The Platform (Original title: El
hoyo) | 2019 | 1h 34m
Genre
: Dystopian Sci-Fi/Prison Drama/Horror/Mystery/Sci-Fi/Thriller | Negara:
Spain
Director:
Galder Gaztelu-Urrutia |
Writers: David Desola,
Pedro Rivero
Pemeran: Ivan Massagué, Zorion
Eguileor, Antonia San Juan
IMDB: 7.0
My
Rate : 9/10
Goreng memilih untuk masuk ke dalam Vertical Self-Management Center yang ternyata merupakan penjara dengan sistem platform yang tidak sesuai dengan bayangannya. Kelaparan membuat para penghuninya melakukan segala cara untuk bertahan hidup termasuk memakan teman satu selnya yang akhirnya membuat Goreng merasa harus berinisiatif untuk membawa perubahan demi sistem yang lebih baik.
Peringatan:
Terdapat
adegan kekerasan, seks, telanjang, kata kasar, dan kanibalisme.
Sinopsis :
Goreng
(Iván Massagué) secara
sukarela memilih untuk masuk ke dalam Vertical Self-Management Center. Dirinya
terbangun di dalam sebuah ruangan yang bertuliskan '48' dengan teman sekamar
bernama Trimagasi (Zorion Eguileor). Goreng merasa bingung dengan kondisi tempat
mereka tinggal dimana terdapat sebuah lubang besar yang berada di tengah
ruangan dan ruangan yang berbentuk tingkatan.
Trimagasi menjelaskan secara singkat
sistem di tempat tersebut. Dimana nomor 48 merupakan tingkatan dimana tempat
mereka tinggal. Mereka akan diberikan makanan melalui platform yang secara
otomatis berjalan melalui lubang tersebut. Setiap tingkatan hanya diberi waktu
dua menit untuk menikmati makanan sepuasnya. Selain itu mereka hanya bisa makan
saat platform tersebut berada di tingkatan mereka. Jika hal tersebut dilanggar
maka hukuman berupa perubahan temperature di tingkatan mereka akan terjadi.
Goreng akhirnya mulai beradaptasi
dengan sistem yang ada di tempat tersebut. Suatu hari, seorang wanita ikut
turun bersama dengan makanan mereka. Wanita tersebut adalah Miharu yang secara
berkala menaiki platform tersebut untuk mencari anaknya. Trimagasi meminta
Goreng untuk mengabaikannya, tetapi Goreng merasa iba dengan Miharu. Apalagi
setelah melihat Miharu dalam bahaya di tingkatan dibawahnya.
Hubungan antara Goreng dan Trimagasi
menjadi semakin erat. Trimagasi membawa pisau sebagai barang yang dibawa ke
dalam gedung tersebut, sedangkan Goreng membawa buku. Goreng sering kali
membacakan buku tersebut untuk Trimagasi. Hingga semuanya berubah saat mereka
terbangun di tingkatan cell yang lebih rendah.
Setiap bulan tingkatan mereka akan
dipindahkan secara acak. Trimagasi dan Goreng terbangun di tingkat 171 yang
mana akan sangat kecil kemungkinan untuk mendapatkan makanan. Trimagasi
mengikat Goreng di kasurnya dan mencoba untuk menikmati dagingnya di hari
ketujuh.
Miharu secara tidak sengaja melihat
Trimagasi yang sedang memotong daging Goreng. Miharu pun mencoba menolong
Goreng dan menyebabkan Trimagasi tewas. Goreng kemudian tidak sadarkan diri
karena kehilangan banyak darah. Miharus mencoba merawatnya dan memberikan
daging Trimagasi sebagai santapan.
Goreng yang awalnya tidak ingin
menyantap tubuh Trimagasi akhirnya memakannya juga. Bayangan - bayangan
Trimagasi mulai muncul dan memenuhi pikirannya. Serta sedikit demi sedikit
kepribadian dan cara pandang Goreng pun berubah hingga dirinya terbangun di
tingkatan yang berbeda dengan teman sekamar barunya.
Akankah Goreng bisa bertahan hidup
di tempat tersebut?
Ulasan :
The
Platform (2019) memiliki ide cerita dengan pesan yang mendalam. Berdasarkan
pernyataan dari Galder
Gaztelu-Urrutia sebagai sutradara, pesan utama yang ingin disampaikan adalah
"humanity will have to move towards the fair distribution of wealth".
Dirinya juga ingin memperlihatkan pentingnya inisiatif seseorang untuk
merangsang perubahan terutama di bidang politik.
Pesan dari film ini tersampaikan
dengan amat baik di layar. Nama yang digunakan untuk platform tersebut adalah
"Vertical Self-Management Center." yang sebenarnya merupakan penjara
yang menggunakan sistem platform atau tingkatan. Meski set yang digunakan hanya
berupa dua tingkatan penjara, tetapi dengan bantuan dari visual effect terlihat
begitu nyata.
