terlihat hubungan Hai Phượng dengan masa lalu dan keluarganya yang sedikit membaik. Serta pastinya hubungan antara dirinya dan Mai. Namun, memang sedikit kurang halus transisinya setelah ketegangan yang cukup intens di konflik.

Akting dari para pemain terutama Veronica Ngo yang memerankan Hai Phượng dengan berbagai adegan action yang ditunjukkannya. Terlihat juga bagaimana dirinya berhasil menunjukkan ekspresi dan emosi yang sesuai dengan karakternya. Meski jika kita melihat latar belakang Hai Phượng yang lahir dari keluarga martial art dan bergaul dengan lingkungan gangster, aura yang ditampilkan kurang terasa konsistensinya. Bisa dibilang masih kurang garang dan menakutkan. Akting para pemain pendukung terutama polisi dan beberapa musuhnya juga kadang terasa sedikit canggung.

Pergerakan camera cukup baik karena bisa menangkap setiap detail pertarungan dengan cukup baik. Ditambah dengan pemilihan musik dan sound effect yang sesuai. Serta komposisi warna yang juga menambah kesan misterius dari tiap adegan.

Beberapa adegan dan jalan cerita dirasa masih bisa dioptimalkan lebih lagi. Sebagai contoh konsistensi karakter yang sebelumnya sedikit kita senggol. Hal ini disebabkan penggambaran Hai Phượng sebagai 'gangster yang ditakuti' dan 'berlatih martial arts sejak kecil' memberikan ekspektasi yang cukup luar biasa di penonton. Meski dapat dikatakan bahwa pertunjukan pertarungan yang disajikan cukup baik.

Karakter polisi juga dirasa amat lemah. Terlihat bagaimana ketidak kompetenan dari mereka dengan jelas. Dimana polisi yang mengatakan telah melakukan penyelidikan atas kasus tersebut selama 3 tahun, terlihat seperti tidak tahu apa - apa. Selain itu mereka juga sedikit menyepelekan kasus tersebut. Terutama terlihat dari dialog yang disampaikan oleh detektif tersebut di rumah sakit.

Adegan di kereta juga terlihat sedikit tidak nyata. Meski hal tersebut dapat kita abaikan dan tidak terlalu memberikan dampak besar. Secara keseluruhan, film ini cukup menarik untuk ditonton terutama bagi para pencinta film action.

 

Adegan yang mengesankan:  

#spoiler. Hai Phượng berhasil menemukan Mai. Dalam pertemuan tersebut, Mai ingat dengan pesan ibunya dimana dirinya harus berani. Mai mengatakan bahwa dirinya telah berusaha untuk menjadi berani, tetapi ketakutan masih melingkupinya. Hai Phượng mengatakan bahwa Mai boleh merasa takut dan jangan merasa bersalah atas hal tersebut.

Melalui adegan tersebut kita dapat melihat bahwa merasa takut merupakan hal yang manusiawi. Namun, jangan sampai rasa takut tersebut memakan diri kita dan membuat diri menjadi tidak berdaya. Hai Phượng yang sebelumnya berpesan agar anaknya selalu berani merupakan caranya untuk melindungi anaknya dari kejamnya dunia.

 

Dialog mengesankan:

"No one will help you stand up in life"

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Worth to watch

 

(Aluna)

 


Posting Komentar

0 Komentar