Review Film Ni No Kuni (2019)

Review Film Ni No Kuni (2019)

 

Ni No Kuni | 2019 | 1h 46m
Genre : Anime/ Hand-Drawn Animation /Isekai /Action /Adventure /Animation /Family /Fantasy /Romance | Negara: Jepang
Director: Yoshiyuki Momose, Hiroyuki Morita, Naohito Takahashi | Writers: Akihiro Hino
Pemeran: Kento Yamazaki, Mackenyu, Mei Nagano
IMDB: 6.1
My Rate : 7/10

Yu dan Haru tiba - tiba masuk ke dunia yang berbeda saat berusaha menolong temannya, Kotona dan berakhir menyelamatkan nyawa Astrid, putri di dunia tersebut. Kondisi Kotona yang malah memburuk membuat Yu dan Haru mencari cara untuk menyelamatkannya, meski kesalahpahaman malah membuat pertarungan di antara mereka.

Peringatan:

Terdapat kekerasan.

 

Sinopsis Ni No Kuni (2019):

Haru, Yu, dan Kotona, ketiganya merupakan sahabat dekat. Yu memiliki sedikit kekurangan dimana dirinya tidak bisa berjalan dan menggunakan kursi roda. Yu yang menyukai Kotona memilih untuk menyembunyikannya karena tahu bahwa Haru juga menyukainya.

Suatu hari, seorang pria misterius membuntuti Kotona dan membuatnya dalam bahaya. Yu berhasil menemukan keberadaan Kotona, tetapi sedikit terlambat karena pria tersebut telah menusukkan sebuah pisau ke perut Kotona. Haru yang sampai kemudian, langsung menggendong dan membawa Kotona ke rumah sakit. Namun, di perjalanan dirinya hampir saja tertabrak mobil tetapi berhasil diselamatkan oleh Yu.

Mereka tiba - tiba berada di sebuah kota yang tidak dikenal dengan mengenakan pakaian yang aneh. Mereka mencoba mencari keberadaan Kotona di kota tersebut hingga menemukan seorang yang benar - benar mirip di sebuah pamflet yang di lihat di kedai minuman. Orang tersebut adalah Astrid, putri dari kerajaan di kota tersebut.

Haru dan Yu mencoba untuk masuk ke dalam istana dengan menyelinap di kereta seorang tabib. Ternyata Astrid sedang menderita sakit akibat kutukan yang disebabkan oleh Pisau misterius yang ada di perutnya. Tidak ada satupun tabib yang berhasil menyembuhkannya, termasuk tabib yang baru saja datang.

Yu tidak sengaja mencabut pisau tersebut dan membuat Astrid kembali pulih. Mereka pun mendapatkan hadiah yang melimpah dari kerajaan. Namun, keesokan harinya mereka dipanggil lagi dan diminta bertarung dengan para prajurit pedang.

Raja berdasarkan nasehat dari menterinya, merasa bahwa Haru dan Yu merupakan pembunuh bayaran yang dikirimkan oleh Black Banner yang merupakan musuh kerajaan tersebut. Haru dan Yu akhirnya mencoba kembali ke dunia mereka dengan melompat ke bara api. Saat kembali ke dunia mereka, Haru dan Yu berhasil menemukan Kotona dalam keadaan baik. Namun, hal itu tidak berlangsung lama, Kotona menderita penyakit yang membuat nyawanya terancam.

Haru dan Yu kembali ke dunia Astrid. Namun dengan tujuan yang berbeda. Haru ingin membunuh Astrid, sedangkan Yu ingin menyelamatkannya.

Akankah mereka berhasil melindungi semuanya?

 

Ulasan Ni No Kuni (2019):

Ni No Kuni merupakan film yang didasarkan pada game series berjudul sama yang diciptakan oleh Akihiro Hino, Level 5. Meski narasi cerita berbeda dengan plot yang ada di dalam game, tetapi beberapa element dari game tersebut tetap di pertahankan. Mengambil cerita dari kejadian setelah Ni no Kuni II: Revenant Kingdom.

Film ini memiliki kesamaan visual tone dan texture dengan produksi Ghibli sebab Studio Ghibli memiliki kontribusi dalam desain karakter dan komponen lain dalam games tersebut. Namun, tidak secara langsung ikut serta dalam pembuatan film. Namun, film ini merupakan film panjang pertama yang disutradarai oleh Yoshiyuki Momose yang merupakan animator di Studio Ghibli.

Ide cerita cukup menarik dengan mengangkat tema dunia paralel dengan narasi cerita yang cukup masuk akal. Sayangnya, eksekusi cerita sedikit kurang memuaskan dan masih bisa dioptimalkan lebih dalam. Banyak bagian cerita yang bisa diperdalam hingga membuat cerita lebih melekat.