Sifat asli manusia diperlihatkan
dengan amat baik dari simbol simbol dalam adegan yang disajikan. Bagaimana
keserakahan dan ketamakan akan membuat orang lain berada dalam kesulitan.
Kanibalisme juga menjadi simbol bagaimana manusia akan melakukan apapun untuk
bertahan hidup. Meski kita juga melihat bahwa terdapat orang - orang yang
berusaha untuk mencari win - win solution atas kondisi yang ada.
Latar belakang cerita dan tokoh
dibangun dengan cukup baik. Diperlihatkan alasan yang membuat Goreng akhirnya
berada di dalam tempat tersebut dan sistem kerja dari tempat tersebut. Tokoh
lain yang berinteraksi dengan Goreng juga dijelaskan dengan cukup baik. Meski
masih tidak ada penjelasan secara gamblang mengenai asal usul dari tempat
tersebut dan bagaimana orang - orang di dalamnya bisa mengetahui mengenai
keberadaan tempat tersebut. Sebab jika diperhatikan tidak ada yang benar -
benar tahu mengenai sistem di tempat tersebut.
Konflik cerita disajikan dengan amat
baik dimulai dari tokoh utama yang akhirnya menyadari kejamnya sistem yang ada
di tempat tersebut. Penonton akan disajikan dengan adegan - adegan yang penuh
dengan ketegangan. Konflik tidak hanya terjadi antar para tokoh, tetapi juga
internal dari tokoh utama juga. Terutama dengan ilusi dan bisikan - bisikan
yang dirasakan oleh tokoh utama.
Penyelesaian cerita dilakukan dengan
amat baik. Perkembangan karakter dari tokoh utama terlihat dengan jelas, dimana
yang sebelumnya dirinya masih merasa acuh dan hanya berfokus untuk bertahan
hidup. Akhirnya mulai mencoba untuk melakukan perubahan dan membuat seluruh
penghuni di tempat tersebut hidup. Selain itu juga memberikan twist yang tidak
dapat diperkirakan sejak awal.
Akting dari para pemain amat memukau
dan terlihat totalitas dari setiap pemerannya. Ekspresi dan emosi yang
ditampilkan benar - benar mengagumkan. Riasan dan pakaian yang digunakan juga
sesuai dengan adegan yang ditunjukkan dan juga cerita. Tampilan darah, potongan
tubuh, terlihat begitu nyata.
Penggunaan efek dan pengambilan
gambar juga amat baik. Seperti yang dikatakan di awal bahwa level yang terlihat
dari bolongan di dalam ruangan hanyalah efek yang digunakan dalam tahap post
production. Namun, hasilnya benar - benar terlihat nyata seakan - akan
tingkatan ruangan tersebut memang sebanyak mata memandang. Detail - detail
penting juga tersajikan dengan amat baik.
Pemilihan musik dan sound effet
benar - benar baik. Komposisi warna juga disajikan dengan baik. Transisi dari
tiap adegan ke adegan lainnya juga mengalir dengan baik.
Sayangnya terdapat sedikit tanda
tanya yang masih belum terjawab. Terdapat dialog dimana Trimagasi mengatakan
bahwa dirinya hanya perlu bertahan satu bulan lagi sebelum masa tahanannya
habis. Namun, tidak diperlihatkan apakah benar - benar ada yang keluar dengan
selamat dari tempat tersebut setelah masa tahanannya habis. Sebab sepertinya
hal tersebut tidak terpengaruh. Sebab pada dialog lain yang dikatakan oleh
Imoguiri, bahwa tidak ada yang pernah keluar dari tempat tersebut setelah
mereka masuk.
Sebagai tambahan, sebagai orang
Indonesia, nama tokoh utama sedikit menggelitik. 'Goreng' dalam bahasa
Indonesia berarti 'Fried' dalam bahasa Inggris. Secara logika, sedikit tidak
lazim seseorang memiliki nama 'Fried'. Hehe
Secara keseluruhan, film ini
merupakan film yang pantas ditonton untuk para pencinta film psikologi. Meski
tema yang diangkat sedikit berat, tetapi benar - benar worth.
Adegan
yang mengesankan:
Goreng terbangun dengan menemukan
Imoguiri yang mati gantung diri di ruang sel tersebut. Halusinasi mulai
menghantui pikirannya. Bayangan Trimagasi dan Imoguiri yang terus berbicara dan
membujuknya untuk menikmati daging Imoguiri sebagai makanannya membuat Goreng
merasakan dilema. Dalam adegan tersebut terlihat bagaimana Goreng berusaha
dengan kuat untuk tidak mendengarkan bisikan - bisikan yang menghantuinya
tersebut.
Di kehidupan nyata hal ini sering
terjadi. Dimana saat kita dalam keadaan terdesak, kita dihadapkan pada pilihan
sulit antara benar dan salah. Sering kali seseorang akan sulit untuk bertahan
dalam prinsip hidup dan integrasinya.
Dialog mengesankan:
"Change never happen spontaneously, lady."
Ending:
Cliffhanger
Ending
Rekomendasi:
Must
Watch
(Aluna)
0 Komentar