Mari kita mulai dari pondasi cerita. Pembangunan pondasi cerita sendiri dilakukan dengan cukup baik. Masing - masing tokoh diperkenalkan dengan baik dan juga keterhubungan mereka diperlihatkan dengan cukup jelas. Beberapa kejadian penting yang melatarbelakangi konflik juga dijelaskan dengan baik.

Konflik mulai terasa saat Kotona kembali dalam bahaya yang memungkinkan dirinya kehilangan nyawa. Meski dalam konflik tersebut Yu bisa memberikan penjelasan yang logis atas hal yang terjadi pada Kotona dan tentang link antara kedua dunia tersebut. Namun, kesalahpahaman yang terjadi dalam diri Haru juga cukup masuk akal. Sehingga menimbulkan konflik yang cukup menarik dari perbedaan pemikiran tersebut.

Penonton akan menyaksikan berbagai adegan yang cukup menegangkan. Dengan permainan perang dan action yang cukup memukau. Meski dari segi animasi agak sedikit kurang - akan kita bahas kemudian -.

Penyelesaian konflik dilakukan dengan cukup baik. Dengan perkembangan karakter dari masing - masing tokoh yang cukup terlihat. Misteri cerita dan twist terpecahkan dengan cukup baik, meski masih banyak misteri lain yang harusnya bisa dijelaskan lebih dalam.

Identitas Yu hanya disampaikan dalam bentuk narasi oleh Haru. Harusnya adegan ini bisa lebih diperdalam mungkin dengan memperlihatkan sekelibat 'kenyataan' mengenai Yu, seperti bagaimana dirinya bisa pindah ke dunia manusia. Apakah benar dari kecelakaan pesawat atau yang lainnya?

Begitu pula dengan sang kakek tua. Tidak ada kejelasan mengenai identitas kakek tersebut, bagaimana dirinya bisa memiliki pedang legenda? Lalu saat dirinya kembali ke dunia manusia dan membawa 'anjing aneh' dengannya, bagaimana bentuk anjing itu selanjutnya?

Pertanyaan lainnya tentang keluarga Yu. Jika memang setiap karakter di dunia Kotona berkaitan dengan dunia Astrid. Maka harusnya Ibu Yu juga masih ada karena ibu Haru masih hidup. Mungkin jika ditambah cerita Yu yang bertemu kembali dengan keluarganya bisa menjadi cerita yang cukup mengesankan.

Dari segi animasi dan gambar cukup baik, meski saya personal bukan penggembar desain gambar Ghibli. Sayangnya, bentuk animasi tidak konsisten. Kita dapat melihat perbedaan gambar animasi terutama saat terjadi peperangan di adegan pasukan Black Banner datang dengan menunggangi binatang - binatang. Desain gambar yang ditampilkan seakan tidak menyatu dengan desain secara keseluruhan dan latar belakang yang ada dalam adegan.

Kekurangan lainnya dari segi ekspresi dari para tokoh. Ada waktu dimana ekspresi tokoh terlihat bervariasi, tetapi ada juga yang terlihat datar meski adegan atau dialog cukup menegangkan. Hal ini menjadi masalah juga jika disatukan dengan voice over yang membuat pesan dari dialog dan suasana dari adegan tidak tersampaikan dengan cukup baik, salah satunya tokoh Astrid. Banyak adegan yang terkesan datar.

Sisi baiknya, pemilihan musik dan sound efek cukup membantu untuk membangun cerita. Beberapa pengisi suara juga memberikan effort yang maksimal untuk menghidupkan tokoh yang ada dalam cerita. Salah satunya adalah Mamoru Miyano yang berhasil menyampaikan kemarahan dari Galeroth dari tone suaranya.

Secara keseluruhan film ini cukup menarik untuk ditonton. Namun, rasanya tidak cocok untuk anak - anak karena cerita yang sedikit berat.

 

Adegan yang mengesankan:  

Astrid dan Yu sedang berada di danau. Astrid mengungkapkan isi hatinya pada Yu yaitu bagaimana dirinya merasa kesulitan mengemban status sebagai seorang Putri. Dirinya tidak bisa menjadi diri sendiri dan menyembunyikan perasaannya. Astrid berusaha untuk tidak mengeluh dan menunjukkan kesulitannya, sebagai perwujudan dari ekspektasi yang diberikan orang - orang atas statusnya.

Adegan ini mungkin relate dengan kehidupan kita. Dimana sering kali kita berusaha untuk menyembunyikan kesedihan kita dan memilih untuk memendamnya sendiri. Sebab kita tidak ingin membebani orang lain atas hal tersebut atau tidak ingin merusak ekspektasi orang terhadap diri kita.

 

Dialog mengesankan:

"I will protect the things I hold dear!"

 

Ending:

Happy Ending

 

Rekomendasi:

Worth to Watch

 

(Aluna)

 

Posting Komentar

0 Komentar